BI Gorontalo dan KDEKS: Dorong Ekonomi Syariah di Gorontalo
Bank Indonesia (BI) Gorontalo dan Komite Daerah Ekonomi dan Keuangan Syariah (KDEKS) berkolaborasi untuk memperkuat ekonomi syariah di Gorontalo melalui program edukasi dan digitalisasi pesantren.

Bank Indonesia (BI) Provinsi Gorontalo dan Komite Daerah Ekonomi dan Keuangan Syariah (KDEKS) resmi meluncurkan ekosistem ekonomi syariah di Gorontalo. Peluncuran yang berlangsung di Pondok Pesantren Hubulo, Kabupaten Bone Bolango pada Jumat, 15 Maret 2024, bertujuan untuk mendorong kontribusi ekonomi syariah bagi perekonomian daerah. Inisiatif ini melibatkan sekitar 1.000 santri dari tiga pesantren di Bone Bolango dan sekitarnya, menandai langkah penting dalam membangun kemandirian ekonomi syariah.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo, Bambang Satya Permana, menjelaskan bahwa pembentukan ekosistem ini didasarkan pada prinsip ekonomi syariah yang universal: berkeadilan, gotong royong, kolaborasi, kebaikan, serta pembangunan inklusif dan berkelanjutan. Ia meyakini bahwa dengan kolaborasi yang kuat, ekonomi syariah di Gorontalo akan semakin berkembang pesat dan memberikan dampak positif bagi masyarakat.
Langkah awal pengembangan ekosistem ini difokuskan pada tiga program utama. Program Ekonomi Keuangan Syariah Masuk Sekolah (POSKO) akan meningkatkan literasi ekonomi syariah di kalangan pelajar. Digitalisasi pondok pesantren melalui perluasan penggunaan QRIS di pesantren dan rumah ibadah akan memudahkan transaksi dan pengelolaan keuangan. Terakhir, pengembangan kantin halal di lingkungan pesantren dan madrasah akan mendukung pertumbuhan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) berbasis syariah.
Program Unggulan Ekosistem Ekonomi Syariah Gorontalo
Implementasi program-program tersebut merupakan hasil kolaborasi yang erat antara Bank Indonesia, KDEKS, Kanwil Kementerian Agama, dan Himpunan Ekonomi Bisnis Pesantren (HEBITREN) Provinsi Gorontalo. Kolaborasi ini menunjukkan komitmen bersama untuk mendorong pertumbuhan ekonomi syariah yang berkelanjutan di Gorontalo.
Bambang Satya Permana menekankan pentingnya keterlibatan aktif pesantren dalam membangun kemandirian ekonomi syariah. Ia menambahkan bahwa bahan ajar ekonomi keuangan syariah yang dikembangkan bersama Kementerian Agama akan diperkuat dengan praktik kewirausahaan bagi santri. Hal ini diharapkan dapat melahirkan banyak pelaku usaha syariah baru dari kalangan lulusan pesantren.
Ke depannya, ekosistem ini diharapkan akan terus berkembang dengan dukungan dari seluruh anggota KDEKS, termasuk perbankan syariah, perguruan tinggi, dunia usaha, BAZNAS, dan pemerintah daerah. Tujuannya adalah menciptakan ekosistem yang saling mendukung dan bersinergi untuk mencapai pertumbuhan ekonomi syariah yang optimal.
Edukasi dan Sosialisasi kepada Santri
Selain peluncuran ekosistem, kegiatan tersebut juga diisi dengan edukasi bagi para santri. Edukasi meliputi pelatihan dan sosialisasi literasi ekonomi syariah, digitalisasi pembayaran menggunakan QRIS, dan pemahaman terhadap program Cinta, Bangga, Paham (CBP) Rupiah. Program CBP Rupiah bertujuan untuk meningkatkan kesadaran santri akan pentingnya rupiah sebagai simbol kedaulatan negara.
Dengan demikian, program ini tidak hanya berfokus pada pengembangan ekonomi syariah, tetapi juga pada peningkatan literasi keuangan dan kesadaran akan pentingnya nilai-nilai kebangsaan. Hal ini menunjukkan komitmen menyeluruh untuk membangun masyarakat Gorontalo yang lebih maju dan sejahtera.
Pelatihan dan sosialisasi ini diharapkan dapat memberikan bekal pengetahuan dan keterampilan kepada para santri untuk berperan aktif dalam pengembangan ekonomi syariah di Gorontalo. Mereka diharapkan dapat menjadi agen perubahan dan penggerak ekonomi syariah di masa depan.
Secara keseluruhan, inisiatif ini menandai langkah signifikan dalam pengembangan ekonomi syariah di Gorontalo. Kolaborasi yang kuat antara berbagai pihak menjadi kunci keberhasilan program ini dalam menciptakan dampak positif bagi perekonomian dan masyarakat Gorontalo.