BI Sulsel dan Pemkot Makassar Fasilitasi Penukaran Uang di Pulau Jelang Lebaran
Bank Indonesia Perwakilan Sulawesi Selatan dan Pemerintah Kota Makassar berkolaborasi menyediakan layanan penukaran uang di pulau-pulau sekitar Makassar untuk memastikan ketersediaan uang layak edar menjelang Idul Fitri 1445 H dan mendorong transaksi digi

Bank Indonesia (BI) Perwakilan Sulawesi Selatan (Sulsel) bersama Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar menggelar program penukaran uang di beberapa pulau di wilayah tersebut. Kegiatan yang dimulai Minggu (23/3) ini bertujuan untuk memastikan ketersediaan uang tunai berkualitas bagi masyarakat menjelang perayaan Idul Fitri 1445 H. Program ini juga mencakup sosialisasi dan edukasi mengenai transaksi nontunai melalui QRIS.
Kepala Kantor Perwakilan BI Sulsel, Rizki Ernadi Wimanda, menjelaskan bahwa penukaran uang dilakukan di beberapa pulau untuk menjangkau masyarakat yang mungkin kesulitan mengakses layanan perbankan konvensional. "Penukaran uang ini kami gelar di beberapa pulau di wilayah Kota Makassar untuk memastikan ketersediaan uang tunai berkualitas jelang lebaran Idul Fitri," ujarnya. Langkah ini dinilai krusial dalam mempersiapkan perayaan Idul Fitri yang lancar dan nyaman bagi seluruh lapisan masyarakat, termasuk di daerah kepulauan.
Selain penukaran uang, program ini juga mempromosikan penggunaan sistem pembayaran digital QRIS. BI Sulsel menekankan kemudahan dan efisiensi transaksi digital dibandingkan transaksi tunai konvensional. Rizki menambahkan, "Hari ini, masyarakat bisa menukarkan uang lusuh dengan batas maksimal Rp4,5 juta. Selain itu, mereka juga bisa melakukan penukaran secara online melalui QRIS." Inisiatif ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk mendorong inklusi keuangan digital di Indonesia.
Layanan Terjangkau di Pulau-Pulau Terpencil
Program Serambi Pinisi (Semarak Rupiah Ramadan dan Berkah Idul Fitri 2025) ini menyasar tiga pulau di sekitar Makassar: Pulau Lae-lae, Pulau Barang Lompo, dan Pulau Lakkang, yang berada di Kecamatan Sangkarrang. Pemilihan lokasi ini mempertimbangkan aksesibilitas dan kebutuhan masyarakat di pulau-pulau tersebut akan layanan penukaran uang menjelang hari raya. Dengan adanya program ini, diharapkan masyarakat di pulau-pulau tersebut dapat dengan mudah memperoleh uang layak edar untuk kebutuhan Lebaran.
Layanan ini tidak hanya sebatas penukaran uang, tetapi juga sebagai bentuk edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat. Petugas memberikan pemahaman mengenai pentingnya menjaga kualitas uang rupiah dan manfaat transaksi digital melalui QRIS. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan literasi keuangan masyarakat dan mendorong adopsi teknologi digital dalam transaksi sehari-hari. Dengan demikian, program ini memiliki dampak positif yang luas, tidak hanya dalam menyediakan uang tunai, tetapi juga dalam meningkatkan literasi keuangan digital.
Proses penukaran uang dilakukan dengan tertib dan lancar. Masyarakat yang datang tampak antusias dan menyambut baik program ini. Kehadiran BI dan Pemkot Makassar di pulau-pulau tersebut menunjukkan komitmen pemerintah dalam memberikan pelayanan optimal kepada seluruh masyarakat, tanpa terkecuali mereka yang tinggal di daerah terpencil.
Apresiasi Pemerintah Kota Makassar
Pemerintah Kota Makassar memberikan apresiasi yang tinggi terhadap inisiatif BI Sulsel dalam menyelenggarakan program ini. Plt. Sekda Makassar, Andi Zulkifli Nanda, menyatakan bahwa program ini sangat bermanfaat bagi masyarakat, khususnya dalam memenuhi kebutuhan uang tunai menjelang Idul Fitri. "Selain sebagai pelayanan penukaran uang, acara ini juga bertujuan mengedukasi masyarakat dalam memanfaatkan digitalisasi keuangan melalui QRIS," ucapnya.
Kerja sama antara BI Sulsel dan Pemkot Makassar ini menunjukkan sinergi yang baik antara lembaga pemerintah dan perbankan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Dengan adanya program ini, diharapkan masyarakat dapat merayakan Idul Fitri dengan lebih tenang dan nyaman, tanpa harus khawatir akan ketersediaan uang tunai yang berkualitas. Program ini juga menjadi contoh nyata bagaimana pemerintah dapat menjangkau masyarakat di daerah terpencil dan memberikan akses kepada layanan keuangan yang memadai.
Ke depan, diharapkan program serupa dapat terus dilakukan secara berkelanjutan untuk memastikan ketersediaan uang tunai di seluruh wilayah, khususnya menjelang hari-hari besar keagamaan. Peningkatan literasi keuangan digital juga perlu terus digalakkan agar masyarakat dapat memanfaatkan teknologi untuk mempermudah transaksi keuangan sehari-hari.
Program ini juga memberikan dampak positif terhadap perekonomian di daerah kepulauan. Dengan tersedianya uang tunai yang cukup, diharapkan aktivitas ekonomi di pulau-pulau tersebut dapat berjalan dengan lancar dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.