BI dan TNI AL Jaga Kedaulatan Rupiah di Pulau-Pulau 3T Sulawesi Tenggara
Bank Indonesia dan TNI AL berkolaborasi dalam Ekspedisi Rupiah Berdaulat 2025 untuk memperkuat kedaulatan Rupiah di pulau-pulau tertinggal, terdepan, dan terluar di Sulawesi Tenggara, menghadapi tantangan geografis dan edukasi masyarakat.

Bank Indonesia (BI) dan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL) menggelar Ekspedisi Rupiah Berdaulat (ERB) 2025 di Sulawesi Tenggara. Kegiatan ini bertujuan memperkuat kedaulatan Rupiah di pulau-pulau 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar) di provinsi tersebut. Pelepasan perdana ekspedisi dilakukan di Kendari pada Jumat, 25 April 2025, dipilih karena nilai simbolik dan strategisnya bagi perekonomian Indonesia.
Kepala Departemen Pengelolaan Uang BI, M. Anwar Bashori, menjelaskan bahwa Sulawesi Tenggara memiliki ikatan kuat dengan Rupiah. Selain menjadi ikon pada uang kertas pecahan Rp10.000, Sultra juga dikenal dunia lewat destinasi wisata Wakatobi, bagian dari Cagar Biosfer Dunia UNESCO. Ekspedisi ini merupakan bagian dari upaya BI untuk menjangkau seluruh wilayah Indonesia, termasuk daerah-daerah yang sulit diakses.
Tantangan dalam mendistribusikan uang rupiah layak edar di pulau-pulau 3T cukup kompleks. Kondisi geografis Indonesia yang terdiri dari ribuan pulau dengan keterbatasan infrastruktur menjadi kendala utama. Selain itu, tingkat pendidikan masyarakat juga berpengaruh pada perawatan uang, seringkali ditemukan uang tidak layak edar karena kebiasaan melipat, menstaples, atau membasahi uang. Oleh karena itu, edukasi kepada masyarakat menjadi bagian penting dari program ini.
Ekspedisi Rupiah Berdaulat: Menjaga Kedaulatan Rupiah di Perbatasan
Kawasan 3T juga berdekatan dengan wilayah perbatasan Indonesia, sehingga sering ditemukan mata uang asing beredar di sana. Hal ini berpotensi mengganggu kedaulatan mata uang nasional. Untuk mengatasi tantangan ini, kolaborasi antara BI dan TNI AL sangat penting. Sinergi ini terbukti efektif dalam menjaga keutuhan dan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Sejak tahun 2012, ERB telah menjangkau 655 pulau melalui 127 kegiatan kas keliling. Pada tahun 2024, tercatat 18 kegiatan ERB yang menjangkau 90 pulau dengan total nilai penukaran uang mencapai Rp164,4 miliar. Pada ERB 2025, ekspedisi perdana akan berlangsung dari 25 April hingga 1 Mei 2025, menyasar lima pulau di Wakatobi: Wanci, Kaledupa, Tomia, Binongko, dan Runduma.
BI berkomitmen untuk terus memperluas jangkauan pelayanan kas dan meningkatkan literasi masyarakat tentang Rupiah. Hal ini dilakukan melalui sinergi yang inklusif dan berkelanjutan. Upaya ini merupakan bagian dari pembangunan Indonesia Maju, dari kota hingga ke pelosok negeri. Kolaborasi antara BI dan TNI AL dalam ERB 2025 menunjukkan komitmen nyata pemerintah untuk menjaga kedaulatan ekonomi dan NKRI.
Tantangan Distribusi Rupiah di Pulau 3T
- Geografis: Ribuan pulau dengan infrastruktur terbatas.
- Edukasi: Perilaku masyarakat dalam memperlakukan uang (melipat, menstaples, membasahi).
- Perbatasan: Sirkulasi mata uang asing di wilayah perbatasan.
"Banyak uang tidak layak edar ditemukan karena perilaku melipat uang, menstaples, atau membasahi uang. Kondisi ini mendorong pentingnya edukasi kepada masyarakat mengenai pentingnya merawat rupiah," ujar Anwar Bashori.
Ekspedisi Rupiah Berdaulat 2025 di Sulawesi Tenggara merupakan bukti nyata komitmen Bank Indonesia dan TNI AL dalam menjaga kedaulatan Rupiah dan NKRI. Dengan menjangkau pulau-pulau terpencil, program ini memastikan akses masyarakat terhadap uang layak edar dan meningkatkan pemahaman tentang pentingnya merawat mata uang nasional. Kerja sama yang solid antara lembaga pemerintah dan TNI ini diharapkan dapat terus berlanjut untuk mendukung pembangunan ekonomi yang merata di seluruh Indonesia.