BI Edarkan Rp21 Miliar untuk Perkuat Rupiah di Sulawesi Tengah
Bank Indonesia (BI) mendistribusikan Rp21 miliar di daerah 3T Sulawesi Tengah melalui program Ekspedisi Rupiah Berdaulat (ERB) 2024 untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap uang Rupiah yang layak dan memperkuat simbol kedaulatan negara.
Bank Indonesia (BI) baru-baru ini mendistribusikan uang tunai senilai Rp21 miliar di wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) di Provinsi Sulawesi Tengah. Langkah ini merupakan bagian dari program Ekspedisi Rupiah Berdaulat (ERB) tahun 2024, yang bertujuan untuk memperkuat posisi Rupiah sebagai simbol kedaulatan negara dan meningkatkan akses masyarakat terhadap uang layak pakai.
Upaya BI Perkuat Kedaulatan Rupiah di Daerah 3T
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Sulteng, Rony Hartawan, menjelaskan bahwa program ERB merupakan komitmen nyata BI untuk menjangkau seluruh lapisan masyarakat Indonesia. Distribusi uang tunai ini memastikan masyarakat di daerah 3T dapat dengan mudah mengakses Rupiah untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Lebih dari sekadar alat pembayaran, Rupiah merupakan simbol penting yang merepresentasikan kedaulatan negara.
Dalam pelaksanaan ERB di Sulawesi Tengah, KPwBI berkolaborasi dengan TNI-AL menggunakan KRI Butana 878. Sasaran utama program ini adalah daerah-daerah 3T, khususnya Kabupaten Banggai Laut dan sekitarnya. Salah satu desa yang dijangkau adalah Desa Bungin, Kecamatan Bokan Kepulauan. Desa ini memiliki luas 229,08 kilometer persegi dan dihuni sekitar 12.110 jiwa. Sebelum program ERB, penduduk Desa Bungin harus menempuh perjalanan laut selama 4 jam untuk mencapai pusat perbankan di ibu kota Banggai Laut.
Tantangan Akses Perbankan dan Kualitas Uang Beredar
Keterbatasan akses perbankan berdampak signifikan pada kualitas uang yang beredar di masyarakat. Petugas BI menemukan bahwa sebagian besar uang yang ditukarkan di Desa Bungin dalam kondisi rusak dan tidak layak transaksi. Selain itu, ditemukan pula uang yang sudah dicabut dan ditarik dari peredaran, melebihi batas waktu penukaran di bank umum maupun BI. Pemerintah setempat mengakui masalah ini disebabkan oleh kurangnya informasi dan keterbatasan akses perbankan.
Kondisi ini semakin menggarisbawahi pentingnya program ERB. BI, sebagai otoritas moneter, berkomitmen untuk mendekatkan Rupiah kepada masyarakat dan meningkatkan pemahaman tentang pentingnya menjaga kualitas uang. Kampanye 'cinta, bangga, paham Rupiah' digalakkan untuk mendorong masyarakat merawat dan memperlakukan uang Rupiah dengan baik. Program ini juga mencakup edukasi tentang peran BI dalam perekonomian dan perkembangan sistem pembayaran digital, seperti QRIS.
Kesimpulan: Pentingnya Akses dan Edukasi Keuangan
Program ERB 2024 di Sulawesi Tengah menunjukkan komitmen Bank Indonesia dalam memperkuat kedaulatan Rupiah dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di daerah 3T. Selain mendistribusikan uang tunai, program ini juga berperan penting dalam meningkatkan literasi keuangan dan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kualitas uang Rupiah sebagai simbol kedaulatan negara. Ke depannya, perlu adanya upaya berkelanjutan untuk memastikan akses perbankan yang lebih merata dan edukasi keuangan yang komprehensif di seluruh wilayah Indonesia.