BMKG: Frekuensi Gempa Susulan Poso Menurun, Indikasi Aktivitas Seismik Melemah
BMKG melaporkan frekuensi Gempa Susulan Poso menunjukkan tren penurunan signifikan pasca gempa utama M 5,7. Apakah ini akhir dari rentetan guncangan?

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengumumkan bahwa frekuensi gempa bumi susulan di Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, telah menunjukkan tren penurunan yang signifikan. Hal ini terpantau setidaknya hingga Sabtu pagi, 26 Juli, setelah gempa utama bermagnitudo 5,7 mengguncang wilayah tersebut pada Kamis malam. Penurunan ini memberikan indikasi positif mengenai pelemahan aktivitas seismik di area tersebut.
Direktur Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, menjelaskan bahwa hingga pukul 11:00 WITA, tercatat sebanyak 148 aktivitas gempa susulan pasca gempa utama. Pemantauan terkini menunjukkan bahwa frekuensi gempa susulan ini cenderung menurun secara bertahap, menandakan adanya pelemahan aktivitas seismik. Kondisi ini diharapkan dapat membawa ketenangan bagi masyarakat Poso.
Meski demikian, BMKG tetap mengimbau masyarakat untuk menjaga kewaspadaan. Potensi gempa yang bisa merusak tetap ada, terutama jika terjadi pada kedalaman dangkal dan berdekatan dengan permukiman. Oleh karena itu, langkah-langkah mitigasi dan persiapan diri menjadi sangat penting dalam menghadapi situasi ini.
Tren Penurunan Aktivitas Seismik di Poso
Data yang dihimpun oleh BMKG menunjukkan pola penurunan yang konsisten dalam frekuensi gempa susulan di Poso. Gempa susulan terbanyak tercatat dalam enam jam pertama setelah gempa utama, dengan frekuensi mencapai 44 kali. Namun, jumlah ini terus menurun secara signifikan seiring berjalannya waktu.
Hingga periode terakhir pemantauan, hanya tercatat empat gempa dalam kurun waktu enam jam. Penurunan drastis ini menjadi indikator kuat bahwa energi seismik yang dilepaskan pasca gempa utama mulai mereda. Variasi magnitudo gempa susulan juga tercatat, mulai dari yang terkecil magnitudo 1,6 hingga yang terbesar mencapai magnitudo 5,5.
Sebagian besar gempa susulan yang terjadi berada pada skala ringan dan tidak dirasakan secara luas oleh masyarakat. Kondisi ini tentu mengurangi tingkat kekhawatiran, namun kewaspadaan tetap menjadi kunci. BMKG terus melakukan monitoring intensif untuk memastikan setiap perubahan aktivitas seismik dapat terdeteksi dengan cepat.
Imbauan Kewaspadaan dan Mitigasi Bencana
Meskipun frekuensi gempa susulan Gempa Susulan Poso menunjukkan penurunan, BMKG tetap menekankan pentingnya kewaspadaan bagi seluruh warga. Masyarakat diimbau untuk tetap siaga terhadap potensi gempa yang dapat menimbulkan kerusakan, terutama jika terjadi di kedalaman dangkal dan dekat dengan area permukiman padat. Kesadaran akan risiko ini adalah langkah pertama dalam mitigasi.
Warga juga diharapkan untuk secara rutin memeriksa kembali struktur bangunan tempat tinggal mereka. Jika ditemukan retakan atau indikasi kerusakan yang membuat bangunan tidak layak huni, masyarakat diminta untuk segera menjauhi area tersebut. Keselamatan diri dan keluarga harus menjadi prioritas utama dalam situasi kebencanaan.
Hingga saat ini, BMKG belum mendeteksi adanya potensi tsunami yang diakibatkan oleh gempa-gempa tersebut. Namun, monitoring terus dilakukan secara intensif dan berkala untuk memastikan tidak ada ancaman susulan. BMKG berkomitmen untuk menyampaikan pembaruan informasi gempa secara berkala melalui kanal resmi mereka, sehingga masyarakat selalu mendapatkan data yang akurat dan terkini.