Boot Camp Jurnalis: TNI dan PBB Latih Wartawan Jelang Misi Perdamaian di Kongo
Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian TNI (PMPP TNI) dan United Nations Information Centre (UNIC) Jakarta menggelar pelatihan intensif bagi wartawan untuk meningkatkan pemahaman tentang misi perdamaian Indonesia di Kongo.

Jakarta, 16 Mei 2025 (ANTARA) - Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian TNI (PMPP TNI) dan United Nations Information Centre (UNIC) Jakarta menyelenggarakan pelatihan intensif pertama bagi wartawan, bertajuk "Journalist Boot Camp: Experiencing Indonesia’s Peacekeeping Mission", pada tanggal 14-15 Mei 2025 di Sentul, Bogor, Jawa Barat. Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman publik mengenai kontribusi Indonesia dalam misi pemeliharaan perdamaian PBB, khususnya di misi-misi kompleks seperti di Republik Demokratik Kongo. Sebanyak 10 wartawan dari media terkemuka di Indonesia terpilih untuk mengikuti program intensif dua hari ini.
Direktur Kerja Sama Internasional PMPP TNI, Kolonel ARH Budi Laksana, mewakili Komandan PMPP TNI Mayjen Budi Santoso, menyatakan bahwa pelatihan ini tidak hanya menunjukkan kesiapan dan komitmen Indonesia terhadap perdamaian dunia, tetapi juga memperkuat hubungan dengan media. "Media adalah mitra penting kami dalam menceritakan kisah perdamaian. Melalui pelatihan pra-penempatan ini, kami berupaya mengembangkan pelatihan berbasis skenario untuk memberikan pemahaman yang lebih jelas kepada prajurit tentang tugas-tugas di daerah misi nantinya," ujarnya di Bogor pada Kamis sore. Hal senada disampaikan Direktur UNIC Jakarta, Miklos Gaspar, yang menjelaskan bahwa inisiatif ini menjembatani kesenjangan antara publik dan pasukan penjaga perdamaian dengan membekali wartawan dengan pengalaman langsung.
Menurut Gaspar, acara ini mempromosikan pelaporan yang akurat, etis, dan informatif tentang kontribusi penting Indonesia bagi perdamaian dan keamanan global. Indonesia sendiri merupakan kontributor utama bagi pasukan penjaga perdamaian PBB dan saat ini memiliki kontingen penjaga perdamaian terbesar kelima di dunia, dengan 2.559 personel militer yang ditempatkan di delapan misi. Pelatihan yang diselenggarakan di Pusat Pelatihan Pemeliharaan Perdamaian Indonesia ini mencakup pengarahan tingkat tinggi dan simulasi latihan selama satu hari penuh. Para peserta terlibat dalam skenario penjaga perdamaian yang realistis, termasuk mediasi konflik, negosiasi sandera, dan bantuan kemanusiaan, yang mencerminkan situasi kompleks yang dihadapi para penjaga perdamaian di lapangan.
Simulasi Misi Perdamaian
Para wartawan peserta berasal dari berbagai media ternama di Indonesia, antara lain ANTARA, CNN Indonesia, Kompas TV, Kompas.com, Radar Sukabumi (Jawa Pos), Suara.com, Tribun News, TVRI, Al Jazeera, dan Kyodo News. Mereka mengikuti simulasi yang dilakukan oleh Pusat Pelatihan Misi Pemeliharaan Perdamaian TNI (PMPP TNI) sebagai bagian dari persiapan penempatan lebih dari seribu pasukan untuk misi penjaga perdamaian di Kongo. Simulasi ini menandai tahap akhir sebelum penempatan, menyajikan realitas kompleks pemeliharaan perdamaian, termasuk konflik bersenjata, penculikan, negosiasi, situasi penyanderaan, dan banyak lagi. Melalui boot camp ini, para jurnalis berpartisipasi dan mengalami simulasi tersebut secara langsung.
Dengan mengikuti simulasi ini, para wartawan diharapkan dapat menghasilkan liputan yang meningkatkan visibilitas kontribusi Indonesia untuk perdamaian global sambil menerapkan prinsip-prinsip jurnalisme yang sensitif terhadap konflik dan menjunjung tinggi standar etika. Pelatihan ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas pelaporan media terkait misi perdamaian Indonesia, sehingga informasi yang disampaikan kepada publik lebih akurat dan komprehensif. Kerja sama antara PMPP TNI dan UNIC Jakarta ini menjadi contoh nyata bagaimana kemitraan strategis dapat menghasilkan dampak positif dalam menyebarkan informasi dan meningkatkan kesadaran publik tentang pentingnya misi perdamaian.
Sebagai penutup, pelatihan ini menekankan pentingnya peran media dalam mendukung misi perdamaian. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang tantangan dan kompleksitas misi pemeliharaan perdamaian, diharapkan para jurnalis dapat menyampaikan informasi yang lebih akurat dan berimbang kepada masyarakat luas. Hal ini akan berkontribusi pada peningkatan dukungan publik terhadap upaya perdamaian Indonesia di tingkat global.