BRI Dorong Stimulus Pemerintah untuk Sektor Padat Karya
Direktur Utama BRI, Sunarso, berharap pemerintah meningkatkan stimulus ekonomi ke sektor padat karya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan kredit perbankan, sejalan dengan upaya pemerintah melalui insentif fiskal seperti subsidi bunga kredit dan pembeba

Direktur Utama Bank Rakyat Indonesia (BRI), Sunarso, meminta pemerintah untuk lebih gencar memberikan stimulus ekonomi, khususnya kepada sektor padat karya. Pernyataan ini disampaikan Sunarso di acara BRI Microfinance Outlook 2025 di Tangerang, Banten, pada 30 Januari.
Menurut Sunarso, pertumbuhan ekonomi Indonesia bertumpu pada konsumsi rumah tangga dan daya beli masyarakat. Sektor padat karya, yang menyerap banyak tenaga kerja, sangat berperan dalam meningkatkan pendapatan masyarakat dan daya beli. Semakin tinggi pendapatan masyarakat, maka konsumsi dan daya beli akan meningkat, menjadi penggerak utama pertumbuhan ekonomi.
Ia menambahkan, peningkatan daya beli juga akan berdampak positif pada sektor perbankan. Meningkatnya daya beli akan mendorong permintaan kredit. “Tidak ada permintaan, maka kredit pun susah tumbuh,” tegas Sunarso.
Stimulus Pemerintah untuk Sektor Padat Karya
Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, turut hadir dalam acara tersebut dan menyampaikan bahwa pemerintah, bersama Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, berupaya keras mendukung industri padat karya lewat berbagai instrumen fiskal.
Salah satu langkah konkretnya adalah pemberian kredit dengan subsidi bunga hingga 5 persen. Subsidi ini terpisah dari skema Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang sudah ada. Kebijakan ini memastikan akses permodalan tetap terjangkau, terutama dari sisi suku bunga, meskipun terjadi tren kenaikan suku bunga global.
Sri Mulyani menjelaskan, “Meski saat ini terjadi kecenderungan suku bunga yang meningkat, ini tidak dibebankan kepada pengusaha, tetapi menjadi bagian dari anggaran yang ditanggung oleh APBN.”
Selain subsidi bunga, pemerintah juga memberikan keringanan pajak penghasilan (PPh) bagi pekerja sektor padat karya dengan penghasilan Rp4,8 juta hingga Rp10 juta per bulan, serta bantuan 50 persen untuk jaminan kecelakaan kerja (JKK) selama enam bulan. Paket stimulus ini awalnya dirancang untuk meredam dampak kenaikan tarif PPN, namun tetap diberlakukan meskipun kenaikan PPN akhirnya dibatasi hanya untuk barang mewah.
Dengan demikian, stimulus pemerintah untuk sektor padat karya diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan daya beli masyarakat, sekaligus memberikan dampak positif bagi sektor perbankan.