BSI Berpotensi Naik Kelas Jadi Bank KBMI IV, Tinggal Tunggu Waktu!
Direktur Utama BSI optimis Bank Syariah Indonesia akan segera naik kelas menjadi KBMI IV seiring pertumbuhan modal inti yang signifikan.

Jakarta, 7 Maret 2025 - Direktur Utama PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI), Hery Gunardi, menyatakan bahwa peluang BSI untuk meningkat kelas menjadi bank KBMI IV hanya tinggal menunggu waktu. Hal ini didasarkan pada pertumbuhan modal inti perseroan yang terus meningkat setiap tahunnya. Pertumbuhan ini didorong oleh penggunaan laba bersih yang tidak hanya dialokasikan untuk dividen, tetapi juga untuk menambah modal inti melalui laba ditahan.
Hery menjelaskan bahwa persyaratan untuk menjadi bank KBMI IV adalah modal inti minimal Rp70 triliun. Saat ini, BSI telah mendekati angka tersebut dengan modal inti hampir Rp45 triliun. Dengan konsistensi pertumbuhan modal inti, pihaknya optimis BSI akan segera mencapai target tersebut.
"Untuk naik ke KBMI IV itu kan butuh modal minimal Rp70 triliun. Sekarang BSI kan hampir Rp45-an triliun. Ya, tinggal nunggu waktu saja (untuk menjadi bank KBMI IV)," ujar Hery kepada ANTARA dalam acara peluncuran FP Charity Forum Pemred sekaligus Silaturahmi Ramadhan di Jakarta, Jumat lalu. Ia menambahkan bahwa setiap tahun, melalui Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST), akan diputuskan penggunaan laba bersih, yang sebagian akan dialokasikan untuk menambah modal inti.
Pertumbuhan Modal Inti BSI dan Target KBMI IV
Hery Gunardi menekankan optimismenya terhadap pertumbuhan berkelanjutan modal inti BSI. Ia menjelaskan mekanisme penambahan modal melalui retained earnings atau laba ditahan yang berasal dari laba bersih setelah pembayaran dividen. Semakin besar laba bersih, semakin besar pula potensi penambahan modal inti. Dengan demikian, proses peningkatan kelas ke KBMI IV diyakini tidak akan membutuhkan waktu lama.
"Setiap tahun, bank kalau RUPS itu ada dividend payout ratio dan sisanya menjadi retained earnings. Retained earnings itu untuk menambah modal. Jadi kalau misalnya semakin besar modalnya, mungkin tidak terlalu lama kita masuk ke KBMI IV," jelasnya.
Hery juga menambahkan bahwa rencana penggunaan laba bersih tahun buku 2024 masih menunggu arahan lebih lanjut dari pemegang saham dan akan diputuskan dalam RUPST mendatang. Hal ini menunjukkan komitmen BSI dalam pengelolaan keuangan yang transparan dan akuntabel.
Dukungan OJK dan Pentingnya KBMI IV bagi Pertumbuhan Ekonomi
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Dian Ediana Rae, turut memberikan dukungan terhadap peningkatan kelas bank-bank di Indonesia. Ia berharap akan ada tambahan enam bank yang naik dari KBMI III ke KBMI IV dalam dua hingga tiga tahun ke depan.
Menurut Dian, peningkatan kelas bank ini sangat penting sejalan dengan target pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tinggi. Peran sektor keuangan, khususnya perbankan, dalam menyalurkan pembiayaan akan semakin meningkat. "Bank ini bisa dikatakan size does matter. Ini memang harus terus tetap kita dorong karena semakin besar bank itu tentu akan semakin efisien dan semakin tentu saja memiliki kapasitas untuk ekspansi kredit dan lain sebagainya secara lebih besar," kata Dian.
BSI sendiri mencatatkan kinerja yang positif dengan laba bersih mencapai Rp7,01 triliun pada tahun 2024, meningkat 22,83 persen (yoy). Modal inti (tier 1) BSI per akhir Desember 2024 mencapai Rp41,7 triliun, meningkat dari Rp36 triliun di periode yang sama tahun sebelumnya.
Kompetisi Bank KBMI IV
Saat ini, hanya empat bank yang tercatat sebagai KBMI IV, yaitu Bank Mandiri, BRI, BCA, dan BNI. Keempat bank tersebut memiliki modal inti di atas Rp70 triliun. Dengan potensi BSI untuk bergabung dengan kelompok ini, persaingan di sektor perbankan Indonesia akan semakin dinamis dan kompetitif.
Keberhasilan BSI dalam meningkatkan modal intinya menunjukkan kinerja yang solid dan prospek yang cerah untuk masa depan. Langkah ini tidak hanya menguntungkan BSI sendiri, tetapi juga berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi Indonesia secara keseluruhan.