Bulog Jaga Kualitas Beras Impor: Fumigasi Rutin Cegah Beras Berkutu
Perum Bulog melakukan fumigasi rutin dan perawatan intensif untuk menjaga kualitas beras impor dan dalam negeri, demi ketersediaan pangan nasional yang aman.

JAKARTA, 17 Maret 2024 - Perum Bulog memastikan kualitas beras impor tetap terjaga dengan melakukan berbagai upaya perawatan, termasuk fumigasi rutin setiap beberapa bulan untuk mencegah serangan hama, seperti kutu. Direktur Bisnis Perum Bulog, Febby Novita, menjelaskan hal tersebut saat ditemui di Jakarta, Senin (17/3).
"Kami selalu melakukan perawatan, namanya fumigasi, misalnya berapa bulan sekali. Dan itu biasanya kami lakukan rutin," ujar Febby. Fumigasi merupakan bagian penting dari perawatan beras di gudang Bulog, guna mencegah kontaminasi hama dan memastikan beras tetap layak konsumsi hingga didistribusikan.
Selain fumigasi, Bulog juga menerapkan perawatan lain, seperti penyemprotan dan pengaturan suhu gudang. Perawatan ini bertujuan untuk menjaga kualitas beras baik impor maupun dalam negeri selama penyimpanan. "Beras itu intinya sama ya treatmentnya. Kalau sudah tiga bulan, empat bulan ya kami lihat, kami rawat, kami fumigasi, gitu semuanya untuk menjaga stok pemerintah," tambah Febby.
Perawatan Beras Bulog: Jaminan Kualitas dan Ketahanan Pangan
Bulog menyimpan hampir 2 juta ton beras, campuran beras impor dan dalam negeri, sebagai Cadangan Beras Pemerintah (CBP). Meskipun stok cukup besar, Bulog kini fokus memaksimalkan produksi beras dalam negeri untuk mengurangi ketergantungan impor. Pemerintah berkomitmen memastikan ketersediaan pangan yang stabil dan aman, dengan menjaga kualitas beras di gudang.
"Intinya kan barang yang masuk di gudang Bulog itu adalah menjadi cadangan pangan pemerintah baik dari dalam atau luar negeri. Tapi kan sekarang kan kita sudah nggak ada impor, kami maksimalkan produksi dalam negeri," tegas Febby. Langkah ini menunjukkan komitmen Bulog terhadap ketahanan pangan nasional.
Perawatan yang dilakukan Bulog bukan tanpa alasan. Sebelumnya, Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono, yang juga Ketua Dewan Pengawas Perum Bulog, berencana mengecek langsung kualitas beras di gudang Bulog. Hal ini menanggapi laporan mengenai temuan beras berkutu.
"Saya kebetulan juga Dewan Pengawas di Bulog. Saya lagi cek ke sana. Kami cek kualitasnya seperti apa. Kalau memang sudah rusak, ya tentu saja tidak mungkin dikasih ke orang," jelas Sudaryono. Bulog berkomitmen memperbaiki sirkulasi dan tata kelola penyimpanan untuk mengurangi temuan beras berkutu di masa mendatang.
Langkah Antisipasi dan Solusi Beras Berkutu
Untuk beras yang rusak atau tidak layak konsumsi, Sudaryono menyebutkan perlu adanya solusi alternatif. "Harus ada cara lain apakah untuk pakan ternak atau apa," ujarnya. Bulog sedang mendata jumlah beras rusak, dengan harapan jumlahnya tidak signifikan. "Hitungan kami nggak banyak. Lagi kami cek, tetapi nggak banyak. Ya nggak sampai, yang sampai ratusan ribu, nggak sampailah. Kami lagi cek. Tetapi, tetap itu kan bernilai uang. Jangan sampai juga itu menjadi kerugian," tambah Sudaryono.
Sebelumnya, Ketua Komisi IV DPR RI Titiek Suharto mengungkapkan temuan beras impor tahun lalu yang berkutu di gudang Bulog Yogyakarta. "Kami meninjau gudang Bulog di Yogya, di situ kami menemukan masih banyak beras sisa impor yang lalu dalam gudang sudah banyak kutunya," kata Titiek. Temuan ini semakin menggarisbawahi pentingnya upaya Bulog dalam menjaga kualitas beras.
Secara keseluruhan, upaya Bulog dalam menjaga kualitas beras, baik melalui fumigasi rutin maupun perawatan lainnya, menunjukkan komitmen untuk memastikan ketersediaan pangan yang aman dan berkualitas bagi masyarakat Indonesia. Langkah ini juga sejalan dengan upaya pemerintah untuk meningkatkan ketahanan pangan nasional dan mengurangi ketergantungan pada impor beras.