China Tegaskan Tarif Tambahan untuk Produk Pertanian Kanada Beralasan Kuat
China membela kebijakan tarif tambahan atas produk pertanian Kanada, menyebutnya sebagai tindakan balasan yang sah atas kebijakan proteksionis Kanada yang melanggar aturan WTO.

Beijing, 26 Maret 2024 - Ketegangan perdagangan antara China dan Kanada kembali memanas. Pemerintah China dengan tegas menyatakan bahwa penetapan tarif tambahan terhadap produk pertanian Kanada, seperti minyak kanola, bungkil minyak, dan kacang polong, memiliki dasar yang kuat dan sah. Pernyataan ini disampaikan sebagai tanggapan atas gugatan yang diajukan Kanada ke Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Guo Jiakun, dalam konferensi pers di Beijing pada Selasa (25/3), menjelaskan bahwa tindakan balasan ini merupakan konsekuensi dari kebijakan proteksionis Kanada yang dinilai telah melanggar aturan WTO. Kanada, menurut Guo, telah secara konsisten menerapkan pembatasan impor yang diskriminatif terhadap sejumlah produk asal China, meskipun telah mendapat peringatan berulang kali dari pihak China. "Saya ingin sampaikan bahwa, tanpa menghiraukan permintaan China yang berulang kali, Kanada bersikeras mengambil tindakan pembatasan yang diskriminatif terhadap beberapa impor China; hal ini secara serius melanggar aturan WTO," tegas Guo Jiakun.
Langkah China ini telah memicu reaksi dari Kanada, yang pada 24 Maret mengajukan konsultasi sengketa ke WTO. Konsultasi ini terkait dengan keputusan China untuk mengenakan tarif tambahan hingga 100 persen terhadap beberapa produk pertanian dan perikanan Kanada. Impor minyak kanola, yang digunakan secara luas sebagai minyak goreng, pakan ternak, dan bahan bakar biodiesel, menjadi salah satu yang paling terdampak. China, sebagai salah satu konsumen terbesar produk-produk pertanian Kanada, kini menerapkan kebijakan tarif yang signifikan.
Tarif Balasan Atas Kebijakan Proteksionis Kanada
China secara terbuka menyatakan bahwa tarif tambahan yang diberlakukan bukanlah tindakan sewenang-wenang. Tarif tersebut merupakan respons langsung atas kebijakan Kanada yang pada Agustus 2024 memberlakukan tarif 100 persen terhadap impor kendaraan listrik asal China. Selain itu, Kanada juga mengenakan biaya tambahan pada impor produk baja dan aluminium dari China. Menurut Guo Jiakun, tindakan-tindakan proteksionis Kanada ini telah mengganggu tatanan perdagangan normal dan merugikan hak serta kepentingan sah China.
"Tindakan Kanada mengganggu tatanan perdagangan normal, dan sangat merugikan hak dan kepentingan China yang sah," kata Guo Jiakun. "Tindakan balasan yang diambil China sepenuhnya diperlukan, dapat dibenarkan, masuk akal, dan sah."
Pemerintah China menekankan bahwa tarif tambahan yang diterapkan sepenuhnya sesuai dengan aturan dan mekanisme WTO. China juga mendesak Kanada untuk segera mengambil langkah-langkah konkret guna memperbaiki kesalahan dan menghentikan praktik proteksionisme yang merugikan.
Dampak Terhadap Perdagangan Internasional
Perselisihan perdagangan antara China dan Kanada ini berpotensi menimbulkan dampak yang luas terhadap perdagangan internasional, terutama di sektor pertanian. Kanada merupakan salah satu produsen utama kanola dan produk pertanian lainnya, sementara China merupakan pasar ekspor yang sangat penting bagi Kanada. Penetapan tarif tambahan ini dapat mengganggu rantai pasokan global dan berdampak negatif pada kedua negara.
Sengketa ini juga menyoroti pentingnya penegakan aturan WTO dalam menjaga perdagangan internasional yang adil dan transparan. Hasil dari konsultasi sengketa di WTO akan menjadi penentu bagi masa depan hubungan perdagangan antara China dan Kanada, serta memberikan preseden bagi kasus-kasus serupa di masa mendatang.
Langkah selanjutnya yang akan diambil oleh kedua negara masih belum jelas. Namun, perselisihan ini menunjukkan betapa kompleks dan sensitifnya hubungan perdagangan di era globalisasi saat ini. Perlu adanya komitmen bersama dari semua pihak untuk menyelesaikan sengketa ini melalui jalur diplomasi dan sesuai dengan aturan WTO.
China berharap Kanada akan segera menanggapi seruan untuk memperbaiki kesalahannya dan menghentikan tindakan proteksionisme. Jika tidak, maka dampak negatif terhadap hubungan bilateral dan perdagangan internasional akan semakin terasa.