CRIF Luncurkan Fitur Baru: Nilai Dampak Tarif AS terhadap Bisnis
CRIF meluncurkan Tariff Impact Assessment Score, fitur untuk menilai potensi dampak tarif AS terhadap profil kredit dan strategi bisnis perusahaan di berbagai sektor.

Jakarta, 30 April 2024 - Dalam perkembangan ekonomi global yang dinamis, perusahaan dituntut untuk mampu beradaptasi dan mengantisipasi berbagai risiko. CRIF, perusahaan global penyedia solusi biro kredit, informasi bisnis, dan manajemen risiko kredit, menjawab tantangan ini dengan meluncurkan Tariff Impact Assessment Score. Fitur terbaru ini dirancang untuk menilai potensi dampak tarif Amerika Serikat (AS) terhadap profil kredit dan strategi bisnis perusahaan di Indonesia dan berbagai negara lainnya.
Peluncuran Tariff Impact Assessment Score menandai langkah strategis CRIF dalam memperluas layanan informasi bisnisnya. Fitur ini memberikan klien evaluasi yang komprehensif dan berbasis data mengenai bagaimana tarif AS dapat mempengaruhi kelayakan kredit, arus kas, dan ketahanan operasional perusahaan. Hal ini penting mengingat fluktuasi tarif dapat berdampak signifikan pada kinerja bisnis, terutama bagi perusahaan yang terlibat dalam perdagangan internasional.
"Kami mengembangkan Tariff Impact Assessment Score untuk memberikan klien kami wawasan yang dapat ditindaklanjuti sejak dini mengenai kerentanannya terkait perdagangan," jelas Novi Rolastuti, Regional Head of Sales for Business Information Services Asia dari CRIF, dalam keterangan pers di Jakarta. Ia menambahkan bahwa dalam dinamika perdagangan global yang cepat berubah, kemampuan mengantisipasi risiko dan membangun ketahanan menjadi kunci daya saing perusahaan.
Memahami Tariff Impact Assessment Score
Tariff Impact Assessment Score merupakan bagian integral dari laporan informasi bisnis CRIF. Skor ini dirancang untuk memberikan indikator yang jelas mengenai kerentanan perusahaan terhadap dampak tarif AS. Penilaiannya didasarkan pada model multidimensi yang mempertimbangkan beberapa faktor kunci, yaitu:
- Afiliasi Industri: CRIF telah melakukan evaluasi berbasis skenario di berbagai negara untuk mengidentifikasi industri yang paling terdampak tarif AS. Analisis ini membantu perusahaan memahami risiko dan ketergantungan spesifik pada sektor tertentu.
- Ukuran Perusahaan: Skala perusahaan berpengaruh terhadap kemampuan adaptasi dan responsivitas pasar. CRIF memasukkan ukuran perusahaan ke dalam penilaiannya dengan menggunakan ambang batas spesifik untuk setiap negara. Perusahaan besar umumnya memiliki kapasitas lebih besar untuk beradaptasi, sementara bisnis kecil mungkin menghadapi risiko yang lebih tinggi.
- Penyelidikan Eksposur Spesifik: Analis CRIF menilai ketergantungan perusahaan pada perdagangan dengan AS, mengukur eksposurnya terhadap klien dan pemasok lintas batas. Hal ini memberikan gambaran yang akurat mengenai sensitivitas perusahaan terhadap perubahan tarif.
Model penilaian ini mengintegrasikan data perdagangan publik, riset kepemilikan, dan metodologi penyelidikan terstruktur CRIF. Negara dan sektor dengan ekspor tinggi ke AS dan defisit perdagangan yang signifikan ditandai memiliki risiko terkait tarif yang lebih tinggi.
Fase Strategis Mengelola Risiko Tarif
Tariff Impact Assessment Score merupakan bagian dari kerangka kerja CRIF yang lebih luas untuk memberdayakan bisnis dalam mengelola risiko dan menemukan peluang pertumbuhan. Kerangka kerja ini terbagi dalam tiga fase strategis:
- Peringatan Dini (1-3 bulan): Memantau risiko yang muncul melalui penundaan pembayaran dan mengidentifikasi klien atau pemasok yang rentan.
- Eskalasi Risiko (3-6 bulan): Memberikan pemberitahuan kredit secara real-time dan mendukung perencanaan kontingensi.
- Fase Adaptasi (6-12 bulan): Memfasilitasi penyeimbangan portofolio, mencari pemasok alternatif, dan mengidentifikasi peluang pertumbuhan baru.
Dengan adanya Tariff Impact Assessment Score, CRIF berharap dapat membantu perusahaan di Indonesia dan global untuk lebih siap menghadapi tantangan dan peluang dalam perdagangan internasional. Fitur ini memungkinkan perusahaan untuk mengambil langkah proaktif, seperti menyeimbangkan rantai pasokan, menyesuaikan strategi perdagangan, atau menyaring mitra bisnis baru, sehingga dapat meningkatkan ketahanan dan daya saing mereka di tengah perubahan dinamika ekonomi global. Kemampuan untuk mengantisipasi dan mengelola risiko tarif menjadi semakin krusial dalam memastikan keberlangsungan bisnis di era perdagangan yang penuh ketidakpastian ini.