Cuaca Ekstrem Picu Kambuhnya Penyakit Langka Miastenia Gravis: Waspada Gejala Awalnya!
Akademisi FK USK, dr. Nona Suci Rahayu, Sp.N, mengingatkan cuaca ekstrem dapat memicu kekambuhan Miastenia Gravis, penyakit saraf autoimun yang sering disalahartikan sebagai kelelahan biasa, dan menekankan pentingnya deteksi dini.

Banda Aceh, 14 Mei 2024 (ANTARA) - Cuaca ekstrem yang melanda Aceh beberapa pekan terakhir ternyata tak hanya mengganggu aktivitas, tetapi juga berpotensi memicu kekambuhan penyakit medis tertentu. Salah satunya adalah Miastenia Gravis, penyakit saraf yang gejalanya seringkali disalahartikan sebagai kelelahan biasa. Peringatan ini disampaikan oleh dr. Nona Suci Rahayu, Sp.N, akademisi dari Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala (FK USK).
Menurut dr. Nona, yang juga Dosen FK USK, Miastenia Gravis merupakan penyakit autoimun yang menyerang sambungan saraf dan otot, menyebabkan kelemahan otot yang tidak normal. "Penyakit saraf ini kerap kali dianggap sebagai kelelahan biasa, padahal berpotensi serius jika tidak dikenali sejak dini," tegasnya dalam keterangan pers di Darussalam, Banda Aceh, Rabu.
Gejala Miastenia Gravis seringkali luput dari perhatian karena mirip dengan kondisi umum seperti kurang tidur atau kelelahan akibat cuaca panas. Kondisi ini membuat banyak penderita terlambat mendapatkan penanganan medis yang tepat.
Waspada Gejala Awal Miastenia Gravis
dr. Nona menjelaskan beberapa gejala awal Miastenia Gravis yang perlu diwaspadai. Gejala tersebut antara lain kesulitan berbicara, menelan, kelopak mata turun (ptosis), atau kelemahan otot tubuh bagian atas. "Gejala ini sering dianggap hanya efek kurang tidur, stres, atau kelelahan karena cuaca panas," jelasnya. Ia menambahkan bahwa peningkatan suhu tubuh akibat cuaca terik dapat memperparah gejala penyakit ini.
Banyak pasien, menurut dr. Nona, mengabaikan tanda-tanda awal seperti ptosis atau bicara cadel. Padahal, ini merupakan sinyal adanya gangguan saraf otot yang lebih serius. "Banyak pasien mengabaikan tanda awal seperti ptosis (kelopak mata turun) atau bicara menjadi cadel, yang sebenarnya merupakan sinyal awal tubuh bahwa ada gangguan saraf otot yang lebih dalam," katanya.
Oleh karena itu, deteksi dini sangat krusial. Diagnosis yang tepat memungkinkan penderita untuk mengonsumsi obat seperti Mestinon, yang dapat membantu memperbaiki transmisi saraf dan meningkatkan kekuatan otot. Tanpa penanganan yang tepat, penyakit ini dapat berujung pada kondisi fatal, yaitu krisis miastenik, berupa kegagalan pernapasan yang membutuhkan penanganan darurat.
Pentingnya Deteksi Dini dan Edukasi
dr. Nona mengimbau masyarakat untuk tidak menyepelekan kelelahan berlebihan yang disertai gejala lain seperti kelopak mata turun atau gangguan berbicara. "Jika anda atau keluarga mengalami gejala tersebut, segera konsultasikan dengan dokter saraf. Jangan tunggu sampai gejalanya memburuk," pesannya.
FK USK sendiri gencar melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya deteksi dini berbagai penyakit saraf, termasuk Miastenia Gravis. Edukasi dan informasi medis yang akurat dinilai sebagai kunci pencegahan komplikasi yang lebih berat di kemudian hari. Hal ini sejalan dengan upaya FK USK dalam meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya deteksi dini berbagai penyakit saraf.
Kesimpulannya, cuaca ekstrem dapat memperburuk kondisi kesehatan, khususnya bagi penderita penyakit tertentu seperti Miastenia Gravis. Deteksi dini dan penanganan yang tepat sangat penting untuk mencegah komplikasi yang lebih serius. Oleh karena itu, masyarakat diimbau untuk waspada terhadap gejala-gejala awal dan segera berkonsultasi dengan dokter jika mengalami keluhan yang mencurigakan.