Cuaca Menduung, Pemantauan Hilal di Aceh Besar Terkendala
Pemantauan hilal di Aceh Besar untuk penentuan awal Ramadhan terkendala cuaca mendung, namun Kemenag Aceh masih berharap hilal terlihat di lokasi lain.

Proses pemantauan hilal di Observatorium Tgk Chik Kuta Karang, Lhoknga, Aceh Besar, Aceh, untuk menentukan awal Ramadhan 1446 Hijriah pada Jumat (28/2), terkendala cuaca mendung. Hal ini disampaikan oleh Kepala Kemenag Aceh, Azhari. Pemantauan yang dilakukan menjelang matahari terbenam, sangat bergantung pada kondisi cuaca. Cuaca cerah akan meningkatkan peluang melihat hilal, sementara cuaca mendung mengurangi peluang tersebut.
Azhari menjelaskan, "Kalau kondisinya cerah, Insya Allah nampak. Tapi kalau mendung, diselimuti awan yang begitu tebal, kemungkinan tidak nampak." Proses rukyat hilal diperkirakan berlangsung sekitar pukul 18.52 WIB. Jika hilal terlihat, maka awal Ramadhan akan ditetapkan pada Sabtu (1/2). Namun, keputusan final tetap menunggu sidang isbat yang akan diumumkan oleh Menteri Agama pada pukul 19.30 WIB.
Meskipun demikian, Azhari menekankan bahwa keputusan akhir mengenai awal Ramadhan tetap bergantung pada sidang isbat. "Keputusannya tetap kita tunggu dalam sidang isbat yang dipimpin langsung oleh Menteri Agama. Setelah semua daerah melaporkan kondisi rukyat hilal, baru nanti diumumkan apakah awal Ramadhan jatuh besok atau lusa," ujarnya. Harapan masih tetap ada, meski kondisi di Aceh Besar mendung, kemungkinan hilal masih dapat terlihat jika angin mampu mengusir awan sebelum pemantauan berakhir.
Pemantauan Hilal di Lokasi Lain
Selain di Aceh Besar, Kemenag Aceh juga melakukan rukyat hilal di lima lokasi lainnya, yaitu Tugu 0 KM Kota Sabang, Bukit Blang Tiron Perta Arun Gas Lhokseumawe, Pantai Lhokgeulumpang Setia Bakti Aceh Jaya, POB Suak Geudubang Aceh Barat, dan Pantai Nancala Teupah Barat Simeulue. Meskipun terkendala cuaca di Aceh Besar, Azhari mengungkapkan adanya potensi hilal terlihat di Kota Sabang karena kondisi cuaca yang cerah di sana. "Di Sabang, kita tempatkan tugu KM 0 kilometer dan informasinya di sana masih cerah," katanya.
Aceh sendiri menjadi daerah yang sangat penting dalam penentuan awal Ramadhan di Indonesia karena syarat elongasi geosentris hanya terpenuhi di wilayah Banda Aceh, Aceh Besar, dan Sabang. Data dari Tim Falakiyah Kanwil Kemenag Aceh di Observatorium Tgk Chik Kuta Karang mencatat hilal sore hari sudah di atas ufuk pada posisi 4,67 derajat di atas ufuk dan elongasi 6,4 derajat geosentris.
Kondisi Cuaca dan Tantangan Pemantauan
Cuaca mendung menjadi tantangan utama dalam pemantauan hilal di Aceh Besar. Kondisi ini menyulitkan proses pengamatan hilal, yang membutuhkan langit cerah untuk melihat hilal dengan jelas. Namun, pihak Kemenag Aceh tetap optimis dan berharap kondisi cuaca membaik di lokasi-lokasi pemantauan lainnya.
Peran Strategis Aceh dalam Penentuan Awal Ramadhan
Aceh memiliki peran penting dalam penentuan awal Ramadhan di Indonesia karena letak geografisnya yang memenuhi syarat elongasi geosentris. Hasil pemantauan hilal di Aceh akan menjadi salah satu pertimbangan utama dalam sidang isbat untuk menetapkan awal Ramadhan secara nasional.
Menunggu Pengumuman Resmi
Keputusan resmi mengenai awal Ramadhan 1446 H akan diumumkan setelah sidang isbat yang dipimpin oleh Menteri Agama. Hasil pemantauan hilal dari berbagai lokasi di Aceh dan seluruh Indonesia akan dipertimbangkan dalam sidang tersebut untuk menentukan tanggal pasti awal Ramadhan.