BBMKG Medan Pantau Hilal di Dua Titik Sumut, Tentukan Awal Ramadhan 1445 H
BBMKG Wilayah I Medan akan melakukan pemantauan hilal di dua lokasi di Sumatera Utara pada 28 Februari 2024 untuk menentukan awal Ramadhan 1445 H, sebagai rujukan sidang isbat Kementerian Agama.

Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BBMKG) Wilayah I Medan akan melakukan pemantauan hilal awal Ramadhan 1445 Hijriah di dua titik di Sumatera Utara. Pemantauan ini dilakukan sebagai bagian dari upaya penetapan awal bulan suci Ramadhan bagi umat Islam di Indonesia. Kegiatan penting ini akan dilaksanakan pada Jumat, 28 Februari 2024, menjelang Maghrib.
Dua lokasi yang dipilih untuk pemantauan hilal adalah Rooftop Kantor Gubernur Sumatera Utara di Jalan Pangeran Diponegoro, Medan, dan Pantai Binasi, Kecamatan Sorkam Barat, Kabupaten Tapanuli Tengah. Pantai Binasi terletak sekitar 60 kilometer dari Kota Pandan. Pemantauan di kedua lokasi ini akan dilakukan mulai pukul 16.00 WIB hingga matahari terbenam.
Menurut Koordinator Geofisika BBMKG Wilayah I Medan, Buha M Simanjuntak, pemantauan hilal akan menggunakan peralatan canggih, termasuk teropong terkomputerisasi. Data yang diperoleh akan langsung dilaporkan kepada BMKG di Jakarta untuk menjadi acuan dalam sidang isbat penetapan awal Ramadhan.
Pemantauan Hilal dan Sidang Isbat
Tim dari BBMKG Wilayah I Medan akan dikerahkan ke dua lokasi tersebut, dilengkapi dengan peralatan memadai untuk memastikan akurasi data. Hasil pemantauan ini akan menjadi salah satu faktor penting dalam menentukan awal Ramadhan. "Iya, ada dua tim kita turunkan di Sumatera Utara dilengkapi peralatan, seperti teropong," tegas Buha M Simanjuntak.
Sementara itu, Kementerian Agama (Kemenag) akan menggelar Sidang Isbat pada tanggal yang sama untuk menetapkan awal Ramadhan 1445 H. Sidang ini akan mempertimbangkan data hisab (perhitungan) dan rukyat (pengamatan) hilal.
Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kemenag, Abu Rokhmad, menjelaskan bahwa sidang isbat akan melibatkan berbagai pihak, termasuk perwakilan ormas Islam, Majelis Ulama Indonesia (MUI), BMKG, ahli falak, serta perwakilan dari DPR dan Mahkamah Agung. Menteri Agama, Nasaruddin Umar, dijadwalkan memimpin sidang yang akan berlangsung di Auditorium H.M. Rasjidi, Kementerian Agama, Jakarta Pusat.
Sidang isbat akan melalui tiga tahapan. Pertama, pemaparan data posisi hilal berdasarkan perhitungan astronomi. Kedua, verifikasi hasil rukyatul hilal dari berbagai titik pemantauan di Indonesia, termasuk data dari Sumatera Utara. Ketiga, musyawarah dan pengambilan keputusan yang akan diumumkan kepada publik.
Teknologi dan Akurasi Pemantauan
Penggunaan teropong terkomputerisasi dalam pemantauan hilal menunjukkan komitmen BBMKG dalam meningkatkan akurasi data. Teknologi ini memungkinkan pengamatan yang lebih presisi dan objektif. Data yang akurat sangat penting untuk mendukung proses penetapan awal Ramadhan yang tepat.
Proses pemantauan hilal ini merupakan bagian penting dari tradisi Islam dalam menentukan awal bulan Ramadhan. Dengan menggabungkan perhitungan astronomi dan pengamatan langsung, diharapkan penetapan awal Ramadhan dapat dilakukan dengan tepat dan diterima oleh seluruh umat Islam di Indonesia.
Data yang dikumpulkan dari dua titik di Sumatera Utara akan menjadi bagian penting dari data nasional yang dipertimbangkan dalam sidang isbat. Hasil sidang isbat akan diumumkan secara resmi oleh Kementerian Agama dan akan menjadi pedoman bagi umat Islam di Indonesia untuk memulai ibadah puasa Ramadhan.
Proses ini menekankan pentingnya kolaborasi antara lembaga pemerintah, para ahli, dan organisasi keagamaan dalam menentukan waktu-waktu penting keagamaan. Transparansi dan akurasi data menjadi kunci dalam membangun kepercayaan dan kesatuan umat.