Dana Pihak Ketiga Rumah Tangga NTB Tumbuh 9,63 Persen di 2024
Dana pihak ketiga (DPK) rumah tangga di Nusa Tenggara Barat (NTB) tumbuh signifikan sebesar 9,63 persen pada tahun 2024, berlawanan dengan tren nasional, didorong oleh konsumsi rumah tangga yang cukup tinggi sehingga dana berlebih dialihkan ke deposito.
Pertumbuhan ekonomi di Nusa Tenggara Barat (NTB) terlihat positif dari meningkatnya dana pihak ketiga (DPK) rumah tangga. Bank Indonesia (BI) NTB mencatat pertumbuhan DPK rumah tangga mencapai 9,63 persen pada tahun 2024. Ini cukup mencengangkan mengingat tren nasional justru menunjukkan kendala dalam hal ini.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia NTB, Berry Arifsyah Harahap, memaparkan data ini di Mataram pada Jumat, 24 Januari 2025. Menurutnya, kondisi ini cukup unik karena berbeda dengan situasi nasional. Tingkat konsumsi rumah tangga di NTB yang masih tinggi menjadi faktor kunci di balik pertumbuhan DPK ini.
Mengapa DPK rumah tangga di NTB bisa tumbuh pesat? Berry menjelaskan bahwa daya beli masyarakat NTB masih terjaga dengan baik. Kondisi ini membuat rumah tangga memiliki dana lebih yang kemudian dialihkan ke instrumen investasi jangka panjang, seperti deposito.
"Rumah tangga memiliki view konsumsi saat ini sudah cukup, sehingga mereka bisa melakukan deposito," jelas Berry. Artinya, masyarakat NTB tidak hanya mampu memenuhi kebutuhan dasar, tetapi juga memiliki dana berlebih untuk ditabung.
Data lebih rinci menunjukkan pertumbuhan DPK rumah tangga di NTB pada triwulan III 2024 mencapai 12,19 persen. Rinciannya: tabungan Rp0-100 juta (6,40 persen), Rp100-500 juta (10,16 persen), Rp500 juta-Rp1 miliar (10,22 persen), dan di atas Rp1 miliar (45,38 persen). Sementara itu, pada triwulan IV 2024, pertumbuhan total mencapai 10,13 persen dengan rincian: tabungan Rp0-100 juta (5,86 persen), Rp100-500 juta (7,37 persen), Rp500 juta-Rp1 miliar (10,37 persen), dan di atas Rp1 miliar (37,86 persen).
Pertumbuhan ini menunjukkan tren positif dalam pengelolaan keuangan rumah tangga di NTB. Kemampuan masyarakat untuk menabung dan berinvestasi mengindikasikan stabilitas ekonomi yang cukup baik di daerah tersebut.
Kesimpulannya, pertumbuhan DPK rumah tangga di NTB sebesar 9,63 persen pada tahun 2024 merupakan indikator positif perekonomian daerah. Hal ini disebabkan oleh daya beli masyarakat yang masih kuat dan kecenderungan untuk berinvestasi jangka panjang. Tren ini perlu terus dipantau untuk melihat keberlanjutannya.