Kredit Perbankan di Bali Melesat, OJK Catat Pertumbuhan 7,25 Persen pada Triwulan I-2025
OJK Bali mencatat pertumbuhan kredit perbankan yang signifikan sebesar 7,25% pada triwulan I-2025, didorong oleh peningkatan kredit investasi dan kepercayaan ekonomi.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Bali mengumumkan pertumbuhan positif dalam sektor perbankan di Pulau Dewata. Kucuran kredit perbankan pada triwulan I-2025 mencapai Rp113,82 triliun, meningkat sebesar 7,25 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp106,12 triliun. Data ini menunjukkan stabilitas dan pertumbuhan yang menggembirakan dalam industri jasa keuangan di Bali.
Kepala OJK Bali, Kristrianti Puji Rahayu, menyampaikan bahwa pertumbuhan kredit ini didorong oleh peningkatan kredit investasi. Kenaikan ini mencerminkan meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap kondisi ekonomi Bali yang semakin membaik. Pertumbuhan kredit investasi tercatat sebesar Rp5,02 triliun atau 16,24 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun 2024.
Dominasi pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) sebagai debitur utama, mencapai 51,98 persen, menunjukkan peran penting sektor ini dalam pertumbuhan ekonomi Bali. Meskipun demikian, dari sisi penggunaan, kredit lebih banyak dialokasikan untuk konsumsi atau sektor non-lapangan usaha sebesar 33,88 persen, diikuti oleh perdagangan besar dan eceran sebesar 28,42 persen.
Kredit Investasi Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Bali
Pertumbuhan kredit investasi yang signifikan menjadi indikator utama meningkatnya optimisme terhadap prospek ekonomi Bali. Investasi yang tumbuh pesat menunjukkan bahwa pelaku usaha dan masyarakat memiliki keyakinan yang tinggi terhadap potensi pertumbuhan di berbagai sektor. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah daerah dalam mendorong investasi untuk mempercepat pemulihan ekonomi pasca pandemi.
Menurut Kristrianti Puji Rahayu, tingginya pertumbuhan kredit investasi ini adalah sinyal positif bagi keberlanjutan pembangunan ekonomi di Bali. “Tingginya pertumbuhan kredit investasi menggambarkan meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap kondisi ekonomi di Bali,” ujarnya.
OJK Bali terus memantau perkembangan ini dan berupaya menjaga stabilitas sektor keuangan agar dapat terus mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Langkah-langkah strategis terus dilakukan untuk memastikan bahwa kucuran kredit dapat dimanfaatkan secara optimal untuk mendorong sektor-sektor produktif di Bali.
Kualitas Kredit Terjaga di Tengah Pertumbuhan
Meskipun terjadi pertumbuhan kredit yang signifikan, OJK Bali memastikan bahwa kualitas kredit yang diserap oleh debitur tetap terjaga dengan baik. Rasio kredit bermasalah (NPL) per Maret 2025 tercatat sebesar 3,10 persen, angka ini relatif stabil dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai 3,12 persen. Stabilitas NPL menunjukkan bahwa pengelolaan risiko kredit di perbankan Bali berjalan efektif.
Penyelesaian kredit restrukturisasi dan ekspansi kredit memberikan dampak positif terhadap penurunan rasio kredit berisiko atau Loan at Risk (LaR). LaR berhasil ditekan menjadi 11,62 persen pada Maret 2025, turun signifikan dibandingkan Maret 2024 yang mencapai 17,73 persen. Penurunan LaR ini mencerminkan perbaikan dalam kemampuan debitur untuk membayar kewajibannya.
OJK Bali terus mendorong perbankan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam pengelolaan kredit. Pengawasan yang ketat dan penerapan prinsip kehati-hatian menjadi kunci dalam menjaga kualitas kredit tetap stabil di tengah dinamika ekonomi yang terus berubah.
DPK Perbankan Tumbuh Lampaui Nasional
Selain pertumbuhan kredit, penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) perbankan di Bali juga menunjukkan kinerja yang menggembirakan. DPK mencapai Rp192,72 triliun, tumbuh sebesar 10,47 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun 2024. Pertumbuhan ini melampaui pertumbuhan DPK secara nasional yang hanya mencapai 4,76 persen.
Peningkatan DPK pada Maret 2025 didorong oleh kenaikan nominal tabungan sebesar Rp11,97 triliun. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat Bali semakin percaya pada perbankan sebagai tempat untuk menyimpan dan mengelola dana mereka. Pertumbuhan DPK yang tinggi juga memberikan likuiditas yang cukup bagi perbankan untuk terus menyalurkan kredit kepada masyarakat dan pelaku usaha.
Dengan kinerja yang positif ini, sektor perbankan di Bali diharapkan dapat terus menjadi motor penggerak pertumbuhan ekonomi daerah. OJK Bali akan terus berupaya menciptakan iklim yang kondusif bagi perkembangan sektor keuangan yang sehat dan berkelanjutan.
Pertumbuhan kredit perbankan di Bali pada triwulan I-2025 menjadi indikator positif bagi pemulihan ekonomi daerah. Dengan dukungan dari berbagai pihak, sektor keuangan diharapkan dapat terus memberikan kontribusi signifikan bagi kesejahteraan masyarakat Bali.