Kredit Perbankan di Bali Tembus Rp112,3 Triliun di 2024
Perbankan di Bali membukukan penyaluran kredit sebesar Rp112,3 triliun pada tahun 2024, meningkat 6,81 persen dibandingkan tahun sebelumnya, didorong oleh sektor pariwisata dan UMKM.

Kinerja Perbankan Bali 2024: Pertumbuhan Kredit dan Simpanan yang Positif
Kabar baik datang dari sektor perbankan di Bali. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Bali baru-baru ini mengumumkan pencapaian luar biasa dalam penyaluran kredit sepanjang tahun 2024. Total kredit yang disalurkan mencapai angka fantastis, yaitu Rp112,3 triliun. Angka ini menunjukkan peningkatan sebesar 6,81 persen dibandingkan tahun 2023 yang tercatat sebesar Rp105,1 triliun. Pertumbuhan ini menunjukkan geliat ekonomi Bali yang semakin kuat, terutama didorong oleh sektor andalannya, pariwisata.
Sektor Pariwisata dan UMKM sebagai Penggerak Utama
Kepala OJK Provinsi Bali, Kristrianti Puji Rahayu, menjelaskan bahwa pertumbuhan kredit ini terutama ditopang oleh peningkatan kredit investasi. Hal ini sejalan dengan membaiknya sektor pariwisata Bali. Jumlah kunjungan wisatawan mancanegara pada 2024 mencapai 6,33 juta orang, meningkat 20,1 persen dibandingkan tahun 2023 (5,27 juta orang). Angka ini bahkan melampaui jumlah kunjungan wisatawan sebelum pandemi COVID-19 pada tahun 2019 yang mencapai 6,2 juta orang. Kenaikan jumlah wisatawan ini berdampak positif pada sektor-sektor terkait, seperti penyediaan akomodasi dan penyediaan makan minum yang mencatatkan pertumbuhan kredit sebesar 15,16 persen.
Tidak hanya sektor pariwisata, sektor perdagangan besar dan eceran juga menunjukkan pertumbuhan yang signifikan, mencapai 28,79 persen. Pertumbuhan ini menunjukkan peningkatan aktivitas ekonomi di berbagai lapisan masyarakat. Menariknya, sektor konsumtif juga turut berkontribusi besar dengan pertumbuhan serapan kredit mencapai 34,14 persen.
UMKM sebagai tulang punggung perekonomian Bali juga mendapatkan perhatian khusus dari perbankan. Sebesar 52,50 persen dari total kredit disalurkan kepada UMKM, dengan pertumbuhan hampir enam persen dibandingkan tahun 2023. Hal ini menunjukkan komitmen perbankan dalam mendukung perkembangan usaha mikro, kecil, dan menengah di Bali.
Kualitas Kredit dan Penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK)
Meskipun terjadi pertumbuhan kredit yang pesat, OJK memastikan kualitas kredit tetap terjaga. Rasio kredit bermasalah atau Non Performing Loan (NPL) gross tercatat sebesar 2,94 persen, bahkan membaik dibandingkan Desember 2023 yang mencapai 2,95 persen. Penurunan Loan at Risk (LaR) dari 19,55 persen pada Desember 2023 menjadi 11,96 persen juga menjadi indikator positif atas pengelolaan risiko kredit yang baik.
Di sisi lain, minat masyarakat Bali untuk menyimpan uang di bank juga tinggi. Realisasi penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) pada 2024 mencapai Rp189,75 triliun, tumbuh 13,85 persen dibandingkan tahun 2023 (Rp166,67 triliun). Instrumen yang paling diminati adalah tabungan, dengan kenaikan nominal mencapai Rp12,84 triliun.
Prospek Ke Depan
OJK optimistis bahwa masih ada ruang untuk intermediasi perbankan di Bali. Namun, pihaknya menekankan pentingnya menjaga keseimbangan antara pertumbuhan pembiayaan dan terjaganya likuiditas. Dengan pertumbuhan ekonomi yang positif dan dukungan dari sektor perbankan, masa depan ekonomi Bali terlihat cerah.