Dari Sopir Hingga Petani Sukses: Tommy dan Kisah Inspiratifnya Mengolah Cabai di Tengah Letusan Gunung Ruang
Tommy Taasora, mantan sopir yang kini sukses menjadi petani cabai di Manado, berbagi kisah inspiratifnya dalam menghadapi tantangan alam dan ekonomi, hingga akhirnya mampu meningkatkan produksi dan menekan inflasi.

Tommy Taasora (45), seorang mantan sopir pengantar oli di Manado, Sulawesi Utara, kini telah menjelma menjadi petani cabai sukses. Perjalanan hidupnya berubah setelah sebuah percakapan dengan seorang petani di Likupang, yang membuatnya menyadari potensi penghasilan dari bertani cabai. Ia pun memberanikan diri meninggalkan pekerjaannya dan belajar bertani dari ibunya. Keputusan ini didorong oleh keinginan untuk meraih kehidupan yang lebih layak dan membantu keluarganya.
Awalnya, Tommy menghadapi berbagai kesulitan, mulai dari memahami teknik bercocok tanam hingga mengatasi serangan hama. Namun, kegigihan dan semangat belajarnya membawanya pada keberhasilan. Ia memilih cabai sebagai komoditas utama karena permintaan pasar yang tinggi dan harga yang cenderung stabil. Tommy memulai usaha pertaniannya di lahan kecil milik keluarga, kemudian memperluasnya ke lahan seluas 1,5 hektare di pinggiran Kota Manado.
Perjuangan Tommy tidak selalu mudah. Musim panen pertamanya diwarnai serangan hama dan cuaca yang tidak menentu. Namun, ia mampu mengatasi kendala tersebut dengan bimbingan ibunya dan tekad yang kuat. Keberhasilan panen pertamanya memberinya kepuasan dan semangat baru. Ia kemudian bergabung dengan kelompok tani Mitra Bersama, belajar strategi penjualan yang lebih baik, dan berhasil meraup omzet ratusan juta rupiah.
Tantangan Letusan Gunung Ruang dan Kebangkitan Kembali
Pada April tahun lalu, Gunung Ruang meletus dahsyat, menghancurkan ladang cabai Tommy dan petani lainnya. Abu vulkanik menghancurkan tanaman dan menghabiskan hampir seluruh modal yang ia miliki. "Saya duduk di depan rumah kebun, menatap sisa-sisa ladang cabai yang kini hanya berupa batang hitam tertutup abu," tutur Tommy menceritakan kepedihannya.
Namun, Tommy tidak menyerah. Ia mencari pekerjaan sementara sebagai pemetik cengkih untuk mengumpulkan modal. Ia kemudian memperbaiki lahannya yang tertutup abu vulkanik, belajar dari internet bahwa abu tersebut dapat menyuburkan tanah jika dikelola dengan benar. Dengan tekun, ia menanam kembali cabai dengan teknik yang lebih baik, menggunakan mulsa plastik dan pupuk organik.
Usaha keras Tommy membuahkan hasil. Ladang cabainya kembali hijau dan berbuah lebat. Ia bahkan bereksperimen dengan varietas cabai yang lebih tahan terhadap kondisi ekstrem, hingga mampu memproduksi ribuan kilogram cabai rawit dan cabai keriting. Kisah Tommy menginspirasi petani lain di desanya, dan ia pun mulai berbagi ilmu dan pengalaman.
Tommy tidak hanya berhasil bangkit dari keterpurukan, tetapi juga mampu meningkatkan hasil panennya. Ia membuktikan bahwa dengan keuletan dan inovasi, tantangan dapat diatasi dan kesuksesan dapat diraih.
Sinergi Petani dan Pemerintah: Menekan Inflasi Lewat Produksi Cabai
Tommy menyadari fluktuasi harga cabai yang kerap terjadi di Sulawesi Utara. Untuk mengatasi hal ini, ia mencari solusi agar produksi cabai tetap stabil dan pasokan cukup untuk menekan inflasi. Ia kemudian mendapat bantuan dari program Bank Indonesia (BI) yang bertujuan untuk meningkatkan produksi cabai secara berkesinambungan.
Program BI memberikan bantuan berupa bibit unggul, pupuk, mulsa, alat pengendali hama, dan alat mesin pertanian (Alsintan). Bantuan ini sangat membantu Tommy dan petani lain dalam meningkatkan produktivitas. Tommy menerapkan sistem pertanian yang lebih terencana, membagi lahan ke dalam beberapa zona tanam agar panen tidak bersamaan dan pasokan cabai tetap terjaga sepanjang tahun.
Kepala Bank Indonesia Perwakilan Sulut, Andry Prasmuko, menjelaskan bahwa program ini bertujuan untuk mengendalikan inflasi cabai dari akarnya, yaitu dengan meningkatkan produksi secara berkesinambungan. Bantuan yang diberikan tidak hanya berupa sarana produksi, tetapi juga pengetahuan dan teknologi pertanian yang lebih modern.
Berkat program BI dan pengalamannya sendiri, Tommy kini tidak hanya terampil menanam cabai, tetapi juga memahami dinamika pasar. Ia mampu menjaga kestabilan produksi dan menekan laju inflasi. Kisah Tommy menjadi contoh nyata bagaimana sinergi antara petani dan pemerintah dapat menciptakan ketahanan pangan yang kuat dan kesejahteraan bagi masyarakat.
Kini, Manado tidak hanya memiliki cabai yang cukup untuk kebutuhan sendiri, tetapi juga menjadi contoh bagaimana sinergi antara petani dan pemerintah bisa menciptakan ketahanan pangan yang kuat dan menekan laju inflasi. Kisah Tommy Taasora menjadi inspirasi bagi banyak orang, membuktikan bahwa dengan kerja keras, inovasi, dan semangat pantang menyerah, kesuksesan dapat diraih di tengah berbagai tantangan.