Diplomat Bahas Perkembangan Gaza di Kairo, Dukungan UNRWA Jadi Fokus
Pertemuan tujuh negara di Kairo akan membahas situasi terkini di Gaza pasca gencatan senjata, termasuk upaya mendukung UNRWA yang kini menghadapi pembatasan aktivitas di Yerusalem Timur.
![Diplomat Bahas Perkembangan Gaza di Kairo, Dukungan UNRWA Jadi Fokus](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/02/01/180056.110-diplomat-bahas-perkembangan-gaza-di-kairo-dukungan-unrwa-jadi-fokus-1.jpg)
Kairo, Mesir, menjadi tuan rumah pertemuan penting tujuh negara pada Sabtu pekan ini. Para diplomat akan membahas perkembangan situasi di Gaza pasca gencatan senjata dan fokus pada dukungan bagi UNRWA, badan PBB untuk pengungsi Palestina.
Pertemuan ini akan dihadiri oleh Menteri Luar Negeri Mesir, Yordania, Uni Emirat Arab (UEA), Arab Saudi, dan Qatar. Hussein al-Sheikh, Sekretaris Komite Eksekutif Organisasi Pembebasan Palestina (PLO), dan Ahmad Aboul-Gheit, Sekretaris Jenderal Liga Arab, juga turut hadir. Kehadiran para pejabat penting ini menunjukkan urgensi isu yang dibahas.
Sebelum pertemuan utama, Menteri Luar Negeri Mesir, Badr Abdelatty, akan melakukan pertemuan bilateral dengan Menlu Yordania, Ayman Safadi. Pertemuan ini akan dilanjutkan dengan pertemuan lebih besar yang melibatkan Hussein al-Sheikh, seperti dilaporkan media Mesir.
Menurut laporan Al-Mamlaka, stasiun televisi pemerintah Yordania, pertemuan tersebut akan membahas stabilitas gencatan senjata di Gaza. Poin penting lainnya adalah memastikan distribusi bantuan kemanusiaan berjalan lancar, serta mendukung UNRWA dalam menjalankan mandatnya.
Konteks pertemuan ini semakin penting mengingat langkah Israel yang melarang aktivitas UNRWA di Yerusalem Timur. Israel memerintahkan penutupan seluruh operasi UNRWA di wilayah tersebut, berdasarkan surat dari perwakilan tetap Israel untuk PBB kepada Sekretaris Jenderal PBB pada 24 Januari lalu.
Gencatan senjata antara Hamas dan Israel yang dimulai 19 Januari lalu, berlangsung selama 42 hari. Proses negosiasi untuk kesepakatan selanjutnya masih berlanjut, dengan Mesir dan Qatar sebagai mediator, didukung Amerika Serikat. Perlu diingat bahwa konflik sebelumnya telah menimbulkan korban jiwa dan kerusakan besar.
Konflik yang terjadi telah mengakibatkan lebih dari 47.400 warga Palestina tewas, sebagian besar perempuan dan anak-anak, dan lebih dari 111.000 luka-luka. Lebih dari 11.000 orang dilaporkan hilang, menyebabkan krisis kemanusiaan yang parah. Peristiwa ini telah digambarkan sebagai salah satu bencana kemanusiaan terburuk di dunia.
Situasi ini semakin kompleks dengan latar belakang tuntutan hukum internasional. Mahkamah Pidana Internasional telah mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Benjamin Netanyahu dan Yoav Gallant atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza. Israel juga menghadapi gugatan genosida di Mahkamah Internasional terkait serangan di Jalur Gaza.
Pertemuan di Kairo diharapkan menghasilkan langkah-langkah konkret untuk mengatasi krisis kemanusiaan di Gaza dan memastikan dukungan berkelanjutan bagi UNRWA. Hasil pertemuan ini akan sangat menentukan bagi masa depan stabilitas dan perdamaian di kawasan tersebut.