Disdikbud Kalsel Lestarikan Warisan Budaya Takbenda Mamanda
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kalsel melatih guru SMA/SMK untuk melestarikan Mamanda, teater tradisional Banjar yang kaya nilai budaya dan edukatif.

Banjarmasin, 20 Maret 2024 (ANTARA) - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) menunjukkan komitmennya dalam melestarikan warisan budaya takbenda. Salah satu fokus utamanya adalah tradisi Mamanda, sebuah bentuk teater tradisional Banjar yang sarat nilai hiburan dan edukasi bagi masyarakat. Upaya pelestarian ini dilakukan melalui pelatihan dan pembinaan intensif bagi para tenaga pendidik di tingkat SMA dan SMK.
Kepala Bidang Kebudayaan Disdikbud Provinsi Kalsel, Raudati Hildayati, menjelaskan bahwa pelatihan ini bertujuan untuk menciptakan pendidik yang aktif, kreatif, dan inovatif. Para guru diberikan bimbingan dan pendampingan agar mampu mengajarkan nilai-nilai luhur Mamanda kepada para siswa. "Pelatihan ini merupakan salah satu upaya pelestarian terhadap warisan budaya," ungkap Raudati, menekankan pentingnya peran guru dalam menjaga kelangsungan tradisi ini.
Mamanda bukan sekadar hiburan semata. Lebih dari itu, pertunjukan Mamanda berfungsi sebagai media pendidikan yang menyajikan sejarah kehidupan, nilai-nilai moral, kritik sosial yang membangun, dan nilai-nilai budaya Banjar. Pertunjukan ini mencerminkan kearifan lokal dan kearifan budaya yang perlu dijaga kelestariannya untuk generasi mendatang.
Melestarikan Mamanda: Upaya Disdikbud Kalsel
Raudati Hildayati menambahkan bahwa saat ini, apresiasi terhadap seni pertunjukan tradisional Indonesia, termasuk teater tradisional, tengah meningkat. Seni pertunjukan tradisional memiliki daya tarik tersendiri karena diiringi musik daerah dan dipadukan dengan nyanyian dan tarian khas daerah. Mamanda, dengan keunikannya, menjadi salah satu warisan budaya Kalsel yang patut dibanggakan dan dilestarikan.
Provinsi Kalsel telah secara resmi memberikan sertifikat warisan budaya takbenda (WBTb) kepada Mamanda pada tahun 2016. Hal ini menunjukkan pengakuan resmi atas nilai dan pentingnya tradisi ini bagi identitas budaya Kalsel. Dengan pelatihan ini, diharapkan Mamanda dapat terus hidup dan berkembang di tengah dinamika zaman.
Pelatihan yang diikuti oleh guru-guru SMA dan SMK mata pelajaran seni di Kabupaten Barito Kuala, Kota Banjarmasin, Kota Banjarbaru, dan Kabupaten Banjar ini difokuskan pada beberapa materi penting. Kepala Seksi Kesenian Disdikbud Provinsi Kalsel, D Sunjaya Adhiarso, menjelaskan bahwa materi pelatihan meliputi sejarah dan eksistensi Teater Tradisi Mamanda, penulisan naskah cerita, unsur-unsur teater Mamanda, dan teknik pementasannya.
Workshop ini dirancang untuk membekali para guru dengan pengetahuan dan keterampilan yang memadai dalam mengajarkan Mamanda kepada siswa. Dengan demikian, diharapkan para siswa dapat memahami dan menghargai warisan budaya leluhur mereka.
Respon Positif Peserta Pelatihan
Salah satu peserta pelatihan dari SMAN 5 Banjarmasin, Dini Maulidya, mengungkapkan rasa syukurnya atas kesempatan mengikuti workshop ini. Ia merasa sangat terbantu untuk memahami lebih dalam seni teater tradisi Mamanda. "Kegiatan ini sangat bermanfaat," ujarnya. Dini bertekad untuk menyalurkan dan mengajarkan ilmu yang diperolehnya kepada generasi muda agar tradisi Mamanda tidak punah.
Komitmen Disdikbud Kalsel dalam melestarikan Mamanda patut diapresiasi. Pelatihan ini bukan hanya sekadar transfer pengetahuan, tetapi juga upaya untuk menumbuhkan rasa cinta dan bangga terhadap warisan budaya lokal. Harapannya, melalui para guru, Mamanda dapat terus lestari dan diwariskan kepada generasi mendatang sebagai bagian penting dari identitas budaya Kalimantan Selatan.
Dengan pelatihan ini, diharapkan Mamanda tidak hanya tetap lestari, tetapi juga dapat terus berkembang dan beradaptasi dengan zaman tanpa kehilangan nilai-nilai esensinya. Ini merupakan langkah penting dalam menjaga kekayaan budaya Indonesia, khususnya di Kalimantan Selatan.