DJKA Bangun Terowongan Kereta Jember Baru, Tingkatkan Keselamatan dan Akses Ekonomi Setelah 100 Tahun Berdiri
DJKA segera merevitalisasi dua Terowongan Kereta Jember berusia lebih dari seabad, Mrawan dan Garahan, demi keselamatan perjalanan kereta api dan dorong ekonomi lokal.

Balai Teknik Perkeretaapian Kelas I Surabaya Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kementerian Perhubungan mengumumkan rencana pembangunan dua terowongan baru di Kabupaten Jember, Jawa Timur. Inisiatif ini bertujuan signifikan untuk meningkatkan keselamatan dan kualitas perjalanan kereta api di wilayah tersebut. Kedua terowongan yang akan direvitalisasi adalah Terowongan Mrawan dan Terowongan Garahan, yang telah beroperasi selama lebih dari satu abad.
Pembangunan terowongan ini merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk memodernisasi infrastruktur perkeretaapian yang telah berusia lanjut. Terowongan Mrawan dan Garahan, yang dibangun antara tahun 1901 dan 1910 oleh Perusahaan Kereta Api Hindia Belanda Staatsspoorwegen, akan diganti dengan struktur yang lebih modern. Meskipun kondisi kedua terowongan saat ini masih dianggap layak operasi, perbaikan permanen dinilai perlu untuk menjamin keberlanjutan dan keamanan.
Langkah strategis ini tidak hanya berfokus pada aspek keselamatan, tetapi juga diharapkan mampu mendukung hilirisasi ekonomi. Dengan akses pengiriman barang menggunakan kereta api ke ujung timur Pulau Jawa yang lebih baik, pertumbuhan ekonomi lokal diproyeksikan akan meningkat. Proyek ini telah masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025-2029, menunjukkan komitmen pemerintah terhadap pengembangan transportasi dan ekonomi regional.
Kondisi Terowongan Lama dan Urgensi Revitalisasi
Terowongan Garahan, dengan panjang 113 meter, dan Terowongan Mrawan, yang membentang sepanjang 690 meter, saat ini masih dalam batas aman untuk dilalui kereta api reguler. Namun, hal ini memerlukan penerapan batas kecepatan tertentu untuk menjaga keselamatan operasional. Kedua struktur ini merupakan peninggalan bersejarah yang telah melayani perjalanan kereta api selama lebih dari 100 tahun.
Meskipun secara umum kondisinya baik, Terowongan Mrawan mengalami masalah rembesan air di salah satu bagiannya. Air tersebut dialirkan melalui sistem drainase berupa parit keluar terowongan. Perawatan drainase telah sering dilakukan sejak tahun 2021 hingga 2024, mengingat konstruksi yang telah berusia lebih dari 110 tahun dan keberadaan saluran sungai di atas terowongan.
Perbaikan-perbaikan yang telah dilakukan selama ini bersifat temporer dan tidak memberikan solusi jangka panjang. Oleh karena itu, Balai Teknik Perkeretaapian Kelas I Surabaya DJKA memutuskan untuk membangun baru kedua terowongan tersebut. Keputusan ini diambil untuk mengatasi masalah struktural yang ada dan memastikan keamanan serta efisiensi operasional kereta api di masa depan.
Rencana dan Dampak Pembangunan Terowongan Kereta Jember
Rencana pembangunan dua Terowongan Kereta Jember ini telah secara resmi masuk ke dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025-2029. Proses ini membutuhkan studi komprehensif dan detail untuk memastikan kelayakan teknis dan dampak lingkungan. Studi kelayakan ini diharapkan dapat dilaksanakan pada tahun 2026-2027, menjadi fondasi penting sebelum dimulainya pengerjaan fisik.
Selain itu, proyek pembangunan Terowongan Garahan dan Mrawan juga telah terintegrasi dalam Rencana Strategis BTP Surabaya 2025-2030. Dengan perencanaan yang matang, pengerjaan fisik proyek ini diharapkan dapat dimulai pada tahun 2028 dan selesai pada tahun 2029. Linimasa yang jelas ini menunjukkan keseriusan DJKA dalam merealisasikan peningkatan infrastruktur perkeretaapian di Jember.
Pembangunan terowongan baru ini tidak hanya akan meningkatkan kualitas perjalanan kereta api dan keselamatan, tetapi juga memiliki potensi besar untuk mendukung hilirisasi ekonomi. Dengan membuka akses pengiriman barang menggunakan kereta api ke ujung timur Pulau Jawa, diharapkan terjadi peningkatan signifikan dalam lalu lintas kereta api. Revitalisasi ini akan menggantikan terowongan buatan Staatsspoorwegen yang awalnya hanya didesain untuk lintas cabang Kalisat-Banyuwangi, membuka peluang baru bagi pertumbuhan ekonomi regional.