Dosen UB Ciptakan Kandang Ayam Pintar berbasis IoT, Tingkatkan Produktivitas Peternak!
Inovasi kandang ayam berbasis IoT karya dosen Fakultas Peternakan UB, Danung Nur Adli, meningkatkan produktivitas ayam pedaging dan memberikan solusi bagi peternak tradisional.

Malang, Jawa Timur, 14 Maret 2024 (ANTARA) - Dosen Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya (UB), Danung Nur Adli Spt., MSc., MPt., telah mengembangkan sebuah sistem kandang ayam terintegrasi dengan internet of things (IoT) dan aplikasi mobile. Inovasi ini bertujuan untuk meningkatkan produktivitas ayam pedaging, khususnya bagi peternak di Indonesia. Sistem yang diberi nama Lentera ini memberikan layanan teknologi real time untuk memantau kondisi kandang ayam.
Ide pengembangan Lentera berawal pada tahun 2019, saat Danung mulai merancang penerapan teknologi pada kandang ayam tradisional terbuka. Motivasi utamanya adalah untuk memberikan nilai ekonomis pada anakan ayam jantan yang sebelumnya sering dianggap sebagai limbah. "Kalau dulu yang jantan tidak tahu harus diapakan, daripada tidak termanfaatkan, akhirnya dipelihara untuk dijual menjadi ayam potong," ungkap Danung.
Setelah melalui proses pengembangan yang panjang, pada tahun 2024, rancangan Danung akhirnya mendapatkan hibah pendanaan dari Universitas Brawijaya untuk pengembangan lebih lanjut. Kandang ayam berbasis IoT ini menjadi alternatif bagi kandang ayam modern berteknologi canggih seperti close house yang membutuhkan biaya tinggi. Inovasi ini sangat relevan karena masih banyak peternak yang menggunakan kandang tradisional terbuka.
Sistem Kerja Kandang Ayam berbasis IoT
Sistem Lentera memanfaatkan mikrokontroler dan probe sebagai sensor untuk memantau suhu dan kelembapan udara di dalam kandang. Data tersebut kemudian ditransmisikan melalui modem ke aplikasi mobile. Peternak dapat mengakses data real time mengenai kondisi kandang ayamnya setiap dua hingga tiga menit sekali melalui ponsel pintar mereka. "Untuk aplikasinya kami masih mengembangkan, jadi masih sederhana," tambah Danung.
Data suhu dan kelembapan yang akurat memungkinkan peternak untuk mengambil tindakan tepat waktu. Misalnya, jika suhu udara tinggi, peternak dapat segera memberikan suplai air minum tambahan dan penyesuaian asupan nutrisi. "Ayam kalau suhu udara tinggi makannya lebih sedikit, ini memerlukan keputusan cepat. Jika terlambat bisa mempengaruhi imunitas, sehingga berpotensi terkena penyakit, pertambahan selnya untuk bobot badannya juga turun," jelas Danung.
Inovasi ini telah menarik perhatian Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya Hafid, saat mengunjungi kampus UB beberapa waktu lalu. Saat ini, kandang ayam rancangan Danung telah diimplementasikan di beberapa peternakan di Kabupaten Malang, khususnya di daerah Karangploso dan Singosari.
Penerimaan Positif dari Peternak
Inovasi kandang ayam berbasis IoT ini mendapat sambutan positif, terutama dari peternak milenial. Untuk pemasaran, Danung berkolaborasi dengan Luthfan Bayu Zulkarnaen, co-founder Pemiara.id. Bayu membantu memantau perkembangan suhu dan memberikan masukan terkait tindakan yang perlu diambil oleh peternak.
Sistem Lentera tidak hanya meningkatkan produktivitas ayam pedaging, tetapi juga memberikan solusi praktis bagi peternak dengan memanfaatkan teknologi yang terjangkau dan mudah digunakan. Dengan pemantauan real time, peternak dapat mengoptimalkan perawatan dan mencegah kerugian akibat fluktuasi suhu dan kelembapan.
Ke depannya, pengembangan Lentera akan terus dilakukan untuk meningkatkan fitur dan fungsionalitasnya. Harapannya, inovasi ini dapat diadopsi secara luas oleh peternak ayam di Indonesia dan berkontribusi pada peningkatan produktivitas serta kesejahteraan peternak.