Dua Prajurit TNI Selamat dari Serangan Israel di Lebanon: Kisah Dramatis di Sektor Naqoura
Dua prajurit TNI, Pratu Marinir Eggy Afrianto dan Praka Nofrian Syah Putra, selamat dari serangan Israel di Lebanon Selatan pada Oktober 2024, berbagi kisah heroik mereka.

Pada 10 Oktober 2024, Pratu Marinir Eggy Afrianto dan Praka Nofrian Syah Putra, dua prajurit TNI yang bertugas dalam Satgas Kontingen Garuda UNIFIL di Lebanon Selatan, mengalami serangan dahsyat dari Israel. Serangan tersebut terjadi di sektor Naqoura, wilayah yang saat itu berada pada level eskalasi tiga. Kedua prajurit TNI ini berhasil selamat dan kini telah kembali ke tanah air, menceritakan pengalaman traumatis namun heroik mereka.
Insiden bermula ketika Eggy dan Nofri sedang bertugas di tugu pengamatan. Sekitar pukul sembilan pagi waktu setempat, Eggy melihat dua tank Merkava milik Israel keluar dari garis biru (blue line). Setelah melapor ke satuan atas dan terus memonitor pergerakan tank tersebut, pukul satu siang, Eggy terkena ledakan serangan udara Israel. Meskipun demikian, mereka tetap menjalankan tugas mengawasi perbatasan UNIFIL.
Serangan semakin intensif hingga sore hari, dengan tembakan artileri dan serangan udara dari Israel, dibalas oleh Hizbullah. Puncaknya, pada tengah malam, tugu pengamatan mereka kembali terkena serangan udara, dan pukul empat pagi keesokan harinya, terkena luncuran dari tank Merkava. Akibatnya, Eggy dan Nofri terluka dan tugu pengamatan hancur, membuat evakuasi menjadi sangat sulit.
Kisah Dramatis Evakuasi dari Tugu Pengamatan yang Hancur
Setelah serangan dahsyat tersebut, Eggy dan Nofri harus mengevakuasi diri. Namun, tangga penghubung antar lantai hancur akibat ledakan. Eggy memutuskan untuk melompat dari lantai tiga ke lantai dua dan satu, kemudian membantu Nofri keluar dari celah yang tercipta akibat ledakan. Dengan kondisi terluka dan kelelahan, mereka menuju bungker terdekat sebelum akhirnya dievakuasi oleh tim penyelamat menggunakan kendaraan lapis baja.
Eggy mengalami luka robek di kaki kiri, lutut, siku kiri, lengan kanan, dan dada kanan. Ia juga mengalami rabun, telinga berdengung, dan sesak napas. Sementara Nofri mengalami luka di lengan dan kaki kanan, serta pusing dan paru-parunya dipenuhi debu mesiu. Meskipun mengalami trauma, keduanya menyatakan siap kembali bertugas jika dibutuhkan.
"Kami mengucapkan sangat-sangat bersyukur dan berterima kasih kepada Allah SWT. karena kami masih diberikan nyawa atau kesempatan untuk hidup," kata Eggy. Kedua prajurit ini menunjukkan keteguhan hati dan dedikasi mereka sebagai prajurit TNI yang siap mengabdi untuk negara.
Luka Fisik dan Mental, Namun Semangat Patriotisme Tetap Menyala
Pengalaman traumatis ini tentu meninggalkan bekas yang mendalam bagi Eggy dan Nofri. Luka fisik yang mereka alami menjadi bukti nyata dari dahsyatnya serangan tersebut. Namun, lebih dari itu, trauma psikologis juga menjadi tantangan yang harus mereka hadapi. Meskipun demikian, keduanya menunjukkan keteguhan jiwa dan semangat patriotisme yang tinggi.
"Apabila kita diberi tugas lagi untuk menjalankan tugas perdamaian lagi, kita akan siap melaksanakannya," tegas Nofri. Pernyataan ini menunjukkan komitmen dan kesiapan mereka untuk terus mengabdi kepada negara, meskipun harus menghadapi risiko yang besar.
Kisah Eggy dan Nofri menjadi bukti nyata keberanian dan pengorbanan para prajurit TNI dalam menjalankan tugas perdamaian di luar negeri. Mereka adalah pahlawan yang pantas mendapatkan apresiasi dan penghormatan atas jasa dan pengorbanan mereka.
Kondisi Pasca Serangan:
- Eggy: Luka robek di kaki kiri, lutut, siku kiri, lengan kanan, dada kanan; rabun, telinga berdengung, sesak napas.
- Nofri: Luka di lengan dan kaki kanan; pusing, paru-paru terisi debu mesiu.
Meskipun trauma, keduanya menyatakan kesiapan untuk kembali bertugas menjaga perdamaian.