Ekspor Sumsel Tembus 543 Juta Dolar AS di Januari 2025, Tiongkok Jadi Mitra Utama
Nilai ekspor Sumatera Selatan mencapai 543,43 juta dolar AS pada Januari 2025, meskipun mengalami penurunan dibandingkan Desember 2024, dengan Tiongkok sebagai pasar ekspor terbesar.

Palembang, 7 Maret 2025 (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Selatan mencatat capaian gemilang di sektor ekspor pada Januari 2025. Nilai ekspor Provinsi Sumatera Selatan tercatat mencapai 543,43 juta dolar AS. Pencapaian ini didominasi oleh ekspor non-migas, meskipun mengalami penurunan dibandingkan bulan sebelumnya. Namun, pertumbuhan ekspor migas mampu sedikit menopang total nilai ekspor Sumsel.
Kepala BPS Sumsel, Moh Wahyu Yulianto, mengumumkan data tersebut pada Jumat lalu di Palembang. Ia menjelaskan bahwa angka ini menunjukkan penurunan sebesar 23,13 persen dibandingkan dengan nilai ekspor pada Desember 2024 yang mencapai 666,88 juta dolar AS. Penurunan tersebut terutama disebabkan oleh sektor non-migas.
Penurunan tersebut menjadi sorotan utama dalam laporan BPS. Meskipun demikian, pertumbuhan positif di sektor migas sedikit meringankan dampak penurunan ekspor secara keseluruhan. Analisis lebih lanjut diperlukan untuk memahami secara mendalam dinamika ekspor Sumsel.
Analisis Penurunan Ekspor Non-Migas
Penurunan nilai ekspor non-migas di Januari 2025 mencapai 20,74 persen, dari 603,01 juta dolar AS pada Desember 2024 menjadi 500,14 juta dolar AS. BPS Sumsel mencatat penurunan signifikan pada beberapa komoditas utama, seperti bahan bakar mineral, pulp kayu, dan lemak serta minyak hewan/nabati. Faktor-faktor yang menyebabkan penurunan ini perlu diinvestigasi lebih lanjut untuk menentukan langkah-langkah strategis ke depan.
Meskipun terjadi penurunan, beberapa komoditas lain mungkin menunjukkan kinerja yang lebih baik. Data lebih rinci mengenai kinerja masing-masing komoditas dibutuhkan untuk mendapatkan gambaran yang lebih komprehensif. Pemerintah daerah perlu bekerja sama dengan pelaku usaha untuk mengidentifikasi tantangan dan peluang di sektor ekspor non-migas.
Perlu adanya strategi yang tepat sasaran untuk mendorong peningkatan ekspor komoditas unggulan Sumsel. Diversifikasi produk ekspor juga dapat menjadi solusi untuk mengurangi ketergantungan pada beberapa komoditas tertentu dan meningkatkan ketahanan ekonomi daerah.
Ekspor Migas Tunjukkan Peningkatan
Di tengah penurunan ekspor non-migas, sektor migas justru mencatatkan kinerja positif. Ekspor migas pada Januari 2025 mencapai 43,29 juta dolar AS, meningkat 20,69 persen dibandingkan Desember 2024 yang hanya 35,87 juta dolar AS. Peningkatan ini memberikan sedikit angin segar bagi perekonomian Sumsel.
Peningkatan ekspor migas ini perlu dianalisis lebih lanjut untuk memahami faktor-faktor pendorongnya. Apakah peningkatan ini disebabkan oleh peningkatan harga minyak dunia, peningkatan produksi, atau faktor lainnya? Pemahaman yang mendalam terhadap faktor-faktor ini penting untuk perencanaan dan pengambilan kebijakan di masa mendatang.
Pemerintah perlu memanfaatkan momentum positif ini untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Sumsel secara berkelanjutan. Investasi di sektor migas dan pengembangan infrastruktur pendukungnya dapat menjadi langkah strategis untuk meningkatkan daya saing Sumsel di pasar internasional.
Pasar Ekspor Utama dan Impor
Tiongkok masih menjadi tujuan ekspor terbesar Sumsel, dengan nilai mencapai 198,02 juta dolar AS pada Januari 2025. India dan Vietnam menyusul di posisi kedua dan ketiga, masing-masing dengan nilai ekspor 52,58 juta dolar AS dan 44,15 juta dolar AS. Kerjasama ekonomi yang kuat dengan negara-negara tersebut perlu terus dijaga dan ditingkatkan.
Di sisi lain, nilai impor Sumsel pada Januari 2025 mencapai 132,93 juta dolar AS, meningkat 25,99 persen dibandingkan Desember 2024. Tiongkok, Finlandia, dan Vietnam menjadi tiga negara pemasok impor terbesar. Peningkatan impor ini perlu dikaji lebih lanjut untuk memastikan bahwa impor tersebut mendukung pertumbuhan ekonomi Sumsel dan tidak mengganggu neraca perdagangan.
Pemerintah perlu memperhatikan komposisi impor untuk memastikan bahwa impor tersebut bersifat produktif dan mendukung industri dalam negeri. Kebijakan yang tepat diperlukan untuk mengendalikan impor barang-barang yang dapat diproduksi di dalam negeri.
Neraca Perdagangan Surplus
Meskipun terdapat penurunan ekspor non-migas, Sumsel masih mencatatkan surplus neraca perdagangan pada Januari 2025 sebesar 410,50 juta dolar AS. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja ekspor Sumsel secara keseluruhan masih cukup baik dan mampu berkontribusi positif terhadap perekonomian daerah.
Namun, pemerintah dan pelaku usaha perlu tetap waspada dan proaktif dalam menghadapi tantangan global. Diversifikasi produk ekspor, peningkatan daya saing, dan pengelolaan impor yang efektif menjadi kunci untuk menjaga surplus neraca perdagangan Sumsel di masa mendatang. Pemantauan dan evaluasi secara berkala juga sangat penting untuk memastikan keberlanjutan pertumbuhan ekonomi Sumsel.