Fakta Mengejutkan: Angka Kecelakaan di Jatim Turun 39% Selama Operasi Patuh Semeru 2025, Namun Korban Meninggal Justru Meningkat
Operasi Patuh Semeru 2025 sukses menekan angka kecelakaan lalu lintas di Jawa Timur hingga 39%, namun ironisnya, jumlah korban meninggal dunia justru mengalami kenaikan.

Surabaya, Jawa Timur – Direktur Lalu Lintas Polda Jawa Timur, Kombes Pol. Iwan Saktiadi, mengumumkan hasil signifikan dari Operasi Patuh Semeru 2025. Angka kecelakaan lalu lintas di wilayah Jawa Timur tercatat mengalami penurunan drastis. Penurunan ini mencapai 39 persen secara kuantitatif dibandingkan periode sebelumnya.
Meskipun demikian, data yang dirilis pada Kamis (31/7) ini menyimpan paradoks yang perlu menjadi perhatian serius. Jumlah korban meninggal dunia akibat kecelakaan justru menunjukkan tren peningkatan. Fenomena ini menimbulkan pertanyaan mendalam mengenai fatalitas insiden yang terjadi di jalan raya.
Operasi Patuh Semeru 2025 sendiri telah berlangsung selama dua pekan, yakni dari tanggal 14 hingga 27 Juli. Fokus utama operasi ini adalah penegakan disiplin berlalu lintas. Tujuannya adalah menciptakan keamanan, ketertiban, dan kelancaran di jalan raya seluruh wilayah Jawa Timur.
Analisis Penurunan Angka Kecelakaan dan Kerugian Material
Data menunjukkan bahwa penurunan angka kecelakaan secara keseluruhan sangat positif. Selain penurunan total insiden, jumlah korban luka berat juga mengalami penurunan signifikan. Tercatat 50 orang mengalami luka berat pada tahun 2025, turun dari 61 orang pada tahun 2024. Ini menunjukkan penurunan sekitar 11 persen dalam kategori tersebut.
Lebih lanjut, korban luka ringan juga menunjukkan penurunan yang sangat drastis. Angka ini turun dari 1.012 menjadi 569 orang selama Operasi Patuh Semeru 2025. Penurunan ini mencapai sekitar 24 persen, menandakan dampak positif yang luas terhadap keselamatan pengguna jalan. Kondisi ini tentunya merupakan kabar baik bagi upaya penekanan angka cedera di jalan.
Tidak hanya itu, kerugian material akibat kecelakaan lalu lintas juga berhasil ditekan. Pada tahun 2024, kerugian material mencapai Rp1,04 miliar. Angka ini turun menjadi Rp672,9 juta pada tahun 2025, atau sekitar 35 persen. Kombes Pol. Iwan Saktiadi berharap masyarakat Jawa Timur dapat terus meningkatkan kesadaran dan ketertiban berlalu lintas. Hal ini penting demi menjaga tren positif ini di masa mendatang.
Sasaran dan Implementasi Operasi Patuh Semeru 2025
Operasi Patuh Semeru 2025 dirancang dengan sasaran yang jelas dan terarah. Operasi ini berfokus pada pelanggaran lalu lintas yang sering menjadi penyebab utama kecelakaan. Sasaran utama meliputi pengendara di bawah umur, berboncengan lebih dari satu orang, serta penggunaan telepon genggam saat berkendara. Pelanggaran fatal seperti tidak memakai sabuk pengaman dan berkendara di bawah pengaruh alkohol juga menjadi target utama.
Selain itu, operasi ini juga menyasar pengendara yang tidak memakai helm standar. Pelanggaran kecepatan berlebih dan melawan arus lalu lintas juga menjadi prioritas penindakan. Sasaran-sasaran ini dipilih berdasarkan data kecelakaan yang sering terjadi. Tujuannya adalah untuk menekan angka fatalitas di jalan raya Jawa Timur.
Dalam pelaksanaannya, Operasi Patuh Semeru 2025 memanfaatkan teknologi canggih. Sistem Electronic Traffic Law Enforcement (ETLE) dioperasikan selama 24 jam penuh. ETLE bekerja secara efisien dan efektif dalam menggantikan peran petugas di lapangan. Pendekatan ini memungkinkan penindakan pelanggaran yang lebih objektif dan konsisten. Hal ini juga mendukung upaya peningkatan disiplin lalu lintas secara menyeluruh.