Fakta Mengejutkan Angka Perceraian: BKKBN Beri Edukasi Siap Nikah untuk Mahasiswa
Deputi BKKBN berikan Edukasi Siap Nikah kepada mahasiswa Poltekkes Tanjungpinang, soroti pentingnya persiapan mental dan fisik demi menekan angka perceraian di Indonesia.

Nopian Andusti, Deputi Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga (KSPK) Kemendukbangga/BKKBN, memberikan edukasi Siap Nikah dan Gerakan Ayah Teladan Indonesia (GATI) kepada mahasiswa Politeknik Kesehatan (Poltekkes) Kemenkes Tanjungpinang, Kepulauan Riau. Kegiatan ini berlangsung pada Senin (11/8) dan bertujuan membekali calon orang tua dengan persiapan matang sebelum memasuki fase kehidupan berkeluarga.
Edukasi ini tidak hanya fokus pada faktor ekonomi dan usia, tetapi juga menekankan pentingnya kesiapan mental. Kesiapan mental menjadi kunci utama dalam mewujudkan ketahanan keluarga yang kuat dan harmonis di masa depan.
Dengan persiapan yang komprehensif, diharapkan angka perceraian dapat ditekan secara signifikan. Hal ini juga akan mendorong pembentukan keluarga Indonesia yang berkualitas dan sejahtera, demi masa depan generasi penerus bangsa.
Pentingnya Persiapan Berkeluarga dan Dampak Perceraian
Nopian Andusti mengungkapkan bahwa persiapan berkeluarga yang matang dapat menekan kekhawatiran akan terjadinya kasus perceraian. Data Kemendukbangga tahun 2023 menunjukkan adanya 1.577.255 angka pernikahan berbanding 408.347 perceraian di Indonesia. Angka ini menunjukkan urgensi edukasi kesiapan menikah bagi generasi muda.
Perceraian tersebut didominasi oleh masalah perselisihan dan pertengkaran yang berkepanjangan. Selain itu, faktor ekonomi, kurangnya kesiapan mental, serta kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) juga menjadi penyebab utama. Fenomena ini menegaskan perlunya pemahaman mendalam tentang dinamika dan tantangan dalam rumah tangga.
Di samping itu, Nopian juga menyoroti fenomena wanita yang enggan menikah karena keraguan akan kemampuan membangun rumah tangga dan mengasuh anak. Melalui kuliah umum ini, mahasiswa diberikan pencerahan agar tidak perlu khawatir menjalankan kehidupan berkeluarga, asal mau berusaha dan berjuang bersama pasangan.
Peran Ayah dan Dimensi Kesiapan Menikah
Nopian Andusti turut membahas fenomena anak kehilangan figur ayah atau 'fatherless' yang belakangan terjadi di Indonesia. Kehadiran ayah sangat krusial dalam pengasuhan anak, karena karakter pengasuhan yang baik melibatkan peran aktif dari kedua orang tua, baik ayah maupun ibu.
Ketika seorang ayah tidak terlibat langsung dalam pengasuhan anak sejak lahir hingga dewasa, akan timbul ruang kosong dalam keluarga. Bagi anak perempuan, ayah adalah sosok cinta pertama, sementara bagi anak laki-laki, ayah merupakan teladan yang patut dicontoh. Anak tidak mengharapkan ayah yang sempurna, tetapi ayah yang terlibat langsung dalam perkembangannya.
Mantan Sekretaris Daerah Provinsi Bengkulu itu memaparkan sepuluh dimensi kesiapan yang perlu dilengkapi pasangan sebelum menikah. Dimensi tersebut meliputi kesiapan berkeluarga, kesiapan usia, kesiapan finansial, kesiapan emosi, kesiapan sosial, kesiapan moral, kesiapan mental, kesiapan interpersonal, kesiapan fisik, kesiapan intelektual, dan keterampilan hidup.
Untuk mendukung kesiapan ini, Nopian berpesan kepada mahasiswa agar memanfaatkan website Siap Nikah yang dikelola Kemendukbangga/BKKBN. Platform ini menyediakan edukasi, konsultasi, serta alat untuk menghitung tingkat kesiapan diri sebelum melangkah ke jenjang pernikahan. Inisiatif ini bertujuan menciptakan keluarga berkualitas, sejahtera, dan menekan angka perceraian di Indonesia.