Menekan Angka Perceraian: Himbauan Mentri Agama pada Penghulu
Menteri Agama Nasaruddin Umar meminta penghulu untuk aktif membina keluarga guna menurunkan angka perceraian di Indonesia yang masih tinggi, terutama pada pernikahan di bawah lima tahun.

Mentri Agama, Nasaruddin Umar, mengajak para penghulu untuk berperan aktif dalam menekan angka perceraian di Indonesia. Permintaan ini disampaikan melalui pelatihan komunikasi dan konseling virtual yang diikuti oleh penghulu di seluruh Indonesia pada Selasa lalu. Angka perceraian, meskipun menurun, tetap menjadi perhatian serius pemerintah.
Menurut Mentri Umar, tugas penghulu tidak hanya sebatas mengesahkan pernikahan. Mereka juga memiliki peran penting dalam memberikan edukasi pra-nikah dan membina keluarga muda. Kemampuan komunikasi yang baik sangat krusial dalam menjalankan peran ini. "Tugas penghulu melampaui registrasi pernikahan. Anda harus mampu mendidik masyarakat tentang pentingnya pernikahan. Karena itu, kemampuan komunikasi publik sangat penting," tegasnya.
Data BPS pada Februari 2024 menunjukkan penurunan angka perceraian dari 516.344 kasus pada tahun 2022 menjadi 463.654 kasus di tahun 2023. Namun, Mentri Umar menyoroti fakta bahwa 60 persen perceraian terjadi pada pasangan yang pernikahannya belum genap lima tahun. Ini menjadi perhatian utama karena dampaknya yang signifikan terhadap perempuan dan anak-anak.
"Perempuan dan anak-anak jelas menjadi pihak yang paling terdampak. Kita harus memperhatikan hal ini secara khusus. Oleh karena itu, penghulu dan konselor perlu memberikan layanan edukasi dan konseling bagi masyarakat," ujar Mentri Umar. Ia menekankan pentingnya peran penghulu dan konselor dalam memberikan pendampingan dan edukasi kepada pasangan sebelum dan sesudah menikah.
Di era teknologi yang maju pesat, Mentri Umar juga mendorong penghulu untuk memanfaatkan kecanggihan teknologi, termasuk kecerdasan buatan (AI), untuk meningkatkan efektivitas komunikasi dan adaptasi terhadap perubahan zaman. Hal ini dinilai penting untuk menjangkau masyarakat lebih luas dan efektif.
Direktur KUA dan pengembangan keluarga di Kementerian Agama, Cecep Khairul Anwar, menambahkan bahwa Indonesia memiliki 9.333 penghulu. Sebanyak 8.661 di antaranya adalah PNS, sisanya adalah tenaga kontrak. Jumlah penghulu ini diharapkan mampu menjangkau dan memberikan bimbingan kepada masyarakat luas.
Mentri Umar berharap pelatihan komunikasi dan konseling ini akan meningkatkan kemampuan penghulu dalam membina keluarga dan berkontribusi pada penurunan angka perceraian di Indonesia. Dengan edukasi dan bimbingan yang tepat, diharapkan pasangan dapat membangun rumah tangga yang harmonis dan langgeng.