Fakta Unik Antrean SPBU Jember: Distribusi BBM Tersendat Akibat Penutupan Jalur Gumitir, Warga Rela Beli Eceran Lebih Mahal
Antrean SPBU Jember mengular panjang, memicu kelangkaan BBM di tingkat eceran. Apa penyebab utama keterlambatan distribusi dan bagaimana dampaknya bagi warga?

Antrean panjang kendaraan terpantau di sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Kabupaten Jember, Jawa Timur, pada Minggu (27/7). Fenomena ini terjadi akibat terganggunya distribusi bahan bakar minyak (BBM) yang membuat pasokan ke SPBU setempat tersendat. Situasi ini langsung berdampak pada aktivitas masyarakat yang membutuhkan BBM.
Keterlambatan pasokan BBM ini merupakan imbas langsung dari penutupan jalur Gumitir yang vital bagi distribusi logistik. Penutupan jalur tersebut menyebabkan kemacetan parah dan menghambat pergerakan mobil tangki dari Depo Pertamina di Banyuwangi. Akibatnya, warga kesulitan mendapatkan BBM, terutama jenis pertalite dan solar.
Warga Jember, seperti Susianti dari Kecamatan Sumbersari, harus rela mengantre berjam-jam atau bahkan membeli BBM dari pengecer dengan harga lebih tinggi. Pihak Pertamina melalui Sales Brand Manager Pertamina Area Jember, Hendra Saputra, telah memberikan keterangan terkait kondisi ini. Mereka mengimbau masyarakat untuk tetap tenang.
Dampak Penutupan Jalur Gumitir Terhadap Pasokan BBM
Penutupan jalur Gumitir menjadi biang keladi utama di balik krisis pasokan BBM di Jember. Jalur ini merupakan akses krusial bagi mobil tangki Pertamina yang mengangkut BBM dari Terminal BBM Banyuwangi. Gangguan pada jalur tersebut secara otomatis memengaruhi jadwal pengiriman ke seluruh SPBU di Jember.
Selain penutupan jalur Gumitir, kemacetan parah di sekitar Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, turut memperparah kondisi. Kemacetan yang dilaporkan mencapai 40 kilometer ini membuat mobil tangki tidak dapat kembali ke terminal untuk pengisian ulang. Hal ini menciptakan efek domino yang memperlambat seluruh rantai distribusi.
Kondisi ini memaksa warga mencari alternatif. Susianti mengungkapkan bahwa dirinya terpaksa membeli Pertamax Turbo karena Pertalite habis, bahkan harus mengantre hampir satu jam. Di tingkat pengecer, harga BBM jenis pertalite melonjak dari Rp12 ribu menjadi Rp15 ribu hingga Rp16 ribu per botol, namun tetap dibeli warga demi kendaraan mereka.
Antrean panjang tidak hanya terjadi di pusat kota, melainkan juga melanda SPBU di pinggiran seperti Kecamatan Jenggawah dan Silo. Rahmat, warga Jenggawah, mengaku sudah mengantre sejak subuh demi mendapatkan BBM. Situasi ini juga menimbulkan kemacetan lalu lintas di sekitar SPBU, bahkan memerlukan bantuan polisi untuk mengurai kepadatan.
Upaya Pertamina Mengatasi Gangguan Distribusi dan Imbauan Resmi
Menanggapi situasi ini, Sales Brand Manager Pertamina Area Jember, Hendra Saputra, menjelaskan bahwa masalah yang terjadi murni karena gangguan distribusi. Ia menekankan bahwa ini bukan disebabkan oleh kelangkaan stok BBM di Pertamina. Stok BBM secara nasional maupun regional dipastikan dalam kondisi aman.
Pertamina terus berupaya keras untuk menormalisasi pasokan BBM di Jember. Salah satu langkah yang diambil adalah mendorong percepatan pengiriman dari Surabaya dan Malang. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa kebutuhan BBM masyarakat Jember dapat segera terpenuhi dan antrean panjang dapat terurai.
Hendra Saputra mengimbau masyarakat Jember untuk tetap tenang dan tidak panik. Ia menegaskan bahwa kendala yang ada hanyalah keterlambatan distribusi akibat kendala teknis lalu lintas, bukan karena kelangkaan stok. Informasi ini diharapkan dapat meredakan kekhawatiran di kalangan masyarakat.