Fakta Unik: Bukittinggi Jadi Tuan Rumah Kedua Festival Musik Tradisi Indonesia 'Pitunang Ethngroove'
Pemerintah Kota Bukittinggi sukses menggelar Festival Musik Tradisi Indonesia 'Pitunang Ethngroove', acara kedua yang bertujuan melestarikan kekayaan budaya bangsa di tengah arus globalisasi.

Pemerintah Kota Bukittinggi, Sumatera Barat, telah sukses besar menjadi tuan rumah Festival Musik Tradisi Indonesia "Pitunang Ethngroove". Acara prestisius ini diselenggarakan oleh Kementerian Kebudayaan (Kemenbud) bekerja sama dengan berbagai komunitas seni tradisional. Keberhasilan ini menandai komitmen kuat dalam upaya pelestarian serta pengembangan warisan budaya bangsa yang tak ternilai.
Festival akbar ini berlangsung di Bukittinggi pada tanggal 3 Agustus, menarik perhatian luas dari berbagai kalangan. Pemilihan kota ini sebagai lokasi kegiatan mendapat apresiasi tinggi dari Wali Kota Bukittinggi, Ramlan Nurmatias. Penyelenggaraan acara ini menjadi ajang strategis untuk memperkenalkan kekayaan musik tradisi Indonesia kepada khalayak yang lebih luas, baik lokal maupun nasional.
Tujuan utama dari festival ini adalah membangun kembali ekosistem musik tradisi nasional yang sempat meredup di tengah gempuran arus globalisasi. Selain itu, "Pitunang Ethngroove" diharapkan dapat melahirkan talenta-talenta baru di dunia musik tradisi. Ini juga menjadi momentum penting untuk membangkitkan kembali semangat generasi muda agar lebih mencintai dan melestarikan budaya bangsa mereka sendiri.
Perlindungan Hak Kekayaan Budaya dan Ruang Apresiasi
Wali Kota Ramlan Nurmatias dalam sambutannya secara khusus menyoroti urgensi perlindungan hak kekayaan budaya. Beliau mengungkapkan bahwa Bukittinggi telah mengambil langkah proaktif dengan mematenkan dua aset budaya pentingnya. Musik tradisi Saluang dan Kerupuk Sanjai kini telah memperoleh hak paten dari Kementerian Hukum dan HAM, menunjukkan keseriusan daerah dalam menjaga warisan budayanya.
Pemerintah Kota Bukittinggi juga berkomitmen menyediakan ruang publik yang memadai bagi para seniman lokal. Pelataran ikonik Jam Gadang seringkali difungsikan sebagai panggung utama. Ruang ini memungkinkan para seniman musik tradisi untuk tampil, berkreasi, dan menginspirasi masyarakat luas dengan karya-karya mereka yang otentik dan penuh makna.
Inisiatif ini dirancang untuk mendorong pertumbuhan berkelanjutan seni tradisi di Bukittinggi dan sekitarnya. Dengan adanya platform ekspresi yang konsisten, diharapkan akan muncul generasi penerus yang berdedikasi tinggi terhadap pelestarian budaya. Upaya ini juga secara signifikan memperkuat identitas budaya lokal serta memperkaya khazanah seni nasional.
Revitalisasi Musik Tradisi Nasional dan Kolaborasi Komunitas
Menteri Kebudayaan Fadli Zon menjelaskan bahwa Festival Musik Tradisi Indonesia tahun ini merupakan penyelenggaraan kedua. Sebelumnya, acara serupa telah sukses besar digelar di Lampung Tengah, menandai komitmen berkelanjutan pemerintah pusat. Ini menunjukkan upaya serius dalam merevitalisasi dan mempopulerkan kembali musik tradisi di seluruh penjuru Nusantara.
Festival "Pitunang Ethngroove" berfungsi sebagai wadah vital untuk merawat, membina, dan mengembangkan musik tradisi. Musik tradisi dianggap sebagai bagian tak terpisahkan dari identitas bangsa Indonesia yang kaya dan beragam. Kegiatan ini diharapkan menjadi titik tolak kebangkitan musik tradisional secara menyeluruh di Nusantara, menjadikannya lebih relevan bagi generasi kini.
Penyelenggaraan festival di Bukittinggi secara khusus menggandeng komunitas musik tradisi Minangkabau. Komunitas ini dikenal luas memiliki kekayaan instrumen yang luar biasa, termasuk 13 jenis alat musik tiup yang unik. Kolaborasi ini tidak hanya memperkaya festival, tetapi juga mempertegas posisi Sumatera Barat sebagai wilayah strategis dalam pelestarian budaya nasional.
Direktur Program Pitunang Ethngroove, Indra Ariffin, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan hasil kerja sama erat antara Kementerian Kebudayaan dan komunitas Gaung Marawa. Gaung Marawa dipercaya sebagai penyelenggara utama yang mengawal jalannya festival ini. Tema yang diusung untuk Festival Musik Tradisi Indonesia 2025 adalah "Menyimak Daya Hidup Musik Tradisi", sebagai bentuk apresiasi mendalam terhadap kekayaan musikal Nusantara yang tak ternilai harganya.