Fakta Unik Kesenjangan Harga Beras: Zulhas Dorong Gubernur Awasi Koperasi Desa Merah Putih Bulanan
Menteri Zulkifli Hasan mendesak gubernur untuk rutin awasi Koperasi Desa Merah Putih. Langkah ini vital wujudkan desa mandiri ekonomi dan atasi disparitas harga pangan.

Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan, atau akrab disapa Zulhas, baru-baru ini mengemukakan sebuah inisiatif penting. Ia mendesak seluruh gubernur di Indonesia untuk secara rutin mengadakan pertemuan bulanan. Langkah ini bertujuan untuk memantau progres Koperasi Desa dan Kelurahan Merah Putih (Kopdes Merah Putih) secara berkelanjutan.
Desakan ini disampaikan Zulhas dalam acara Konsolidasi dan Percepatan Operasionalisasi Kopdes Merah Putih yang berlangsung di Denpasar pada Jumat, 9 Agustus. Pertemuan tersebut menjadi forum strategis untuk membahas implementasi program. Pengawasan yang konsisten diharapkan dapat mempercepat tercapainya tujuan koperasi.
Inisiatif ini merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk menjadikan desa sebagai pusat aktivitas ekonomi. Melalui Kopdes Merah Putih, pemerintah berupaya mendorong pertumbuhan lokal yang berkelanjutan. Tujuannya adalah memberdayakan masyarakat desa secara ekonomi, bukan sekadar memberikan bantuan sosial.
Pentingnya Koordinasi dalam Pengawasan Koperasi Desa
Zulhas menekankan bahwa koordinasi berjenjang sangat krusial untuk keberhasilan Kopdes Merah Putih. Ia meminta gubernur membimbing bupati/walikota, yang kemudian membimbing kepala desa. Pertemuan bulanan antara gubernur dan bupati/walikota diharapkan dapat menjadi wadah evaluasi efektif. Ini akan memastikan setiap permasalahan dapat teridentifikasi dan diselesaikan dengan cepat.
Sebagai contoh nyata, Zulhas menyoroti disparitas harga gabah yang diterima petani. Harga pembelian pemerintah untuk gabah kering panen adalah Rp6.500 per kilogram. Namun, petani seringkali hanya menerima Rp5.500 per kilogram dari Bulog. Kesenjangan ini menunjukkan adanya masalah yang memerlukan intervensi segera.
Dengan koordinasi yang lebih baik, laporan mengenai perbedaan harga semacam ini dapat segera disampaikan. Informasi tersebut dapat langsung ditindaklanjuti di tingkat provinsi. Ini adalah wujud kerja sama antara pemerintah pusat dan daerah untuk mengatasi tantangan ekonomi masyarakat.
Model Bisnis Berkelanjutan untuk Koperasi Desa Merah Putih
Sebagai Ketua Satuan Tugas Nasional Kopdes Merah Putih, Zulkifli Hasan mendesak para pemimpin daerah. Mereka harus memastikan koperasi di setiap desa mengadopsi model bisnis yang layak. Implementasi Kopdes Merah Putih diperkirakan membutuhkan dukungan konsisten selama minimal tiga tahun. Ini berbeda dari pendekatan kesejahteraan sebelumnya yang berfokus pada bantuan sosial.
Zulhas menguraikan tujuh model bisnis yang disarankan untuk koperasi, antara lain:
- Gerai pupuk
- Agen distribusi LPG
- Toko kelontong
- Agen bank Himbara
- Layanan logistik
- Perdagangan beras dan gabah
- Apotek
Tujuan utama dari model-model ini adalah menghilangkan peran tengkulak di desa. Saat ini, harga beras di pasaran bisa mencapai Rp8.000, namun petani hanya menerima Rp6.500. Kesenjangan ini menunjukkan adanya perantara yang perlu dieliminasi. Dengan demikian, keuntungan dapat lebih banyak dinikmati oleh petani dan masyarakat desa.