Film "Rindu Arini": Upaya Lestarikan Bahasa Lampung Lewat Layar Lebar
Genia Visinema luncurkan film "Rindu Arini", sebuah film berbahasa Lampung yang bertujuan melestarikan budaya lokal dan menginspirasi penonton lewat kisah mengharukan seorang gadis kecil.

Bandarlampung, 6 Februari 2024 - Dalam upaya melawan terkikisnya bahasa daerah akibat globalisasi, Genia Visinema hadirkan film layar lebar terbaru, "Rindu Arini." Film yang berbalut nuansa kental bahasa Lampung ini menjadi bukti nyata kepedulian terhadap pelestarian budaya lokal.
Menjaga Warisan Budaya Lampung
Sutradara Rizqon Agustia Fasha menjelaskan, "Rindu Arini" bukan sekadar film hiburan. Dengan durasi 120 menit, separuhnya menggunakan dialog berbahasa Lampung, film ini dirancang sebagai media edukasi dan apresiasi budaya Lampung. Film ini menawarkan pengalaman sinematik yang berbeda, memadukan kisah inspiratif dengan keindahan bahasa daerah.
Lebih dari sekadar hiburan, "Rindu Arini" bertujuan untuk membangkitkan kembali rasa bangga terhadap bahasa dan budaya daerah, khususnya bahasa Lampung. Hal ini sangat penting mengingat banyak bahasa daerah di Indonesia yang jumlah penuturnya semakin berkurang akibat pengaruh globalisasi dan modernisasi. Film ini hadir sebagai bentuk kepedulian terhadap fenomena tersebut.
Kisah Menyentuh Arini dan Perjuangannya
Film ini mengisahkan Arini, seorang gadis berusia 10 tahun yang sangat merindukan orang tuanya yang merantau ke Jakarta. Kerinduan mendalam ini mendorong Arini untuk mengumpulkan uang demi mengunjungi orang tuanya di ibukota. Dalam perjalanannya, Arini dibantu oleh Abah Musa, seorang penjual soto legendaris berusia 60 tahun yang memiliki kisah hidup penuh makna. Kisah Abah Musa pun turut menambah kedalaman cerita.
Melalui perjuangan Arini, film ini menampilkan berbagai aspek kehidupan masyarakat Lampung. Semangat gotong royong, kerja keras, dan nilai-nilai kekeluargaan yang masih kental dalam budaya setempat menjadi bagian penting dari cerita. Dengan demikian, film ini tidak hanya menghibur, tetapi juga memberikan gambaran yang kaya akan kehidupan masyarakat Lampung.
Harapan dan Dampak "Rindu Arini"
Rizqon berharap, kisah Arini yang menyentuh hati dapat menginspirasi banyak orang untuk lebih menghargai bahasa daerah dan tradisi leluhur. "Rindu Arini" diharapkan dapat menjadi momentum bagi masyarakat untuk lebih aktif dalam melestarikan bahasa ibu mereka. Film ini dijadwalkan tayang di berbagai bioskop dan platform pemutaran film dalam waktu dekat. Kehadirannya diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap pelestarian bahasa dan budaya Lampung.
Dengan menggabungkan unsur hiburan dan edukasi, "Rindu Arini" menjadi contoh nyata bagaimana film dapat berperan dalam melestarikan warisan budaya. Film ini bukan hanya sekadar cerita, tetapi juga sebuah pesan penting tentang pentingnya menjaga dan menghargai kekayaan budaya lokal di tengah arus globalisasi yang semakin deras.
"Kami berharap film ini dapat menginspirasi sineas lain untuk membuat film-film serupa yang mengangkat bahasa dan budaya daerah lainnya," tambah Rizqon. Hal ini penting untuk memastikan keberlangsungan bahasa dan budaya daerah Indonesia untuk generasi mendatang.
Kesimpulan
Film "Rindu Arini" bukan hanya sebuah film, tetapi sebuah misi untuk melestarikan budaya dan bahasa Lampung. Dengan kisah yang menyentuh dan pesan yang kuat, film ini diharapkan dapat menginspirasi penonton untuk lebih menghargai warisan budaya leluhur dan turut serta dalam upaya pelestariannya.