Fokus Kualitas, Bukan Kuantitas: Strategi Kemendikbudristek Atasi Kekurangan Dokter di Indonesia
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) memprioritaskan peningkatan kualitas pendidikan kedokteran di 131 fakultas kedokteran yang ada, bukan menambah jumlah fakultas baru, untuk mengatasi kekurangan dokter di Indonesi
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) mengubah strategi dalam mengatasi kekurangan dokter di Indonesia. Alih-alih langsung menambah jumlah fakultas kedokteran sesuai target awal Presiden Prabowo Subianto, yaitu 300 fakultas baru, Kemendikbudristek kini memprioritaskan peningkatan kualitas dan produktivitas fakultas kedokteran yang sudah ada.
Hal ini disampaikan Sekretaris Jenderal Kemendikbudristek, Togar M. Simatupang, kepada ANTARA pada Jumat, 24 Januari 2024. Saat ini, Indonesia memiliki 131 fakultas kedokteran, dengan 87 fakultas menghasilkan sekitar 10.000 lulusan per tahun. Artinya, 44 fakultas lainnya memiliki potensi untuk meningkatkan jumlah lulusan. Menurut Simatupang, memenuhi kebutuhan dokter dapat dilakukan dengan cara ini, tanpa perlu menambah fakultas baru yang membutuhkan waktu setidaknya lima hingga enam tahun untuk menghasilkan lulusan.
Mengapa fokus pada peningkatan kualitas? Simatupang menjelaskan bahwa permasalahan utama bukanlah jumlah lulusan, melainkan distribusi dokter yang tidak merata. Oleh karena itu, upaya pemerataan distribusi dokter di seluruh Indonesia dianggap lebih efektif saat ini. Pemerataan ini bertujuan untuk memastikan akses layanan kesehatan yang berkualitas dan merata bagi seluruh masyarakat Indonesia.
Target Presiden Prabowo Subianto untuk mendirikan 300 fakultas kedokteran baru, menurut Simatupang, menunjukkan tantangan serius di sektor kesehatan. "Target Bapak Prabowo menjadi pengingat akan tantangan signifikan terkait tenaga kesehatan, seperti akses, kualitas, distribusi, serta biaya pendidikan kedokteran yang tinggi. Terdapat juga kurangnya sinergi antara layanan kesehatan dan pendidikan kedokteran," jelasnya.
Dengan demikian, strategi Kemendikbudristek ini menekankan pentingnya optimalisasi sumber daya yang ada. Meningkatkan kualitas pendidikan di fakultas kedokteran yang sudah ada dinilai lebih efisien dan cepat dalam mengatasi kekurangan dokter dibandingkan membangun fakultas baru. Langkah ini juga diharapkan dapat meningkatkan kualitas layanan kesehatan secara keseluruhan di Indonesia.
Meskipun target penambahan 300 fakultas kedokteran tetap menjadi visi jangka panjang, fokus pada peningkatan kualitas dan pemerataan distribusi dokter saat ini dianggap sebagai langkah strategis yang lebih terukur dan efektif. Strategi ini juga selaras dengan upaya pemerintah untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia di sektor kesehatan.
Ke depannya, Kemendikbudristek akan terus memantau dan mengevaluasi implementasi strategi ini. Kerja sama dan sinergi antar lembaga terkait, termasuk Kementerian Kesehatan, juga akan sangat penting untuk memastikan keberhasilan program ini dan tercapainya tujuan utama, yaitu peningkatan akses dan kualitas layanan kesehatan bagi seluruh rakyat Indonesia.