FPCI Luncurkan Reality Check: Platform Anti Disinformasi
Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) berkolaborasi dengan Kedutaan Besar Polandia meluncurkan situs web dan aplikasi "Reality Check" untuk melawan disinformasi dan meningkatkan literasi media di Indonesia.

Jakarta, 17 Januari 2024 - Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) gandeng Kedutaan Besar Polandia luncurkan platform Reality Check. Inisiatif ini bertujuan memberantas disinformasi dan misinformasi, sekaligus meningkatkan pemahaman publik terhadap isu internasional.
Website dan aplikasi Reality Check akan menyediakan kuis interaktif tentang isu-isu internasional. Kuis ini secara berkala diperbarui, mencakup topik-topik yang rentan terhadap hoaks dan informasi palsu. Menurut Nadjib Riphat Kesoema, mantan Dubes Indonesia untuk Australia dan senior di FPCI, kuis tersebut dirancang untuk edukasi, baik di lingkungan akademik maupun non-akademik.
"Alat digital ini diharapkan dapat disebarluaskan melalui media sosial, guna melawan disinformasi dan meningkatkan literasi informasi," jelas Nadjib dalam konferensi pers di Jakarta. Ia menekankan pentingnya melawan disinformasi, terutama di area yang rentan terhadap penyebaran informasi yang menyesatkan.
Nadjib menjelaskan bahwa kecepatan penyebaran informasi di era digital membawa konsekuensi ganda. Di satu sisi, informasi mudah diakses dan disebarluaskan, tetapi di sisi lain, narasi palsu dapat merusak kepercayaan publik, memicu perpecahan sosial, dan mengancam demokrasi.
Kekhawatiran ini diperkuat oleh laporan World Economic Forum. Laporan tersebut menempatkan misinformasi dan disinformasi sebagai risiko global tertinggi selama dua tahun ke depan, mengalahkan risiko cuaca ekstrem dan konflik bersenjata. Situasi semakin rumit dengan maraknya konten AI (Artificial Intelligence) yang mempermudah penyebaran informasi palsu.
"Laporan World Economic Forum menyoroti meningkatnya konten AI yang memperparah masalah disinformasi. Ini tantangan baru yang kompleks," ungkap Nadjib. Situasi inilah yang mendorong FPCI untuk mengambil peran aktif dalam mengatasi masalah ini.
Strategi FPCI dalam melawan disinformasi berfokus pada peningkatan literasi media dan kemampuan berpikir kritis. FPCI berharap masyarakat Indonesia dapat terlatih dalam membedakan fakta dan fiksi. "Dengan meningkatkan pengetahuan umum, terutama di area yang rentan disinformasi, kita bisa membangun ketahanan terhadap penyebaran kebohongan," tutup Nadjib.
Peluncuran Reality Check diharapkan menjadi langkah signifikan dalam meningkatkan literasi digital dan melawan penyebaran informasi palsu di Indonesia. FPCI berkomitmen untuk terus berinovasi dalam memerangi disinformasi dan membangun masyarakat yang lebih cerdas dan kritis dalam mengonsumsi informasi.