Gibran Saksikan Peresean, Seni Bela Diri Khas Sasak: Wujud Dukungan Pelestarian Budaya Lokal Lombok
Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka menunjukkan komitmennya terhadap Pelestarian Budaya Lokal Lombok dengan menyaksikan pertunjukan Peresean, seni bela diri kuno yang penuh makna. Simak detail dukungannya!

Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka pada Jumat (1/8) petang menyaksikan pertunjukan Peresean di Lapangan Rembige, Markas Lanud Zainul Abidin Madji (ZAM), Mataram, Nusa Tenggara Barat. Kehadiran beliau merupakan bentuk nyata dukungan terhadap upaya pelestarian budaya lokal Lombok yang kaya. Acara ini juga menjadi bagian penting dari Roadshow Peresean Mendunia.
Kunjungan Gibran di Nusa Tenggara Barat ini sejalan dengan visi Presiden Prabowo Subianto yang telah ditetapkan. Visi tersebut secara eksplisit menekankan pentingnya menjaga serta mengangkat kekayaan budaya Nusantara secara menyeluruh. Dukungan ini diharapkan dapat mendorong pelestarian budaya lokal Lombok yang unik dan otentik.
Masyarakat Lombok menunjukkan antusiasme tinggi menyambut kedatangan Wapres Gibran. Beliau disambut hangat oleh Gubernur NTB Lalu Muhammad Iqbal, Kapolda NTB Irjen Pol Hadi Gunawan, serta Danrem 162/Wira Bhakti Brigjen TNI Moch. Sjasul Arief. Ribuan warga turut serta menyaksikan atraksi Peresean bersama, menunjukkan kecintaan mereka pada warisan budaya. Kegiatan ini juga terintegrasi dalam rangkaian Festival Olahraga Rekreasi Nasional (FORNAS) VIII.
Mengenal Lebih Dekat Peresean, Warisan Budaya Sasak
Peresean adalah seni bela diri tradisional yang menjadi identitas khas Suku Sasak di Lombok, Nusa Tenggara Barat. Pertunjukan ini melibatkan dua petarung laki-laki, yang dikenal sebagai pepadu, yang dipilih secara acak. Mereka saling menyerang menggunakan tongkat rotan atau penjalin, sambil bertahan dengan perisai kulit kerbau yang disebut ende.
Secara historis, Peresean diyakini berawal sebagai ritual adat untuk memohon hujan pada masa lampau, terutama saat musim kemarau panjang. Selain itu, seni bela diri ini juga berfungsi sebagai ajang melatih ketangkasan dan keberanian para pemuda Sasak. Nilai-nilai keberanian dan sportivitas ini masih relevan hingga kini dalam kehidupan masyarakat.
Pertunjukan Peresean ditampilkan dengan sangat atraktif dan memukau di hadapan penonton. Atraksi ini bukan sekadar hiburan semata, melainkan juga simbol kekuatan, sportivitas, dan kehormatan bagi masyarakat Sasak. Keberadaannya membuktikan kekayaan budaya Nusa Tenggara Barat yang patut dilestarikan dan diangkat ke kancah nasional.
Komitmen Gibran dan FORNAS untuk Budaya dan Olahraga Nasional
Selain menyaksikan Peresean, Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka juga secara resmi menutup Festival Olahraga Rekreasi Nasional (FORNAS) VIII. Acara penutupan ini berlangsung pada Jumat (1/8) malam, menandai berakhirnya gelaran olahraga rekreasi terbesar di Indonesia yang telah sukses diselenggarakan.
Penyelenggaraan FORNAS VIII ini sepenuhnya selaras dengan arahan Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, yang telah disampaikan. Presiden Prabowo menekankan pentingnya olahraga sebagai fondasi utama ketahanan nasional yang kuat. Hal ini juga krusial untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia di seluruh negeri melalui aktivitas fisik yang teratur.
Presiden mendorong penguatan serta perluasan olahraga rekreasi ke seluruh lapisan masyarakat, dari perkotaan hingga pedesaan. Tujuannya adalah membentuk bangsa yang sehat, bugar, dan bersatu melalui aktivitas fisik yang menyenangkan. Dukungan terhadap Pelestarian Budaya Lokal Lombok melalui Peresean adalah bagian dari semangat ini.
Inisiatif seperti ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam memadukan pelestarian warisan budaya dengan pengembangan olahraga. Integrasi ini diharapkan dapat memperkuat identitas bangsa serta meningkatkan kesehatan dan kebugaran masyarakat secara menyeluruh. Upaya ini juga membantu memperkenalkan kekayaan budaya Indonesia ke tingkat yang lebih luas.