Gunung Lewotobi Laki-Laki Meletus Dahsyat: Lontarkan Api Pijar dan Abu Vulkanik Setinggi 10 KM!
Gunung Lewotobi Laki-Laki di Flores Timur kembali meletus hebat pada Jumat malam, melontarkan api pijar dan kolom abu setinggi 10 kilometer. Status Awas diberlakukan, warga diimbau waspada.

Gunung Lewotobi Laki-Laki di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, kembali menunjukkan aktivitas vulkanik signifikan. Letusan dahsyat terjadi pada Jumat malam, 1 Agustus, sekitar pukul 20.48 WITA. Peristiwa ini memicu kekhawatiran di kalangan masyarakat sekitar.
Letusan tersebut melontarkan api pijar yang terlihat jelas dari kejauhan. Selain itu, kolom abu vulkanik pekat membumbung tinggi mencapai 10 kilometer dari puncak kawah aktif. Suara gemuruh yang kuat turut terdengar hingga Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Lewotobi Laki-Laki.
Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Muhammad Wafid, mengonfirmasi kejadian ini. Beliau menyatakan bahwa erupsi masih berlangsung saat laporan dikeluarkan. Pihak berwenang segera mengeluarkan imbauan keselamatan bagi warga.
Detail Letusan dan Aktivitas Vulkanik Terkini
Data seismograf mencatat letusan Gunung Lewotobi Laki-Laki dengan amplitudo maksimum 47,3 mm. Durasi letusan tercatat sekitar 3 menit 40 detik, menunjukkan intensitas yang cukup tinggi. Kolom abu vulkanik terpantau berwarna kelabu pekat.
Abu tersebut memiliki intensitas tebal dan condong bergerak ke arah barat serta barat laut. Kondisi ini berpotensi menyebabkan hujan abu di wilayah-wilayah yang terdampak. Suara gemuruh kuat dari letusan terdengar jelas, menambah kewaspadaan warga.
Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Lewotobi Laki-Laki yang berlokasi di Desa Pululera, Kecamatan Wulanggitang, terus memantau aktivitas. Pemantauan ini dilakukan secara intensif untuk mengantisipasi perkembangan lebih lanjut. Informasi terkini selalu disampaikan kepada publik.
Status Awas dan Imbauan Keselamatan
Badan Geologi telah menetapkan status Gunung Lewotobi Laki-Laki pada Level IV atau Awas. Penetapan status ini menandakan bahwa aktivitas vulkanik berada pada tingkat yang sangat tinggi. Warga di sekitar gunung diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan.
Masyarakat tidak diperkenankan melakukan aktivitas dalam radius 6 kilometer dari pusat letusan. Selain itu, radius sektoral barat daya hingga timur laut sejauh 7 kilometer juga harus dihindari. Pembatasan ini bertujuan untuk menjaga keselamatan warga dari potensi bahaya.
Terdapat potensi ancaman banjir lahar dingin apabila terjadi hujan berintensitas tinggi di lereng gunung. Beberapa daerah yang perlu diwaspadai meliputi Dulipali, Padang Pasir, Nobo, Nurabelen, Klatanlo, Hokeng Jaya, Boru, dan Nawakote. Pemerintah daerah diminta berkoordinasi erat dengan Pos PGA dan PVMBG.
Bagi warga yang terdampak hujan abu, penggunaan masker atau penutup hidung dan mulut sangat dianjurkan. Langkah ini penting untuk menghindari gangguan saluran pernapasan akibat paparan abu vulkanik. Kewaspadaan dan kepatuhan terhadap imbauan sangat krusial.