Gunung Lewotobi Laki-laki Erupsi Lagi! Kolom Abu Capai 2.384 Meter
Gunung Lewotobi Laki-laki di Flores Timur, NTT kembali erupsi pada Rabu malam dengan kolom abu mencapai 2.384 meter di atas permukaan laut, status gunung masih siaga.

Gunung Lewotobi Laki-laki di Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) kembali menunjukkan aktivitas vulkaniknya. Pada Rabu malam, 12 Maret 2025, pukul 22:03 WITA, gunung tersebut mengalami erupsi. Erupsi ini menandai peningkatan aktivitas vulkanik setelah erupsi sebelumnya terjadi pada pukul 15.05 WITA di hari yang sama. Peristiwa ini menimbulkan keprihatinan dan kewaspadaan bagi masyarakat sekitar dan pihak berwenang.
Berdasarkan data dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), kolom abu erupsi mencapai ketinggian sekitar 800 meter di atas puncak gunung, atau setara dengan 2.384 meter di atas permukaan laut (mdpl). Abu vulkanik berwarna kelabu dengan intensitas tipis hingga tebal, condong mengarah ke barat laut dan barat. Erupsi terekam pada seismogram dengan amplitudo maksimum 4.4 mm dan durasi bervariasi antara 1 menit 23 detik hingga 1 menit 42 detik, tergantung pada pengamatan.
Pengamat Pos Gunung Api Lewotobi Laki-laki, Herman Yosef Mboro, menyampaikan laporan resmi terkait erupsi tersebut. Ia menekankan bahwa status Gunung Lewotobi Laki-laki masih berada pada Level III atau Siaga. Hal ini menandakan potensi bahaya erupsi susulan masih tinggi dan memerlukan kewaspadaan ekstra dari masyarakat sekitar.
Status Siaga dan Rekomendasi PVMBG
Menyikapi erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki, PVMBG mengeluarkan beberapa rekomendasi penting untuk keselamatan masyarakat. Masyarakat di sekitar gunung dan wisatawan dilarang melakukan aktivitas apa pun dalam radius 5 kilometer dari pusat erupsi. Lebih jauh lagi, aktivitas di sektor barat daya-utara-timur laut dilarang hingga jarak 6 kilometer dari pusat erupsi. Zona berbahaya ini perlu dipatuhi dengan ketat untuk menghindari risiko terkena dampak erupsi.
Selain itu, masyarakat diimbau untuk tetap tenang dan mengikuti arahan dari pemerintah daerah. Penyebaran informasi yang tidak jelas sumbernya perlu dihindari untuk mencegah kepanikan dan kesalahpahaman. Masyarakat juga diminta untuk mewaspadai potensi banjir lahar hujan, terutama di daerah Dulipali, Padang Pasir, Nobo, Klatanlo, Hokengjaya, Boru, dan Nawakote, jika terjadi hujan dengan intensitas tinggi.
Sebagai langkah antisipasi terhadap dampak abu vulkanik, masyarakat diimbau untuk menggunakan masker atau penutup hidung dan mulut untuk melindungi sistem pernapasan dari bahaya abu vulkanik. Langkah ini penting untuk mengurangi risiko gangguan kesehatan akibat menghirup abu vulkanik.
Dampak Erupsi dan Antisipasi Ke Depan
Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki ini kembali mengingatkan kita akan pentingnya kesiapsiagaan menghadapi bencana alam. Meskipun tidak ada laporan korban jiwa hingga saat ini, potensi bahaya yang ditimbulkan oleh erupsi ini tidak bisa dianggap remeh. Masyarakat di sekitar gunung harus selalu waspada dan mengikuti arahan dari pihak berwenang.
Pemerintah daerah dan instansi terkait perlu terus memantau aktivitas Gunung Lewotobi Laki-laki dan memberikan informasi yang akurat dan tepat waktu kepada masyarakat. Sistem peringatan dini yang efektif dan jalur evakuasi yang jelas sangat penting dalam meminimalisir dampak buruk dari erupsi gunung berapi.
Selain itu, edukasi kepada masyarakat tentang mitigasi bencana gunung berapi juga perlu ditingkatkan. Masyarakat harus memahami tanda-tanda awal erupsi dan langkah-langkah yang harus dilakukan untuk menyelamatkan diri. Dengan kesiapsiagaan dan kerjasama yang baik, dampak buruk dari erupsi gunung berapi dapat diminimalisir.
Masyarakat diimbau untuk tetap tenang dan tidak menyebarkan informasi yang belum terverifikasi. Selalu percayakan informasi resmi dari PVMBG dan pemerintah daerah setempat. Keselamatan dan kewaspadaan adalah kunci dalam menghadapi situasi seperti ini.