Gunung Lewotobi Laki-laki Erupsi Dua Kali, Warga Diminta Waspada!
Gunung Lewotobi Laki-laki di Flores Timur, NTT, erupsi dua kali pada Kamis, 20 Maret 2024, dengan kolom abu mencapai 1.884 meter di atas permukaan laut; warga diimbau waspada dan menjauhi radius bahaya.

Gunung Lewotobi Laki-laki di Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), kembali menunjukkan aktivitas vulkaniknya dengan erupsi dua kali pada Kamis, 20 Maret 2024. Erupsi pertama terjadi pukul 07.53 WITA dan erupsi kedua pada pukul 20.26 WITA. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah mengeluarkan keterangan resmi terkait peristiwa ini.
Erupsi pertama tercatat di seismogram dengan amplitudo maksimum 47.3 mm dan durasi sekitar 52 detik. Uniknya, pada erupsi ini tinggi kolom abu tidak teramati. Berbeda dengan erupsi kedua yang menghasilkan kolom abu setinggi kurang lebih 300 meter di atas puncak gunung, atau sekitar 1.884 meter di atas permukaan laut (mdpl). Abu vulkanik berwarna kelabu dengan intensitas tebal teramati condong ke arah utara dan timur laut.
Erupsi kedua terekam dengan amplitudo maksimum 29.6 mm dan durasi sekitar 1 menit 11 detik. PVMBG telah meningkatkan status Gunung Lewotobi Laki-laki ke Level III (Siaga), sehingga tindakan pencegahan dan evakuasi menjadi sangat penting untuk melindungi keselamatan masyarakat sekitar.
Imbauan Waspada Bagi Masyarakat Sekitar
Mengingat status siaga yang ditetapkan, PVMBG mengimbau masyarakat dan pengunjung untuk tidak melakukan aktivitas apa pun dalam radius 5 kilometer dari pusat erupsi. Selain itu, aktivitas di sektor barat daya - timur laut sejauh 6 kilometer juga harus dihindari. "Masyarakat dan pengunjung diimbau untuk tidak melakukan aktivitas apapun dalam radius 5 km dari pusat erupsi dan sektoral barat daya - timur laut sejauh 6 km." demikian imbauan resmi dari PVMBG.
Masyarakat di sekitar Gunung Lewotobi Laki-laki juga dihimbau untuk tetap tenang dan waspada terhadap potensi bahaya lain. Hujan dengan intensitas tinggi berpotensi menyebabkan banjir lahar hujan di sungai-sungai yang berhulu di puncak gunung. Penting untuk selalu mengikuti arahan pemerintah setempat dan tidak menyebarkan atau mempercayai isu-isu yang tidak jelas sumbernya.
Sebagai langkah antisipasi dampak hujan abu vulkanik, masyarakat diimbau untuk menggunakan masker atau penutup hidung dan mulut untuk melindungi sistem pernapasan dari bahaya abu vulkanik. Hal ini penting untuk mencegah gangguan kesehatan akibat paparan abu vulkanik.
Penjelasan Lebih Lanjut Mengenai Erupsi
Data-data yang diperoleh dari seismograf menunjukkan perbedaan karakteristik antara erupsi pertama dan kedua. Meskipun amplitudo erupsi pertama lebih tinggi, namun kolom abu tidak teramati. Hal ini menunjukkan kompleksitas aktivitas vulkanik Gunung Lewotobi Laki-laki yang perlu dipantau secara ketat.
PVMBG terus memantau aktivitas Gunung Lewotobi Laki-laki secara intensif. Data-data yang dikumpulkan akan digunakan untuk memprediksi dan mengantisipasi potensi bahaya erupsi selanjutnya. Kerjasama antara PVMBG dengan pemerintah daerah setempat sangat penting dalam upaya mitigasi bencana dan perlindungan masyarakat.
Masyarakat diharapkan untuk tetap tenang dan mengikuti arahan dari pihak berwenang. Informasi resmi dari PVMBG dan pemerintah daerah setempat harus menjadi rujukan utama, bukan informasi yang tidak terverifikasi.
Peristiwa erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki ini menjadi pengingat pentingnya kesiapsiagaan menghadapi bencana alam. Pengetahuan tentang jalur evakuasi dan langkah-langkah keselamatan sangat penting untuk melindungi diri dan keluarga.
Dengan adanya peningkatan status gunung ke Level III (Siaga), diharapkan masyarakat sekitar dapat lebih waspada dan mengikuti imbauan yang telah dikeluarkan oleh pihak berwenang. Keselamatan dan keamanan masyarakat merupakan prioritas utama dalam situasi seperti ini.
Kesimpulan
Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki pada Kamis, 20 Maret 2024, menjadi peringatan serius bagi masyarakat sekitar untuk tetap waspada dan mengikuti arahan dari pihak berwenang. Pemantauan aktivitas gunung secara intensif terus dilakukan untuk mengantisipasi potensi bahaya lebih lanjut.