Hadi Tjahjanto Dorong Perguruan Karate Perbanyak Kompetisi Internal
Ketua Umum Forki, Hadi Tjahjanto, menekankan pentingnya kompetisi internal bagi perguruan karate untuk pembinaan atlet berprestasi dan organisasi yang sehat, serta memaparkan lima parameter penilaiannya.

Ketua Umum Federasi Olahraga Karate-do Indonesia (Forki), Hadi Tjahjanto, mendorong perguruan karate untuk meningkatkan frekuensi kompetisi internal. Pernyataan ini disampaikan saat beliau menghadiri Musyawarah Nasional (Munas) Ketiga perguruan karate PB Shokaido di Jakarta, Sabtu, 25 Januari 2024. Menurut beliau, kompetisi rutin merupakan kunci untuk mencetak atlet berprestasi dan menandai organisasi perguruan yang sehat.
Hadi Tjahjanto menjelaskan, sebuah perguruan karate yang sehat dan berprestasi harus memenuhi lima kriteria utama. Kriteria ini penting untuk memastikan pembinaan berjalan efektif dan terukur.
Lima Parameter Perguruan Karate yang Sehat:
- Kepengurusan yang Sah: Perguruan harus memiliki kepengurusan yang sah dan sesuai dengan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga (AD/ART) organisasi.
- Pelaksanaan Munas/Kongres: Perguruan wajib menyelenggarakan Munas atau Kongres secara berkala sesuai periode kepengurusan.
- Ujian Kenaikan Tingkat: Pelaksanaan ujian kenaikan tingkat secara rutin menjadi penting untuk mengukur standar prestasi anggota dan daya saing perguruan.
- Kompetisi Internal: Hadi Tjahjanto menekankan perlunya minimal satu kompetisi internal dalam satu periode kepengurusan untuk evaluasi dan pembinaan anggota.
- Rapat Kerja Nasional (Rakernas): Perguruan juga perlu melaksanakan Rakernas minimal satu kali dalam satu periode kepengurusan untuk evaluasi kinerja dan perencanaan pembinaan.
Menurut Hadi Tjahjanto, kompetisi internal berperan sebagai alat evaluasi dan pembinaan yang efektif bagi anggota perguruan. Dengan kompetisi yang berkelanjutan, perguruan dapat mengidentifikasi potensi atlet, mengembangkan strategi pelatihan, serta meningkatkan kualitas secara keseluruhan.
Penerapan lima parameter ini, menurut Hadi Tjahjanto, penting untuk membangun perguruan karate yang profesional dan berdaya saing. Beliau berharap langkah ini dapat berkontribusi pada peningkatan prestasi atlet karate Indonesia di kancah nasional maupun internasional.
Sebagai penutup, Hadi Tjahjanto kembali menegaskan pentingnya pengelolaan organisasi perguruan karate secara profesional. Dengan manajemen yang baik dan terukur, diharapkan perguruan karate Indonesia dapat semakin berkembang dan melahirkan atlet-atlet berprestasi yang mengharumkan nama bangsa.