Harga Babi di Bali Naik, Peternak Tersenyum di Hari Raya Galungan
Harga babi di Bali meningkat signifikan menjelang Hari Raya Galungan dan Kuningan, memberikan keuntungan bagi peternak setelah sebelumnya mengalami kerugian.

Denpasar, 21 April 2025 - Kabar gembira datang bagi peternak babi di Bali. Menjelang Hari Raya Galungan dan Kuningan pada April 2025 ini, harga jual babi mengalami peningkatan signifikan, memberikan angin segar setelah sebelumnya peternak harus menanggung kerugian. Kenaikan harga ini memberikan dampak positif bagi perekonomian peternak babi di Bali, khususnya setelah periode sulit yang mereka alami sebelumnya.
Ketua Gabungan Usaha Peternakan Babi Indonesia (GUPBI) Bali, I Ketut Hari Suyasa, mengumumkan harga babi untuk Hari Raya Galungan tahun ini berkisar antara Rp52.000 hingga Rp55.000 per kilogram berat badan. "Harga per hari kemarin Rp53.000, penetapan yang kami lakukan dan imbau ke desa adat tidak melampaui Rp55.000 sehingga masyarakat tidak terlalu terbebani harga babi," ujarnya dalam keterangan pers di Denpasar.
Kenaikan harga ini dinilai sangat penting karena telah melampaui harga pokok produksi. Sebelumnya, pada Hari Raya Galungan tahun-tahun sebelumnya, harga babi sempat anjlok hingga di bawah Rp40.000 per kilogram, membuat peternak mengalami kerugian besar. Situasi ini tentu berdampak signifikan pada keberlangsungan usaha peternakan babi di Bali.
Harga Pokok Produksi dan Keuntungan Peternak
Menurut Hari Suyasa, harga pokok produksi babi di Bali sekitar Rp42.000 per kilogram. Dengan harga jual saat ini, peternak akhirnya dapat menikmati keuntungan yang layak. "Peternak tidak rugi karena hari ini cukup bagus harga babi, jadi kalau pun ditetapkan harga Rp55.000 peternak tidak akan menanggung kerugian seperti enam bulan yang lalu," jelasnya. Kenaikan harga ini diharapkan dapat mendorong semangat peternak untuk meningkatkan produksi dan menjaga kualitas ternak mereka.
Kesepakatan harga yang ditetapkan bersama desa adat di Bali juga menjadi faktor penting dalam keberhasilan ini. Sebagian besar desa adat sepakat menetapkan harga yang memberikan keuntungan bagi peternak, sekaligus tetap terjangkau bagi masyarakat. Hal ini menunjukkan sinergi yang baik antara peternak dan masyarakat Bali dalam menjaga keseimbangan ekonomi dan tradisi.
GUPBI Bali menyadari pentingnya peran babi dalam budaya Bali, khususnya dalam upacara keagamaan seperti Penampahan Galungan. Dengan harga yang sesuai, diharapkan semangat mepatung (patungan membeli babi untuk upacara) di masyarakat Bali akan kembali meningkat, terutama di Kabupaten Tabanan yang masih kental dengan tradisi tersebut.
Perubahan Tradisi dan Harga di Pasar
Namun, Hari Suyasa juga mengamati adanya pergeseran tradisi mepatung. Semakin banyak masyarakat yang memilih membeli babi potong langsung di pasar daripada bergotong-royong melalui desa adat. Kondisi ini juga mempengaruhi harga jual babi di pasar. GUPBI Bali mencatat harga babi potong di pasar jelang Hari Raya Galungan berkisar antara Rp110.000 hingga Rp120.000 per kilogram.
Perbedaan harga antara babi utuh dan babi potong disebabkan oleh penyusutan berat daging dan hanya dibutuhkan bagian-bagian tertentu dari babi potong. Hal ini menyebabkan harga di pasar menjadi dua kali lipat dibandingkan harga babi utuh. Kondisi ini perlu menjadi perhatian bagi semua pihak agar keseimbangan harga tetap terjaga.
Secara keseluruhan, peningkatan harga babi menjelang Hari Raya Galungan tahun ini memberikan dampak positif bagi peternak babi di Bali. Kesepakatan harga yang dicapai bersama desa adat dan peningkatan kesadaran akan pentingnya menjaga tradisi mepatung diharapkan dapat mendukung keberlanjutan usaha peternakan babi di Bali dan tetap menjaga keseimbangan ekonomi dan budaya.
Meskipun terdapat pergeseran tradisi mepatung ke pembelian langsung di pasar, peningkatan harga ini tetap memberikan dampak positif bagi peternak. Hal ini menunjukkan bahwa upaya bersama antara peternak dan pemerintah daerah dalam menjaga stabilitas harga dan keberlanjutan usaha peternakan babi di Bali telah membuahkan hasil yang positif.