Harga Sembako di NTB Mulai Stabil Jelang MotoGP Mandalika?
Gubernur NTB, Lalu Muhammad Iqbal, mengklaim harga sembako di daerahnya mulai stabil menjelang MotoGP Mandalika, meskipun sempat melonjak tinggi di awal Ramadhan.

Mataram, 15 Maret 2025 - Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB), Lalu Muhammad Iqbal, menyatakan bahwa harga sejumlah barang kebutuhan pokok atau sembako di wilayahnya menunjukkan tren penurunan dan mulai stabil. Pernyataan ini disampaikan di tengah bulan Ramadhan, periode di mana permintaan sembako biasanya meningkat. Kunjungan kerja Gubernur ke Pasar Sengkol dan Pasar Mandalika di Lombok Tengah pada Sabtu lalu menjadi dasar pengamatannya.
Iqbal menjelaskan bahwa komoditas seperti minyak goreng, bawang merah, bawang putih, cabai, ayam, daging, dan telur menunjukkan tanda-tanda stabilisasi harga. Penurunan harga paling signifikan terlihat pada cabai rawit. "Harga sudah mulai stabil, sudah mulai menurun. Cabai (rawit) yang sebelumnya sampai Rp200 ribu per kilogram, sekarang kisaran Rp105 ribu hingga Rp120 ribu per kilogram," ungkap Iqbal.
Stabilisasi harga ini cukup signifikan mengingat harga cabai rawit sempat menyentuh angka tertinggi dalam lima tahun terakhir di awal Ramadhan, melampaui Rp200 ribu per kilogram. Lonjakan harga tersebut disebabkan oleh penurunan stok akibat gagal panen di kalangan petani, berbanding terbalik dengan meningkatnya permintaan konsumen selama bulan puasa.
Pengawasan Harga dan Infrastruktur Pasar
Kunjungan Gubernur Iqbal ke Pasar Sengkol dan Pasar Mandalika tidak hanya berfokus pada pemantauan harga sembako. Ia juga meninjau kondisi infrastruktur kedua pasar tersebut. Di Pasar Sengkol, pedagang mengeluhkan kerusakan atap akibat angin puting beliung dan hujan. Menanggapi hal ini, Gubernur Iqbal menyatakan telah berkoordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah untuk melakukan perbaikan.
Sementara itu, Pasar Mandalika mendapatkan perhatian khusus dari Gubernur. Iqbal berencana melakukan penataan ulang pasar tersebut agar lebih representatif dan sesuai dengan karakteristik sosial masyarakat pedagang. Lokasi pasar yang strategis, dekat dengan Pantai Kuta Mandalika, juga menjadi pertimbangan dalam rencana penataan ini, terutama untuk mendukung sektor pariwisata NTB.
Lebih lanjut, Gubernur menjelaskan bahwa perbedaan harga cabai rawit di tingkat pengepul dan konsumen disebabkan oleh rantai pasok. Cabai rawit yang dibeli langsung dari Pasar Induk Bertais oleh pengepul dihargai Rp105 ribu per kilogram, sedangkan di tingkat konsumen, harga bisa mencapai Rp120 ribu per kilogram. Hal ini menunjukkan adanya selisih harga yang perlu diperhatikan untuk memastikan keadilan bagi semua pihak.
Penataan Pasar Mandalika Jelang MotoGP
Gubernur Iqbal menekankan pentingnya penataan Pasar Mandalika sebelum gelaran MotoGP. "Dalam waktu dekat, sebelum MotoGP, kami tata ulang agar pedagang bisa kembali masuk ke dalam," tegasnya. Penataan ini diharapkan dapat meningkatkan kenyamanan pedagang dan pengunjung pasar, sekaligus mendukung kesuksesan event internasional tersebut.
Secara keseluruhan, kunjungan kerja Gubernur Iqbal ke Pasar Sengkol dan Pasar Mandalika menunjukkan komitmen pemerintah daerah dalam mengawasi stabilitas harga sembako dan meningkatkan infrastruktur pasar. Langkah-langkah yang diambil diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat NTB, khususnya menjelang dan selama berlangsungnya event MotoGP Mandalika.