Hari Desa: Dorong Kemajuan Nasional dari Desa
Peringatan Hari Desa pertama di Indonesia pada 15 Januari 2024 menekankan peran penting desa dalam pembangunan nasional dan menargetkan kemajuan di berbagai sektor, termasuk konektivitas internet, energi, dan pemberdayaan masyarakat.

Indonesia baru saja merayakan Hari Desa pertama pada 15 Januari 2024. Peringatan ini diresmikan melalui Keputusan Presiden Nomor 23 Tahun 2024 yang ditandatangani Presiden Joko Widodo. Langkah ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam mendorong pembangunan dari desa.
Kepres tersebut secara jelas menyatakan pentingnya peran wilayah pedesaan dalam pembangunan nasional. Perayaan Hari Desa bertujuan untuk memperkuat komitmen pembangunan berkelanjutan di desa-desa Indonesia. Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (PDTT), Yandri Susanto, menegaskan bahwa kemajuan desa sangat krusial bagi Indonesia untuk menjadi negara maju dan sejahtera.
Data BPS tahun 2024 menunjukkan bahwa terdapat 84.276 desa di Indonesia, menampung sekitar 73 persen penduduk. Oleh karena itu, memajukan desa menjadi prasyarat keberhasilan nasional. Tema Hari Desa pertama, "Membangun Desa, Membangun Indonesia", menyoroti sejumlah tantangan yang perlu ditangani pemerintah.
Peluncuran peringatan Hari Desa di Subang, Jawa Barat, pada 14 Januari 2024, menyebutkan masih ada 22.544 desa yang belum memiliki akses internet memadai, 2.919 desa tanpa listrik, dan 10.463 desa yang masih tergolong tertinggal dan sangat tertinggal. Anggota DPR, Yanuar Arif Wibowo, mendukung pernyataan tersebut dan menekankan pentingnya perhatian lebih kepada desa sebagai tulang punggung pembangunan.
Dua Belas Rencana Aksi
Untuk mengatasi masalah pedesaan dan mendukung prioritas keenam Presiden Prabowo Subianto yaitu membangun Indonesia dari tingkat desa, Kementerian PDTT telah menyusun 12 rencana aksi. Rencana pertama mencakup revitalisasi Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) untuk mengoptimalkan potensi desa, mendukung petani dan nelayan, serta pengelolaan lumbung pangan dan penyediaan bahan untuk program makanan bergizi gratis. Pelatihan bagi BUMDes pun telah dilakukan.
Rencana aksi kedua fokus pada ketahanan dan swasembada pangan di desa. Pemerintah mewajibkan minimal 20 persen dana desa dialokasikan untuk program ketahanan pangan. Rencana ketiga dan keempat berfokus pada kemandirian desa dalam energi dan air. Rencana kelima menekankan peningkatan kualitas produk BUMDes untuk pasar ekspor.
Rencana keenam bertujuan memberdayakan anak muda di desa melalui kegiatan olahraga, pelatihan vokasi, dan program magang. Rencana ketujuh menyelaraskan program desa dari berbagai instansi pemerintah untuk pemerataan ekonomi dan pengentasan kemiskinan. Rencana kedelapan berupa transformasi digital di desa dan pengembangan desa wisata, dilakukan dengan kolaborasi Kementerian Kominfo dan PUPR.
Anggota DPR, Reni Astuti, mendukung rencana ini dan optimistis akan terwujudnya "desa pintar". Rencana kesembilan mendorong investasi desa dan kerja sama dengan koperasi nasional dan investor asing. Rencana kesepuluh memastikan transparansi dana desa dengan kerja sama Polri, TNI, dan Kejaksaan Agung.
Rencana kesebelas fokus pada ketahanan desa terhadap perubahan iklim dan bencana, sedangkan rencana kedua belas mempercepat pembangunan di desa tertinggal. Penanaman bibit jagung oleh Menteri Susanto di Subang menjadi simbol momentum refleksi tantangan dan peluang di desa.
Kemajuan bangsa erat kaitannya dengan kehidupan pedesaan. Desa bukan hanya wilayah administratif, tetapi bagian tak terpisahkan dari pembangunan nasional. Hari Desa menjadi pengingat bagi semua pihak untuk bersama-sama memajukan desa. Dengan sinergi dan komitmen bersama, desa dapat menjadi katalis kemajuan ekonomi, budaya, dan lingkungan Indonesia.