Hartadinata (HRTA) Dukung Ekosistem Bullion, Targetkan Pertumbuhan Pendapatan 60 Persen
PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) siap dorong ekosistem bullion di Indonesia untuk kurangi impor emas dan raih pertumbuhan pendapatan hingga 60 persen di tahun ini.

PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA), perusahaan manufaktur dan perdagangan perhiasan serta emas batangan, menyatakan komitmennya untuk mendukung penuh ekosistem bullion atau bank emas di Indonesia. Hal ini diungkapkan oleh Direktur Investor Relation Hartadinata Abadi, Thendra Crisnanda, dalam kegiatan media di Jakarta pada Rabu (12/3). Inisiatif ini dilatarbelakangi oleh fakta bahwa Indonesia, sebagai produsen emas terbesar ke-7 dunia dengan produksi rata-rata 130 ton per tahun, justru masih mengimpor emas hingga dua miliar dolar AS per tahun.
Thendra menjelaskan, "Dengan adanya bullion bank, Indonesia dapat mengurangi ketergantungan pada impor emas dan memanfaatkan cadangan emas dalam negeri untuk kepentingan ekonomi nasional" Langkah ini dinilai strategis untuk mendorong pertumbuhan ekonomi domestik dan mengurangi defisit neraca perdagangan. Saat ini, Hartadinata telah berkolaborasi dengan dua pemain utama bank emas di Indonesia, yaitu PT Pegadaian dan PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS), sebagai langkah nyata dalam mendukung ekosistem ini.
Dukungan terhadap ekosistem bullion menjadi salah satu strategi kunci HRTA untuk mencapai target pertumbuhan yang ambisius di tahun ini. Perusahaan menargetkan peningkatan pendapatan hingga 60 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) dan pertumbuhan laba bersih hingga 50 persen yoy. Target ini didasarkan pada kinerja positif perusahaan dalam beberapa tahun terakhir, dengan rata-rata pertumbuhan pendapatan sekitar 26,48 persen per tahun (2017-2023) dan pertumbuhan laba bersih 15,68 persen per tahun dalam periode yang sama.
Strategi Pertumbuhan HRTA dan Target Penjualan
Sebagai bukti kinerja positif, pada September 2024, penjualan emas murni HRTA meningkat 21,08 persen dibandingkan tahun sebelumnya, mencapai 11,42 ton. Harga rata-rata jual juga tumbuh sebesar 17,74 persen, mencapai Rp1.158.491,00. Dengan dukungan terhadap ekosistem bullion, HRTA optimistis volume penjualan emas batangan akan meningkat signifikan. Target penjualan tahun ini dipatok sebesar 20-21 juta ton, meningkat tajam dari 15 ton sebelumnya.
Kontribusi penjualan dari emas batangan merek Emasku mencapai 70 persen dari total penjualan, sementara merek Ardore berkontribusi sekitar 20 persen. Keberhasilan ini menunjukkan kekuatan merek dan kepercayaan konsumen terhadap produk-produk HRTA. Selain fokus pada ekosistem bullion, HRTA juga menerapkan lima strategi lain untuk mencapai target pertumbuhannya.
Strategi tersebut meliputi pembangunan citra merek melalui pemasaran strategis dan inovasi produk, pengembangan desain perhiasan yang lebih autentik, serta upaya mendapatkan sertifikasi London Bullion Market Association (LBMA) untuk produk emas batangan guna meningkatkan daya saing global. HRTA juga akan menjalin sinergi dengan penambang lokal untuk mengamankan pasokan bahan baku berkualitas dan mengembangkan pabrik terintegrasi untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas produk.
Target Ambisius dan Komitmen Jangka Panjang
Target pertumbuhan yang ambisius dari HRTA menunjukkan optimisme perusahaan terhadap prospek industri emas di Indonesia. Dukungan terhadap ekosistem bullion merupakan langkah strategis, tidak hanya untuk pertumbuhan perusahaan, tetapi juga untuk mendorong perkembangan ekonomi nasional dengan mengurangi ketergantungan pada impor emas. Komitmen HRTA untuk berkolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk bank emas dan penambang lokal, menunjukkan pendekatan holistik dalam mencapai tujuan jangka panjangnya.
Dengan strategi yang terintegrasi dan komitmen yang kuat, HRTA siap menghadapi tantangan dan meraih peluang di pasar emas Indonesia yang dinamis. Perusahaan berharap dapat berkontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi nasional melalui inovasi, kualitas produk, dan dukungan terhadap ekosistem bullion yang lebih kuat.