Hilal Tak Terlihat di Papua Barat, Kemenag Serahkan Keputusan Awal Ramadan ke Sidang Isbat
Kemenag Papua Barat melaporkan hilal tidak terlihat dalam pemantauan di Manokwari, Jumat, sehingga keputusan awal Ramadan diserahkan pada sidang isbat Kementerian Agama RI.

Manokwari, 28 Februari 2024 - Kementerian Agama (Kemenag) Provinsi Papua Barat mengumumkan bahwa hilal atau bulan baru tidak terlihat dalam pemantauan yang dilakukan pada Jumat, 28 Februari 2024. Pemantauan rukyatul hilal untuk menentukan awal Ramadan 1446 H ini melibatkan berbagai pihak, termasuk Kanwil Kemenag Papua Barat, Pengadilan Tinggi Agama Papua Barat, Pengadilan Agama Manokwari, dan sejumlah organisasi masyarakat Islam. Lokasi pemantauan berada di Distrik Masni, Manokwari.
Kepala Kanwil Kemenag Papua Barat, Luksen Jems Mayor, menyatakan bahwa hilal tidak terlihat. Kondisi cuaca berawan menghambat proses pengamatan sehingga hasil pemantauan tidak optimal. Hasil pemantauan ini akan dilaporkan ke Kementerian Agama RI di Jakarta sebagai bahan pertimbangan dalam Sidang Isbat untuk menentukan awal Ramadan secara resmi.
Meskipun pemantauan hilal secara visual tidak membuahkan hasil, penentuan awal Ramadan tetap menjadi hal penting bagi umat Islam di Indonesia. Metode hisab yang digunakan ormas-ormas Islam seperti Muhammadiyah, yang berbeda dengan metode rukyat, diakui sebagai bagian dari keberagaman dalam beribadah.
Pemantauan Hilal dan Kriteria Mabims
Ketua Pengadilan Agama Manokwari, Muhammad Syauki, memberikan penjelasan teknis terkait hasil pemantauan. Ia menyebutkan bahwa sudut elongasi hilal di Kabupaten Manokwari mencapai 5,3 derajat dengan ketinggian 3 derajat. Namun, menurut kriteria MABIMS (Menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura) yang digunakan pemerintah Indonesia, ketinggian hilal minimal harus 3 derajat dan elongasi minimal 6,4 derajat. Kedua kriteria ini harus dipenuhi secara kumulatif.
Kondisi ini, menurut Syauki, juga terjadi di hampir seluruh wilayah Papua dan sebagian besar wilayah tengah hingga timur Indonesia. Wilayah-wilayah tersebut menunjukkan ketinggian dan sudut hilal yang hampir sama. Dengan demikian, ketidak terlihatnya hilal di Papua Barat sejalan dengan kondisi di sejumlah wilayah lain di Indonesia.
Kemenag Papua Barat menekankan pentingnya persatuan umat Islam meskipun terdapat perbedaan metode dalam penentuan awal Ramadan. Perbedaan metode, baik rukyat maupun hisab, tidak seharusnya mengurangi semangat kebersamaan dalam menjalankan ibadah.
Kesimpulan
Ketidak terlihatnya hilal di Papua Barat telah dilaporkan kepada Kementerian Agama RI. Keputusan resmi mengenai awal Ramadan 1446 H akan ditentukan melalui Sidang Isbat yang mempertimbangkan laporan dari berbagai wilayah di Indonesia. Meskipun terdapat perbedaan metode penentuan awal Ramadan, Kemenag menekankan pentingnya persatuan dan toleransi antar umat Islam.