Hiswana Migas Bali Usul Kode QR Gantikan NIK untuk Beli Elpiji Subsidi
Hiswana Migas Bali mengusulkan penggunaan kode QR sebagai pengganti NIK untuk pembelian elpiji subsidi, dinilai lebih efisien dan aman dari penyalahgunaan.
Denpasar, 7 Februari 2025 - Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas (Hiswana Migas) Provinsi Bali mengusulkan sistem baru untuk pembelian elpiji bersubsidi. Mereka mengajukan penggunaan kode QR sebagai alternatif pengganti Nomor Induk Kependudukan (NIK) di pangkalan resmi. Inovasi ini diharapkan dapat mempermudah proses transaksi dan mencegah penyalahgunaan.
Kode QR: Solusi Lebih Efisien dan Aman
Ketua Hiswana Migas Bali, Dewa Ananta, menjelaskan alasan di balik usulan tersebut. "Usulan kami menambahkan QR Code sebagai cara transaksi di pangkalan," ujarnya di Denpasar, Jumat lalu. Sistem ini dinilai lebih efisien dan cepat dibandingkan dengan sistem NIK yang rentan terhadap penyalahgunaan. Penggunaan kode QR telah diterapkan sebelumnya untuk pembelian BBM subsidi jenis Pertalite, dan terbukti efektif.
"Kode QR menyimpan data penting, termasuk identitas konsumen dan status penerima subsidi," tambah Ananta. Dengan sistem ini, konsumen sasaran, seperti rumah tangga miskin, usaha mikro, petani, dan nelayan, cukup menunjukkan kode QR mereka kepada petugas pangkalan untuk dipindai. Proses verifikasi pun menjadi lebih ringkas dan akurat.
Infrastruktur dan Investasi
Namun, implementasi sistem ini membutuhkan persiapan infrastruktur. Pangkalan-pangkalan elpiji perlu dilengkapi dengan alat pembaca kode QR. Dewa Ananta menekankan pentingnya koordinasi dan investasi untuk menyediakan peralatan tersebut di seluruh pangkalan di Bali. Kerja sama antara Hiswana Migas, Pertamina, dan pemerintah daerah akan sangat krusial dalam tahap ini.
Pasokan Elpiji di Bali Normalisasi
Sementara itu, Pertamina Patra Niaga melaporkan bahwa penjualan elpiji tiga kilogram di Bali telah kembali normal setelah sempat mengalami kendala selama masa transisi distribusi pada 1 Februari 2025. Antrean panjang yang sempat terjadi kini telah teratasi. Pertamina telah menambah pasokan sebanyak 8.400 tabung elpiji subsidi ukuran tiga kilogram di Bali untuk mengantisipasi peningkatan kebutuhan.
Tambahan pasokan ini sekitar 13,6 persen dari total penyaluran harian di Bali yang mencapai 61.600 tabung. Ahad Rahedi, Manajer Komunikasi, Relasi dan CSR Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Timur, Bali dan Nusa Tenggara, menjelaskan bahwa tambahan alokasi tersebut, setara 25,2 metrik ton elpiji melon, difokuskan untuk masyarakat miskin di Kabupaten Badung, Kota Denpasar, dan Kabupaten Gianyar.
Ketahanan Stok Elpiji di Bali
Ahad Rahedi memastikan ketahanan stok elpiji subsidi di sembilan kabupaten/kota di Bali cukup aman, mencapai sekitar 604 metrik ton atau setara 201.202 tabung elpiji melon subsidi. Hal ini menunjukkan kesiapan Pertamina dalam memenuhi kebutuhan masyarakat akan elpiji subsidi. Pemerintah daerah juga berperan penting dalam mengawasi distribusi dan memastikan elpiji subsidi tepat sasaran.
Harga Eceran Tertinggi (HET) LPG ukuran tiga kilogram tetap sebesar Rp18.000 per tabung, sesuai Surat Keputusan Gubernur Bali Nomor 63 Tahun 2022. Dengan adanya usulan sistem kode QR ini, diharapkan distribusi elpiji subsidi di Bali akan semakin efisien, transparan, dan tepat sasaran.
Kesimpulan
Usulan Hiswana Migas Bali untuk mengganti NIK dengan kode QR dalam pembelian elpiji subsidi merupakan langkah inovatif yang patut dipertimbangkan. Sistem ini berpotensi meningkatkan efisiensi, keamanan, dan mencegah penyalahgunaan. Namun, implementasinya membutuhkan koordinasi dan investasi yang matang dari berbagai pihak terkait. Pertamina juga memastikan pasokan elpiji di Bali dalam kondisi aman dan terkendali.