Hun Sen: Arsitek Perdamaian Kamboja, Warisan Abadi bagi ASEAN
Sekjen ASEAN puji kepemimpinan Hun Sen yang berhasil membawa Kamboja dari konflik menuju perdamaian dan pembangunan, ditandai kunjungan resmi ke Indonesia.

Jakarta, 5 Mei 2025 – Sekretaris Jenderal ASEAN, Kao Kim Hourn, memberikan pujian tinggi kepada mantan Perdana Menteri Kamboja, Hun Sen, atas keberhasilannya mengubah Kamboja dari negara yang dilanda konflik menjadi negara yang damai, stabil, dan berkembang pesat. Pernyataan tersebut disampaikan dalam sambutan peringatan 26 tahun aksesi Kamboja ke ASEAN di Jakarta. Kunjungan Hun Sen ke Indonesia, yang kini menjabat sebagai Presiden Senat Kamboja, juga menjadi sorotan utama acara tersebut.
Kao Kim Hourn menekankan kepemimpinan Hun Sen selama hampir empat dekade telah meletakkan dasar kokoh bagi perdamaian dan stabilitas Kamboja. Pengunduran dirinya pada Agustus 2023, yang berlangsung secara damai, meninggalkan warisan berharga berupa kemajuan dan transformasi yang abadi bagi negara tersebut. Kunjungan Hun Sen ke Indonesia, selain untuk merayakan 26 tahun keanggotaan Kamboja di ASEAN, juga untuk menjadi pembicara tamu dalam forum diskusi mengenai resolusi konflik di kawasan yang diselenggarakan oleh Economic Research Institute for ASEAN and East Asia (ERIA).
Kunjungan resmi Hun Sen ke Indonesia pada 5-7 Mei 2025 ini mendapat sambutan hangat dari pemerintah Indonesia. Hal ini menunjukkan pentingnya hubungan bilateral Indonesia-Kamboja dan komitmen bersama untuk perdamaian dan stabilitas regional. Selain itu, kunjungan ini juga menjadi kesempatan untuk membahas berbagai kerjasama bilateral yang saling menguntungkan kedua negara.
Kerja Sama Indonesia-Kamboja: Memperkuat Kemitraan Strategis
Dalam keterangan persnya, Kementerian Luar Negeri RI menjelaskan berbagai bentuk kerja sama yang terjalin antara Indonesia dan Kamboja. Kerja sama tersebut mencakup berbagai sektor, mulai dari pertahanan, penegakan hukum, hingga ekonomi. Indonesia, melalui berbagai program, aktif mendukung pembangunan kapasitas militer Kamboja, termasuk pelatihan dan pertukaran personel militer.
Komitmen Indonesia terhadap Kamboja juga terlihat dari bantuan hibah senjata dan amunisi senilai 500 ribu dolar AS (sekitar Rp8,1 miliar) pada tahun 2024. Potensi kerja sama di bidang industri pertahanan juga terus dieksplorasi kedua negara. Selain itu, kerja sama dalam penegakan hukum difokuskan pada upaya mengatasi kejahatan transnasional, seperti online scam dan penyalahgunaan obat-obatan, baik dalam kerangka bilateral maupun regional ASEAN.
Di bidang ekonomi, kedua negara sepakat untuk meningkatkan ketahanan pangan melalui penguatan rantai pasok makanan. Investasi di bidang infrastruktur pertanian, seperti penggilingan padi dan pergudangan, menjadi fokus utama. Nilai perdagangan bilateral Indonesia-Kamboja juga terus meningkat secara signifikan dalam lima tahun terakhir, dan kesepakatan perluasan akses produk farmasi, makanan dan minuman, serta otomotif semakin memperkuat hubungan ekonomi kedua negara.
Wawasan dari Hun Sen: Perdamaian dan Pembangunan
Selama kunjungannya, Hun Sen dijadwalkan bertemu dengan Presiden RI Prabowo Subianto, Ketua DPR, dan DPD. Ia juga akan melakukan pertemuan bisnis dengan para pengusaha dari kedua negara. Pertemuan-pertemuan ini diharapkan dapat memperkuat kerja sama dan membuka peluang investasi baru. Kunjungan Hun Sen ini menjadi bukti nyata komitmen Kamboja dalam mempererat hubungan dengan Indonesia dan negara-negara ASEAN lainnya.
“Kepemimpinan Hun Sen telah membawa Kamboja dari kehancuran menuju perdamaian dan pembangunan,” kata Kao Kim Hourn. Pernyataan ini merefleksikan pandangan luas mengenai kontribusi Hun Sen bagi Kamboja dan ASEAN. Kunjungannya ke Indonesia menjadi momentum penting untuk memperingati 26 tahun keanggotaan Kamboja di ASEAN dan sekaligus menegaskan komitmen bersama dalam menjaga perdamaian dan stabilitas regional.
Dalam konteks regional, keberhasilan Kamboja di bawah kepemimpinan Hun Sen menjadi contoh inspiratif bagi negara-negara lain di kawasan ASEAN. Pengalaman Kamboja dalam membangun perdamaian dan stabilitas dapat dipelajari dan diterapkan untuk mengatasi berbagai tantangan yang dihadapi oleh negara-negara ASEAN lainnya.
Kesimpulannya, kunjungan Hun Sen ke Indonesia bukan hanya sekadar kunjungan kenegaraan, melainkan juga menjadi simbol dari hubungan bilateral yang kuat dan komitmen bersama untuk perdamaian, stabilitas, dan pembangunan berkelanjutan di kawasan ASEAN. Warisan perdamaian yang ditinggalkan Hun Sen di Kamboja menjadi inspirasi bagi seluruh negara anggota ASEAN.