IAI Gunakan Karya Han Awal untuk Pedoman Konservasi Bangunan Tua Jakarta
Ikatan Arsitektur Indonesia (IAI) sepakat menggunakan karya mendiang Han Awal sebagai pedoman konservasi bangunan tua di Jakarta, menghargai kontribusinya dalam pelestarian bangunan bersejarah.

Karya Almarhum Han Awal Jadi Acuan Konservasi Bangunan Bersejarah Jakarta
Ikatan Arsitektur Indonesia (IAI) resmi mengadopsi karya-karya mendiang Han Awal sebagai pedoman dalam upaya konservasi bangunan tua di Jakarta. Pengumuman ini disampaikan dalam sebuah diskusi daring yang melibatkan IAI, Majalah Asri, dan Kenari Djaja pada Jumat lalu (17/1). Keputusan ini diapresiasi luas mengingat kontribusi besar Han Awal dalam pelestarian warisan arsitektur Indonesia.
Mengapa Karya Han Awal Penting?
Menurut kurator karya arsitektur, Adelia Andani, catatan mendetail Han Awal tentang bangunan-bangunan tua Jakarta menjadikannya sumber referensi berharga. Ia mencatat dengan cermat detail bangunan, sehingga para arsitek memiliki panduan akurat saat melakukan pemugaran. Contohnya, proyek pemasangan pendingin udara di Gereja Katedral yang berhasil dilakukan tanpa merusak estetika bangunan menjadi bukti nyata keahliannya.
Bagaimana Han Awal Melakukan Konservasi?
Han Awal, seorang ahli arsitektur yang mendalami bangunan peninggalan Belanda, memahami seluk-beluk Gedung Bank Indonesia, Museum Arsip Nasional, Gereja Imanuel, Gereja Katedral, dan banyak bangunan bersejarah lainnya. Keahliannya dalam mengintegrasikan teknologi modern ke dalam bangunan tua tanpa merusak nilai sejarahnya patut dicontoh. Pemasangan mesin pendingin di Gereja Katedral menjadi bukti nyata pendekatannya yang inovatif dan bertanggung jawab.
Warisan Berharga untuk Generasi Muda
Dedikasi Han Awal tidak hanya terlihat dalam karyanya, tetapi juga dalam upaya-upaya pendidikan. Ia mendirikan Pusat Dokumentasi Arsitektur untuk para arsitek muda, serta aktif mengajar di beberapa universitas ternama. Komitmennya terhadap konservasi bahkan membuahkan penghargaan bergengsi 'International Award of Exellence UNESCO Asia Pasific Heritage' atas dedikasinya di Museum Arsip Nasional. Partisipasinya dalam proyek pembangunan Gedung Conefo (kini Komplek DPR/MPR RI) juga menambah panjang daftar prestasinya.
Dukungan dari Para Ahli
Diskusi daring tersebut dihadiri oleh berbagai kalangan, termasuk arsitek, desainer interior, akademisi, pelaku konstruksi, dan pencinta bangunan tua dari seluruh Indonesia. Arsitek Sonny Sutanto, salah satu pembicara, mendukung penuh penggunaan karya Han Awal sebagai pedoman. Ia menekankan pentingnya modernisasi yang tetap menghormati nilai sejarah dan keindahan bangunan.
Kesimpulan
Penggunaan karya Han Awal sebagai pedoman konservasi bangunan tua di Jakarta merupakan langkah tepat. Keahlian dan dedikasi beliau dalam pelestarian warisan arsitektur Indonesia patut dihargai dan ditiru. Hal ini diharapkan dapat menghasilkan pemugaran bangunan yang bertanggung jawab, menjaga nilai sejarah, dan keindahan bangunan tua untuk generasi mendatang. IAI telah mengambil langkah yang tepat untuk memastikan kelestarian bangunan-bangunan bersejarah Jakarta.