IESR Inisiasi Komunitas untuk Percepat Pembangunan Hidrogen Hijau di Indonesia
Institute for Essential Services Reform (IESR) membentuk Komunitas Hidrogen Hijau Indonesia (KH2I) untuk mempercepat pengembangan energi terbarukan dan mengurangi ketergantungan pada energi fosil.

Jakarta, 27 Maret 2024 - Institute for Essential Services Reform (IESR) meluncurkan sebuah inisiatif strategis untuk mendorong pengembangan energi terbarukan di Indonesia, khususnya hidrogen hijau. Langkah ini diwujudkan melalui pembentukan Komunitas Hidrogen Hijau Indonesia (KH2I). Inisiatif ini bertujuan untuk membangun ekosistem yang mendukung transisi energi rendah karbon dan memanfaatkan hidrogen hijau sebagai sumber energi berkelanjutan. Pembentukan KH2I diharapkan dapat menjawab tantangan biaya produksi hidrogen hijau yang masih tinggi dan mempercepat adopsi teknologi ini di Indonesia.
Direktur Eksekutif IESR, Fabby Tumiwa, menjelaskan bahwa produksi hidrogen hijau akan mempercepat pembangunan pembangkit energi terbarukan. Lebih lanjut, ia menekankan peran penting hidrogen hijau dalam mitigasi emisi di sektor-sektor yang sulit mengurangi emisi, seperti industri berat dan transportasi jarak jauh. "Produksi hidrogen hijau akan mempercepat pembangunan pembangkit energi terbarukan dan mendukung strategi mitigasi di sektor-sektor pengguna yang tingkat emisi sulit ditekan, seperti industri berintensitas energi tinggi dan transportasi jarak jauh," ujar Fabby dalam keterangan resminya.
Meskipun potensi hidrogen hijau sangat besar, tantangan utama tetap ada. Biaya produksi hidrogen hijau masih sangat tinggi, berkisar antara 3,8 hingga 12 dolar AS per kg. Angka ini empat kali lipat lebih mahal dibandingkan hidrogen abu-abu yang dihasilkan dari gas alam. Namun, investasi global dalam hidrogen hijau menunjukkan tren positif, meningkat pesat dari 10 miliar dolar AS pada 2020 menjadi 75 miliar dolar AS pada 2024. Hal ini menunjukkan potensi besar hidrogen hijau sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi sekaligus solusi untuk mengurangi ketergantungan pada energi fosil.
Komunitas Hidrogen Hijau Indonesia: Kolaborasi untuk Akselerasi
KH2I dibentuk sebagai wadah kolaborasi bagi berbagai pemangku kepentingan. Komunitas ini akan menjadi tempat bertemunya akademisi, industri, dan pemerintah untuk bersama-sama mempercepat riset, pengembangan regulasi, dan aplikasi teknologi produksi hidrogen hijau. Erina Mursanti, Manajer Proyek Green Energy Transition Indonesia (GETI), menjelaskan peran KH2I dalam mempercepat adopsi hidrogen hijau. "KH2I berfokus membangun jejaring para ahli dan penggiat hidrogen hijau, inisiasi riset untuk penguatan kebijakan dan regulasi, dan aplikasi teknologi produksi hidrogen hijau. Selain itu, meningkatkan pemahaman pemangku kepentingan dan masyarakat melalui penyediaan informasi," jelas Erina.
KH2I akan berperan penting dalam menyediakan informasi terkini, membangun jejaring para ahli, dan menginisiasi kajian kebijakan yang mendukung pengembangan hidrogen hijau. Komunitas ini diharapkan dapat menjadi pusat pengetahuan dan kolaborasi untuk mengatasi tantangan dan mempercepat adopsi teknologi hidrogen hijau di Indonesia.
IESR sendiri telah merumuskan enam langkah strategis untuk mempercepat pengembangan ekosistem hidrogen hijau. Langkah-langkah tersebut meliputi perumusan strategi nasional, penetapan kebijakan yang meningkatkan daya saing harga, dan pembangunan sistem sertifikasi dan pelacakan asal-usul hidrogen hijau untuk memastikan transparansi pasar internasional. Langkah-langkah ini menunjukkan komitmen IESR dalam mendorong pengembangan hidrogen hijau yang berkelanjutan dan transparan.
Dukungan Pemerintah dan Prospek Masa Depan
Pemerintah Indonesia juga menunjukkan komitmennya dalam pengembangan hidrogen hijau. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sedang menyusun peta jalan hidrogen dan amonia nasional yang dijadwalkan diluncurkan pada April 2025 dalam acara Global Hydrogen Ecosystem Summit (GHES). Peta jalan ini akan mencakup strategi implementasi, rencana aksi, serta sistem evaluasi dan pengawasan.
Koordinator Pelayanan dan Pengawasan Usaha Aneka Energi Baru Terbarukan Kementerian ESDM, Muhamad Alhaqurahman Isa, menegaskan pentingnya roadmap ini dalam memberikan arah dan pedoman yang jelas bagi pengembangan hidrogen hijau di Indonesia. Roadmap tersebut akan menjadi acuan bagi semua pemangku kepentingan dalam upaya mewujudkan target pengembangan hidrogen hijau di Indonesia.
Sebagai bentuk dukungan terhadap pengembangan hidrogen hijau, IESR turut mensponsori pelaksanaan GHES 2025. Pada acara tersebut, IESR akan mempresentasikan temuan dan pandangannya mengenai ekosistem hidrogen hijau di Indonesia, serta berkontribusi dalam diskusi dan kolaborasi internasional di bidang ini.
Dengan berbagai inisiatif dan kolaborasi yang dilakukan, pengembangan hidrogen hijau di Indonesia diharapkan dapat berjalan lebih cepat dan efisien. Hal ini akan berkontribusi pada upaya Indonesia dalam mencapai target energi terbarukan dan mengurangi emisi gas rumah kaca.