IHSG Anjlok, OCBC NISP Tetap Fokus Jaga Kinerja Positif
Meskipun IHSG sempat anjlok dan terjadi trading halt, OCBC NISP tetap optimis dan fokus menjaga kinerja positif serta pertumbuhan berkelanjutan.

Jakarta, 20 Maret 2024 - PT Bank OCBC NISP Tbk (OCBC) menegaskan komitmennya untuk mempertahankan kinerja yang baik dan pertumbuhan berkelanjutan, meskipun pasar saham Indonesia belakangan ini mengalami tekanan. Anjloknya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Selasa, 18 Maret 2024, bahkan sempat memicu penghentian sementara perdagangan (trading halt) di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Presiden Direktur OCBC, Parwati Surjaudaja, dalam paparan publik tahunan di OCBC Tower, Jakarta, Kamis, 20 Maret 2024, menyatakan, "Kami lebih fokus untuk memastikan kinerja tetap baik, terus tumbuh, terus bisa menghasilkan kinerja yang positif dan berkesinambungan, dan senantiasa menyampaikan berbagai komunikasi yang memang diperlukan." Pernyataan ini menekankan strategi perusahaan dalam menghadapi volatilitas pasar.
Sebagai bank yang telah beroperasi lama di Indonesia, OCBC NISP telah melewati berbagai krisis ekonomi, termasuk krisis 1998 dan 2008. Pengalaman ini membentuk strategi perusahaan untuk menghadapi tantangan ekonomi dengan menjaga kinerja yang berkesinambungan dan menerapkan prinsip kehati-hatian.
Kinerja Keuangan OCBC NISP yang Kuat
OCBC NISP menunjukkan kinerja keuangan yang solid. Rasio loan to deposit ratio (LDR) pada 2024 tercatat 81,82 persen, menunjukkan kecukupan likuiditas. Kualitas penyaluran kredit juga terjaga dengan baik, ditunjukkan oleh rasio non-performing loan (NPL) gross 1,55 persen dan net 0,56 persen. Parwati menambahkan, "Jadi kembali lagi, kami yakini bahwa kalau misalnya posisi kami sudah baik, pasti masih banyak pemain-pemain usaha yang baik yang membutuhkan modal (untuk penyaluran kredit). Bahkan, biasanya (saat kondisi ekonomi sulit) adalah waktu terbaik untuk kita bisa masuk ke pasar."
Direktur OCBC, Johanes Husin, menilai risiko pasar memang volatile, namun masih dalam rentang yang sehat berkat likuiditas dan intervensi regulator yang efektif. "Kalau lihat mundur ke belakang bahwa semua keputusan-keputusan yang diambil regulator serta Bank Indonesia terkait suku bunga, mempertahankan nilai tukar, itu sangat efektif. Likuiditas juga sangat terjaga dengan baik," ujar Johannes.
OCBC NISP juga aktif berkolaborasi dengan regulator untuk menjaga stabilitas pasar. Hal ini menunjukkan komitmen perusahaan dalam menjaga kepercayaan investor dan stabilitas sistem keuangan.
Pertumbuhan Positif di Tengah Volatilitas Pasar
Meskipun pasar saham mengalami tekanan, IHSG pada Kamis sore ditutup menguat 70,01 poin atau 1,11 persen ke posisi 6.381,67, didorong oleh saham-saham sektor teknologi. Meskipun sebagian besar saham bank besar sempat berada di zona merah, saham-saham seperti PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan OCBC NISP sendiri telah kembali ke zona hijau.
OCBC (NISP) mencatat kenaikan harga saham sebesar 2,70 persen dalam sepekan terakhir, dan pada penutupan perdagangan Kamis, NISP naik 3,91 persen ke level Rp1.330 per saham. Kinerja positif ini menunjukkan kepercayaan investor terhadap fundamental perusahaan yang kuat.
Pada tahun 2024, OCBC membukukan pertumbuhan laba bersih sebesar 19 persen year on year (yoy) menjadi Rp4,9 triliun, dengan return on equity (ROE) naik menjadi 13 persen. Total kredit tumbuh 11 persen yoy mencapai Rp170,5 triliun, dan total simpanan nasabah (DPK) meningkat 13 persen yoy menjadi Rp205,9 triliun. Ketahanan modal juga terjaga dengan baik, ditunjukkan oleh capital adequacy ratio (CAR) sebesar 23,6 persen.
Secara keseluruhan, kinerja keuangan OCBC NISP yang kuat dan strategi perusahaan yang fokus pada kinerja berkelanjutan menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghadapi tantangan pasar dan tetap tumbuh secara positif.