Indonesia Berpotensi Jadi Pusat Pelayaran Kapal Pesiar Global
Wakil Menteri Pariwisata RI, Ni Luh Puspa, optimistis Indonesia dapat menjadi pusat kapal pesiar global berkat kemajuan infrastruktur maritim dan meningkatnya kunjungan wisatawan mancanegara ke Bali.

Apa, Siapa, Di mana, Kapan, Mengapa, dan Bagaimana? Wakil Menteri Pariwisata RI, Ni Luh Puspa, pada Jumat (1/3) lalu di Pelabuhan Benoa, Bali, menyatakan optimisme Indonesia untuk menjadi pusat kapal pesiar global. Hal ini didorong oleh peningkatan infrastruktur maritim dan kebijakan pemerintah yang mendukung sektor ini. Peningkatan jumlah kunjungan kapal pesiar ke Pelabuhan Benoa menjadi bukti nyata potensi tersebut. Pemerintah berharap dapat berkolaborasi dengan operator kapal pesiar internasional untuk menjadikan Indonesia sebagai home port.
Potensi ini muncul karena Indonesia memiliki keanekaragaman hayati laut yang melimpah, mencapai 75 persen dari keanekaragaman hayati laut dunia. Hal ini menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang tertarik dengan wisata bahari. Dengan adanya peningkatan infrastruktur dan kebijakan yang mendukung, Indonesia menargetkan peningkatan kunjungan wisatawan mancanegara.
Target kunjungan wisatawan mancanegara pada tahun 2025 adalah 14,6 juta hingga 16 juta orang. Untuk mencapai target tersebut, kolaborasi antar sektor, termasuk pemerintah daerah seperti Bali, sangat diperlukan. Bali sendiri telah mencatatkan peningkatan signifikan kunjungan wisatawan mancanegara, mencapai 6,3 juta pada tahun 2024, meningkat 20,1 persen dibandingkan tahun 2023.
Pelabuhan Benoa: Pendorong Utama Pariwisata Maritim
Salah satu pelabuhan yang mendukung pariwisata kapal pesiar adalah Pelabuhan Benoa di Bali. Pelabuhan ini terus meningkatkan fasilitasnya untuk mengakomodasi kapal pesiar berukuran besar. Keunggulan Pelabuhan Benoa terletak pada kedalaman kolam dan salurannya yang mencapai minus 12 low water spring (LWS), serta dermaga sepanjang 500 meter. Hal ini memungkinkan kapal pesiar besar untuk bersandar dengan aman.
Pada tahun 2024, Pelabuhan Benoa melayani 59 kapal pesiar, meningkat dibandingkan tahun 2023 yang hanya 48 kapal. Pada tahun ini, diperkirakan akan ada 77 kunjungan kapal pesiar. Keberhasilan Pelabuhan Benoa melayani tiga kapal pesiar jumbo secara bersamaan minggu lalu semakin memperkuat potensi ini.
"Kami berharap dapat berkolaborasi dengan operator kapal pesiar global untuk menjadikan Indonesia sebagai home port untuk kapal pesiar internasional," ujar Wakil Menteri Puspa. Pemerintah berkomitmen untuk terus meningkatkan infrastruktur maritim dan menyiapkan kebijakan yang progresif untuk mewujudkan visi ini.
Potensi Wisata Bahari di Indonesia
Indonesia memiliki potensi besar dalam sektor pariwisata maritim, tidak hanya di Bali. Labuan Bajo dan Raja Ampat juga menjadi destinasi wisata bahari yang menarik minat wisatawan mancanegara. Ketiga lokasi tersebut menawarkan keindahan alam bawah laut yang menakjubkan dan beragam aktivitas wisata bahari.
Dengan kontribusi Bali yang mencapai 45 persen dari total kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia pada tahun 2024 (sekitar 13,8 juta kunjungan), Indonesia memiliki fondasi yang kuat untuk mengembangkan sektor pariwisata maritimnya. Peningkatan jumlah kunjungan ini menunjukkan kepercayaan wisatawan terhadap daya tarik dan keamanan destinasi wisata di Indonesia.
Keberhasilan ini juga didukung oleh komitmen pemerintah dalam mengembangkan infrastruktur dan kebijakan yang mendukung sektor pariwisata. Kolaborasi yang erat antara pemerintah pusat dan daerah menjadi kunci keberhasilan dalam mencapai target kunjungan wisatawan mancanegara.
Indonesia, dengan keanekaragaman hayati lautnya yang luar biasa, siap untuk mengambil peran penting dalam industri pelayaran kapal pesiar global. Dengan peningkatan infrastruktur dan kebijakan yang tepat, Indonesia berpotensi menjadi destinasi wisata bahari unggulan di dunia.