Indonesia Dorong Investasi EBT: Tantangan Besar, Potensi Menggiurkan
Wakil Menteri Investasi mendorong investasi besar-besaran di Energi Baru Terbarukan (EBT) Indonesia, meskipun berisiko tinggi, mengingat potensi EBT mencapai 3.700 gigawatt.

Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi, Todotua Pasaribu, menyerukan Indonesia untuk berani mengambil langkah besar dalam investasi Energi Baru Terbarukan (EBT). Pernyataan ini disampaikan di Jakarta pada Kamis lalu, menekankan pentingnya investasi EBT bagi masa depan Indonesia, meskipun dihadapkan pada tantangan dan risiko yang signifikan. Hal ini sejalan dengan konsep 'Danantara' yang menekankan kemandirian investasi nasional, seperti yang telah ditetapkan oleh Presiden RI.
Pasaribu mengakui bahwa investasi di sektor EBT memang memiliki risiko tinggi, membutuhkan teknologi canggih, dan investasi modal yang besar. Namun, ia yakin potensi keuntungannya jauh lebih besar. Indonesia, khususnya, memiliki potensi panas bumi yang sangat besar, menempati peringkat kedua dunia dalam hal cadangan geotermal. "Kita meyakini hal ini karena hampir sebagian besar wilayah Indonesia dilalui oleh garis gunung berapi," kata Pasaribu.
Indonesia memiliki total potensi EBT mencapai 3.700 gigawatt, namun baru 14,4 gigawatt (sekitar 0,39 persen) yang termanfaatkan. Rendahnya angka pemanfaatan ini menjadi tantangan besar yang harus segera diatasi. Pasaribu menegaskan bahwa transisi ke energi terbarukan merupakan suatu keharusan ('is a must') dalam menghadapi tren global saat ini dan masa depan.
Potensi EBT Indonesia: Geotermal dan Lainnya
Indonesia memiliki potensi energi terbarukan yang sangat besar, terutama di sektor panas bumi (geotermal). Dengan cadangan geotermal terbesar kedua di dunia, Indonesia memiliki peluang emas untuk mengembangkan sektor ini. Potensi ini tersebar di berbagai wilayah Indonesia, didukung oleh kondisi geografis yang unik.
Selain geotermal, Indonesia juga memiliki potensi besar dari energi surya. Data menunjukkan potensi EBT Indonesia secara keseluruhan mencapai 3.700 gigawatt, angka yang sangat signifikan dan menjanjikan bagi investasi jangka panjang. Namun, pemanfaatannya masih sangat rendah, hanya sekitar 0,39 persen dari total potensi.
Menteri Investasi dan Hilirisasi, Rosan Roeslani, juga turut mendorong investasi di sektor EBT. Ia mengajak delegasi pengusaha dari Prancis untuk berinvestasi di Indonesia, menekankan besarnya potensi EBT yang belum termanfaatkan. Rosan menyebutkan potensi EBT Indonesia mencapai 3.700 gigawatt, dengan potensi geotermal mencapai 23 gigawatt, terbesar di dunia.
Tantangan dan Peluang Investasi EBT
Meskipun potensi EBT Indonesia sangat besar, investasi di sektor ini tetap dihadapkan pada tantangan. Investasi modal yang besar, risiko tinggi, dan kebutuhan teknologi canggih merupakan beberapa kendala yang perlu diatasi. Pemerintah perlu menyediakan insentif dan dukungan yang memadai untuk menarik investor dan mendorong pengembangan sektor EBT.
Di sisi lain, peluang investasi di sektor EBT sangat menjanjikan. Tingginya potensi EBT, dukungan pemerintah, dan tren global menuju energi terbarukan menciptakan lingkungan yang kondusif bagi investor. Investasi di sektor ini tidak hanya memberikan keuntungan finansial, tetapi juga berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan dan pengurangan emisi karbon.
Pemerintah Indonesia perlu terus berupaya menciptakan iklim investasi yang lebih baik, termasuk penyederhanaan regulasi dan pengurangan hambatan birokrasi. Dengan demikian, Indonesia dapat menarik lebih banyak investasi asing dan domestik untuk mengembangkan sektor EBT dan mencapai target pemanfaatan energi terbarukan yang lebih tinggi.
Kesimpulannya, investasi di sektor EBT di Indonesia merupakan langkah penting untuk masa depan. Meskipun penuh tantangan, potensi keuntungannya sangat besar dan sejalan dengan upaya global untuk mengurangi ketergantungan pada energi fosil dan mencapai target pembangunan berkelanjutan. Pemerintah dan sektor swasta perlu bekerja sama untuk mengatasi tantangan dan memaksimalkan peluang yang ada.